Memorimu penuhkah? Hingga secuil kenangan kita kau lupakan begitu saja.
Jam pulang sekolah dengan kebetulan hujan turun mengguyur jalanan kota bandung. Kota yang katanya romantis itu. Apalagi saat hujan seperti ini banyak orang bilang waktu yang tepat untuk merindu. Bernostalgia pada kenangan manis yang pernah dialami dengan secangkir coklat panas. Namun, hal itu hanyalah omong kosong belaka bagi Geraldi. Dirinya justru menerobos derasnya hujan tanpa pelindung apapun. Jika harus menunggu hujan reda dia pasti akan terlambat untuk ke kafe.
"Loh, kenapa lo basah kuyub gini?" tanya Irham teman satu kost Geraldi.
"Kehujanan, Bang."
"Yaelah, gue juga tahu lo kehujanan. Maksudnya, itu lo kenapa nggak pakai jas hujan atau jaket gitu?" Irham kadang merasa kesal tiap kali Geraldi menjawab singkat.
"Jas hujan nggak bawa. Jaket tadi dipinjem sama temen."
"Temen apa pacar?" Irham justru menggoda Geraldi.
"Temen."
"Ya udah ganti baju lo! Abis itu kerja yang rajin, ya. Gue kuliah dulu ada kelas siang."
"Okee."jawab Geraldi dengan menghembuskan napas ringan.
Kafe mulai ramai karena hujan semakin deras. Banyak diantara mereka yang memikih berteduh sambil minum yang hangat- hangat. Untuk itu Geraldi mulai menjalani kesibukannya sebagai pekerja paruh waktu.
Tiggal di kos-an, kerja paruh waktu, itu bukanlah keinginannya. Tetapi pilihan ini lebih nyaman untuknya. Geraldi tidak perlu repot-repot untuk ke LA kembali hanya sekedar menjalani pemotretan. Hal yang lebih tidak menyenangkan untuknya.
***
"Apa gue bilang. Hujan Dika!" Rena menggerutu kesal. Dika tidak membawa Rena pulang setelah insiden di kamar mandi tadi. Dika justru membawa Rena untuk menemaninya membolos.
Tadi mereka ke mall untuk mengganti seragam Rena yang basah. Kemudian ke tempat bermain setelahnya saat ini berada di sebuah kafe dan terjebak hujan yang semakin deras.
"Nikmatin aja kali. Kalau tadi lo pulang, gue yang pasti dimarahin sama mama lo. Gue yakin pasti dia bilang gue nggak bisa jagain lo. Abis itu gue pasti juga dimarahin sama papa."
"Iya, ya bawel lo."
"Gimana? Lo senengkan, dipinjemin hoddy punya Geraldi?" Dika menggoda sepupunya itu kemudian tertawa.
"Nggak. Lagian lo ngapain coba pinjam sama dia?" Rena lagi-lagi memasang muka kesal.
"Halah, jujur aja kali. Sekarang aja masih dipakai kok."
"Berhenti godain gue! Gue mau makan. Pesenin!"
Sementara di dapur kafe Geraldi memakai topi minion hitam untuk menutupi sebagian wajahnya. Dan bersiap membawa nampan berisi nasi goreng, sup, segelas mocacino dan coklat panas.
"Yes, mocacino." seru Rena saat pesanannya datang.
"Girang banget lo." ejek Dika sambil sedikit menyesap cokelat panasnya.
"Alay lo segala minum cokelat panas."
"Apa salahnya sih, Ren? Bawel lo makan biar gemuk!"
Dika menopang dagu dengan satu tangan lain memegangi gelas berisi cokelat panas. "Lagian, ya cokelat panas itu cocok diminum saat hujan gini. Sambil nostalgia. Mengingat momen yang sudah dilalui. Ah, gue jadi ingat Izza." ucapnya sembari memandang hujang di luar.
"Najis lo."
Sementara pelayan itu pergi dengan membawa nampannya. Sebelumnya Rena menoleh pada pelayan itu. Seperti familiar dengan topi yang dipakainya. Tetapi Rena mengabaikannya kemudian menyantap nasi gorengnya.
Setelah sampai di dapur Geraldi membuka topinya. Kemudian menghela napas lega. Beruntung Rena maupun Dika tidak mengetahuinya. Geraldi hanya belum siap jika ada temannya yang mengetahui keadaannya. Tadi dia sempat melihat hoddinya yang dipakai Rena. Mengingat itu Geraldi tersenyum tipis.
Geraldi merasa ada yang aneh dengan dirinya. Kemarin ia membentak Rena untuk meminta Scrapbook itu. Benda itu sangat berharga untuknya, tetapi Rena bahkan tak mengingatnya. Apakah memorinya sudah terlalu penuh atau bagaimana sampai dia melupakannya. Sekarang ia malah tersenyum melihat Rena dari dapur. Rena sedang tertawa bersama Dika. Aneh memang. Geraldi mengacak rambutnya.
"Bego!" umpatnya kemudian kembali bekerja.
Happy new year!
Semoga tahun 2019 dapat mencapai kesuksesannya. Aamiin.
Btw ini update yang paling dikit cuma 500 kata. See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Eyes
Fiksi RemajaGadis cuek dan menyebalkan yang hidup di antara dua orang yang berada pada friend zone. Sepupu yang penuh dengan sejuta kejahilan dan sahabat yang baik dan manis. "Saat melihatnya serasa ada sebuah getaran menjalar di seluruh tubuhku. Setelah itu di...