Selalu saja rasa penasaran yang hadir saat bertemu denganmu.
Saat bel istirahat berbunyi Rena langsung diseret Izza menuju lapangan basket. Entah untuk apa Rena tidak tahu. Padahal Rena sangat ingin ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi.
"Za, gue laper tahu!" Rena menghentikan langkahnya.
"Ayo dong, Ren! Gue tuh mau lihat pertandingan basket. Kak Levin ditantangin tuh sama kak Aksan yang brutal itu."
"Harus banget nonton?" balas Rena dengan nada malas.
"Iyalah, pasti seru banget. Lagian lo nggak mau gitu semangatin kak Levin?"
"Gue? Semangatin kak Levin? Buat apa?" tanyanya dengan heran sembari menunjuk dirinya sendiri.
"Dasar cewek nggak peka!"
"Peka?" tanya Rena dengan polosnya.
Izza tidak tahu harus menjelaskan seperti apa. Kalau saja cewek lain yang ada diposisi Rena mungkin dia sudah peka dari dulu. Dengan sikap Levin yang selalu memperhatikan Rena, Levin yang selalu menyapanya. Izza tidak habis pikir bisa mempunyai teman secuek Rena.
"Udahlah, ayo ikut aja." Izza kembali menarik lengan Rena dan bergegas menuju lapangan basket.
Sesampainya di lapangan basket, keriuhanlah yang terpampang disana. Bak semut yang sedang mengerumuni gula. Sementara Izza dan Rena segera menerobos keramaian tersebut. Di tengah lapangan sudah ada Levin dan Aksan yang berebut bola basket. Mereka melakukan pertandingan satu lawan satu.
Rena sebenarnya tidak tertarik dengan hal apapun disini. Menurutnya keramain tidak begitu bersahabat dengannya.
Saat melihat ke tengah lapangan mata Rena bertubrukan dengan mata Levin. Dan saat itu juga Levin tersenyum ke arah Rena. Kemudian Levin mulai bersemangat merebut bola basket dari Aksan. Mereka terus berkejaran memperebutkan bola yang sangat keras itu.Rena tak tahan lagi dengan perutnya yang terus berbunyi. Matanya melirik ke arah Izza yang tampak antusias melihat pertandingan ini. Dan tanpa pikir panjang Rena pergi menerobos keramaian yang ada disekitarnya meninggalkan Izza yang masih semangat melihat pertandingan tersebut.
Renajutek
DIKALODIMANA?!TEMENINGUEKEKANTIN!
Di seberang sana Dika menggelengkan kepalanya heran.
Dikampvret
Dedek Rena udah sekolah berapa tahun, sih? Nulis aja nggak bener.Rena menghentakkan kakinya kesal mendapat balasan yang tidak diinginkannya. Apa susahnya baca tulisan udah di capslock semua gitu. Rena mengetikkan balasan sambil mencebikkan bibirnya.
Renajutek
Jangan panggil gue dedek, jijik gue bacanya. Lo dimana?Bales yang bener.
Dikamvret
Gue udh dikantin!Langkah Rena semakin melebar. Rena tak sabar untuk memberi cacing di perutnya yang sudah meminta minta sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Eyes
Teen FictionGadis cuek dan menyebalkan yang hidup di antara dua orang yang berada pada friend zone. Sepupu yang penuh dengan sejuta kejahilan dan sahabat yang baik dan manis. "Saat melihatnya serasa ada sebuah getaran menjalar di seluruh tubuhku. Setelah itu di...