jelous?

93 11 0
                                    

Rachel berangkat ke sekolah dengan langkah gontai,moodnya benar-benar hancur sejak kemaren ia melihat Olivia dengan laki-laki lain,dan yang paling buruk untuk hari ini adalah Rachel dan teman-temannya kedatangan tamu tidak di undang yang datang dari SMA Garuda.

"Cell,gawat...si Barka ngajak tawuran di rukos deket sekolah kita"(rumah kosong)
Ucap Faris yang datang tiba-tiba menghampiri Rachel dan Naufal.

"Bangsat!!! Fal,panggil yang lain. Kita kumpul di gudang sekarang"
Titah Rachel dengan wajah merah padam. Naufal yang mengerti segera berlari keluar kelas untuk memanggil temannya yang lain.

Saat kedua sahabatnya pergi,sebuah pesan masuk ke ponselnya,Rachel segera membaca pesan tersebut.

"Datang sendiri,atau Vina akan kehilangan sesuatu yang sangat dia jaga"

From: +0823xxxxxxxx

"Pengecut!!!"
Umpat Rachel lalu berjalan ke luar dari kelas menuju gudang sekolah.

"Apa rencana kita sekarang?"
Tanya Rivo,salah satu teman Rachel yang akan mengikuti tawuran.

"Nggak ada rencana,gue pergi sendiri"

"Lo gila!! Kita gak bisa ninggalin lo susah sendiri cell"

"Ini menyangkut nyawa Vina,gue gak mau si brengsek itu ngelakuin sesuatu yang gak senonoh"

"Tapi nggak harus sendiri cell,kita bakal ikutin lo dari jauh"
Putus Naufal pada akhirnya,ia tidak mungkin membiarkan Rachel menghadapi laki-laki licik seperti Barka.

"Oke,gue duluan"

Rachel memasuki rumah kosong yang suram dan gelap,tempat di mana Barka berada,namun karna tempat itu sangat gelap Rachel sedikit kesusahan dalam melihat ke sekitarnya.

"Akhirnya lo dalang juga"
Ucap sebuah suara dari sudut ruangan,dan seketika sebuah lampu menyala dari sana. Sekarang terlihatlah seorang pemuda berperawakan putih dan tinggi sedang berdiri dengan seorang gadis yang terduduk lemas di sampingnya.

"Apa mau lo!!!"
Ucap Rachel dengan dinginnya.

"Hahaha,lama gak ketemu lo makin songong aja,teman lama"
Ucap Barka dengan senyuman di bibirnya.

"Lepasin dia"

"Eits,gak se gampang itu bro,susah-susah gue dapetin nih cewek masa iya gue lepas gitu aja"
Katanya santai.

"Bacot!!!"

Rachel segera menghantam Barka dengan sebuah pukulan keras di sudut bibirnya,dengan membabi buta hingga Barka terkulai lemas di lantai. Dengan segera Rachel menarik ke luar Vina untuk di bawa pada para sahabatnya yang menunggu di luar.

"Bawa ke UKS,gue masih ada urusan"
Ucap Rachel lalu kembali memasuki rumah kosong itu. Setelah masuk Rachel kembali berkelahi dengan Barka,kali ini lawannya itu juga ikut menyerang.

"Apa mau lo sebenernya?"

"Gue pengen Vina balik lagi ke gue"

"lo tau sendiri,dia anggap lo cuma sebagai temen,dan perlu lo tau gue gak pernah naruh perasaan lebih ke dia"
Ucap Rachel lalu meninggalkan Barka,

"Tapi dia cinta sama lo!"
Teriak Barka kesal.

Langkah Rachel terhenti,ia berbalik ke belakang dan menarik kerah baju milik Barka.

"Karna cinta persahabatan kita ancur kayak gini,se enggaknya lo sadar!!! Perasaan gak selamanya bisa di bales"
Teriak Rachel tepat di depan Barka,saat itu juga Barka terdiam seribu bahasa.

"Gue balik"
Ucap Rachel melepaskan kerah baju milik Barka dan pergi begitu saja dari rumah tersebut.

***

Olivia sedari tadi terlihat gelisah dan tidak nyaman,ia sama sekali tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar di depannya,pikirannya hanya terkunci pada satu orang.

"Rachel kemana?"
Batinnya khawatir,ia lalu meminta izin untuk pergi ke toilet,yang sebenarnya hanya alibi untuk bisa keluar dari kelas.
Setelah keluar Olivia berjalan ke seluruh penjuru sekolah hanya untuk menemukan keberadaan Rachel,entah dorongan dari mana ia se begitu khawatir dengan keadaan Rachel. Sampai pada akhirnya ia berhenti di depan pintu UKS,di dalam sana terlihat Rachel dalam keadaan kacau,di tambah rasa khawatir yang terlihat di wajahnya karna seorang gadis yang tak sadarkan diri di depannya,Rachel terus memegang tangan gadis itu sambil sesekali menciumnya

Olivia merasakan sesak di hatinya melihat pemandangan yang membuat perasaannya campur aduk begini,dan sebuah senyuman akhirnya terpancar dari bibir tipisnya,sebuah senyuman yang siapapun tidak dapat mengartikannya.

"Aku bukan siapa-siapa yang berhak cemburu"
Batin Olivia sendu,ia kemudian kembali ke kelasnya,namun sebelum itu ia menyempatkan diri untuk membeli beberapa obat luka di apotek dekat sekolahnya.
.
.
.
.
.

Setelah Vina sadar,Rachel menyuruh Naufal mengantarnya pulang,walau awalnya Vina ingin di antar oleh Rachel,namun Rachel tetap bersikeras agar Naufal yang mengantar,dan Vina hanya bisa pasrah.

Ia berjalan di koridor sekolah yang sudah sepi dari murid,karna memang bell pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu,setelah tiba di dalam kelas ternyata masih ada beberapa temannya yang sedang piket membersihkan kelas,dan salah satunya Olivia. Rachel berhenti di depan pintu sambil memperhatikan gerak gerik Olivia,sementara yang di tatap sibuk memasukkan seluruh alat tulisnya ke dalam tas berwarna biru miliknya.

Keduanya berpapasan di depan kelas,Rachel terus menatap mata hazel milik Olivia dengan intens dan dengan sebuah senyuman,begitupun sebaliknya,namun Olivia menatap Rachel dengan segala sakit dan sesak di hatinya tanpa sebuah senyuman di bibirnya.

"Tunggu!"
Titah Rachel menghentikan langkah Olivia.

"Lo kenapa?"
Tanya Rachel berbalik dan menatap Olivia yang masih belum berbalik menatapnya.

"I'm fine"
Ucap Olivia tanpa berbalik menatap Rachel dan segera meninggalkan kelas.

Rachel masih menatap kepergian Olivia dengan tatapan bingung,namun tak mau berlarut-larut ia menuju ke mejanya dan mengambil tas miliknya,ia melihat ke atas meja dan terlihat sebuah paperbag kecil terletak di sana,Rachel segera membuka dan melihat isinya.

"Obatin luka kamu,setelah pacar kamu sadar"

Itulah isi secarik kertas yang Rachel temukan di dalam paperbag tersebut,ia tau dengan pasti siapa yang memberinya semua obat ini.

"Cemburu?? Gak mungkin"
Batin Rachel kecewa,ia tau Olivia tidak akan merasa cemburu,toh dia sudah punya pendamping dalam hidupnya.

.
.
.
.
.
.

Sekian dulu😊
Terima kasih sudah membaca.

Salam Author untuk readers tercinta.💓

Anyyeong🙋

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang