14. Kompetisi

26 5 13
                                    

Entah rencana apayang sedang Tuhan buat, tetapi aku merasa ingin mengenalmu lebih jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah rencana apa
yang sedang Tuhan buat,
tetapi aku merasa ingin mengenalmu lebih jauh.

Hari ini Rena akan mengikuti lomba dance di salah satu taman di kota Bandung. Kemarin Dika dan Izza sudah berjanji akan menemani. Jadi, mereka akan berangkat bersama. Hadiahnya lumayan, tetapi Rena tak mempedulikannya. Ia ikut lomba ini hanya untuk menyegarkan pikirannya. Ini bukan kompetisi yang pertama kali Rena ikuti. Waktu smp dulu Rena sering mengikutinya, tetapi belum pernah meraih kemenangan. Karena sejak awal, Rena selalu berniat nge- dance hanya untuk menghibur diri.

Taman kota pagi ini, begitu ramai karena memang hari ini weekend. Dan ditambah dengan adanya kompetisi dance.

Setelah melakukan daftar ulang Rena mendekati tempat yang digunakan untuk lomba. Disana sudah banyak kerumunan, seperti tidak sabar menyaksikan para penari yang sebentar lagi akan tampil.

"Rena, kali ini lo serius dong. Biar menang gitu." Izza sedari dulu sering gemas dengan kelakuan Rena ini. Padahal, Rena punya bakat itu sejak kecil. Tetapi, bakat itu hanya dianggap sebagai hobi saja.

"Terus kalau gue menang, lo mau apa?" tanya Rena sambil membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Dika bakal traktir lo sebulan." Dika yang baru mendengar namanya disebut menaikkan alisnya seketika.

"Hah?! Lo pikir uang tinggal metik di pohon? Nggak! Yang ada itu, yang menang yang traktir." katanya dengan tangan yang tersilang di dada.

"Kalau uang tinggal petik di pohon semua orang juga bakal kaya." Rena mengatakannya diiringi tawa yang membuat wajahnya berseri.

"Ah! Dika nggak asyik." Izza mengerucutkan bibirnya kesal.

Sementara kompetisi akan segera dimulai. Host acara itu menyapa dan basa basi sebentar. Kemudian, peserta pertama pun tampil. Sorak semangat mulai terdengar. Musik dimainkan, peserta pertama itu pun mulai menggerakkan tubuhnya. Meliuk-liuk. Meroda dan serangkaian gerakan lainnya yang membuat sebagian penonton terkagum.

***

"Sekarang tiba nomor urut 17, dengan nama Rena Orlando. Mari beri tepuk tangan!" suara host acara itu memanggil Rena. Rena bersiap dan tersenyum kepada Dika dan Izza.

"Kalau lo dapet juara gue bakal nembak Izza, Ren." teriakan Dika itu membuat Izza yang disampingnya tergelak. Dia menatap Dika dengan pipi memerah.

"Di-Dika ngomong apa?" uh, see manis banget Izza-nya.

Dika mengulum senyum dan mengabaikan pertanyaan Izza. Dia justru meneriaki nama Rena berulang kali untuk menyemangati sepupunya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang