"Neng cantik, nengok dong."
"Sombong bener jadi orang."
"Heh! Gua cium baru tau rasa, nengok sini, gak usah sok-sokan!"
'Cih, gua sembur garem baru mampus lu!' batin Mina kesal.
Beginilah hidup Mina tiap hari, diganggu mulu. Cat calling lah istilahnya. Kalau kata temen Mina, Yoojung, "Catcalling itu pelecehan kepada perempuan. Kalau digituin, laporin aja ke polisi."
Mina sih juga setuju tapi percuma kalau ngelaporin. Nanti malah Mina disangka orang gila. Mana ada pasal KUHP tentang catcalling oleh arwah gentayangan. Istilah bekennya hantu.
Tuk.
Mina menutup pagar rumahnya kemudian meronggoh jaketnya sambil mengeluarkan selembar uang,
"Makasih neng Mina, Aa doain makin cantik." Ucap seseorang di depannya.
Mina cuma bisa natap jengkel, "Gak usah, doain aja rejeki makin lancar." Sedangkan orang didepannya cuma haha-hehe doang.
Kalau ada arwah yang pengen cepet-cepet Mina pulangkan ke asalnya, ya itu tadi. Namanya Jaehwan, gak usah kepo nama lengkapnya. Nanti ngefly dia.
"Ming, manggir napa! Jangan duduk disini elah gua pegel." Ucap Mina sambil menendang-nendang pantat Mingyu yang lagi tengkurap di sofa.
Baru saja Mingyu ingin bangkit, Mina menendang pantatnya lebih keras lagi, "Aww- sakit njir. Gua doain gak dapet pacar lu." Mingyu mengusap-usap pantatnya.
"Sini gue buat mendet jodoh lu."
"Eh, iya, iya, jangan."
"Ming, ambilin gue minum dong! Haus banget nih."
Mingyu menghembuskan napas kasar, 'bangke' ucapnya dalam hati. Soalnya kalau dia ngomong bisa-bisa malah dikutuk mendet jodoh beneran.
Mingyu bangkit lalu mengambil botol air minum di kulkas kemudian ia melihat---
"Enak nih, makan ah."
Puding.
Mingyu mengambil puding coklat yang ada di bagian dalam rak kulkas. Tangannya menyendokkan puding ke dalam mulutnya sambil berjalan ke ruang keluarga, ingin melanjutkan serial tv 'Welcome to Waykambas' yang tadi ditontonnya.
Mingyu menyodorkan minum ke arah Mina, "Nih."
"Thanks." Ucap Mina, lalu meminum dengan cepat hingga habis. "Ahh... Lega," lanjutnya sambil mengusap mulutnya pakai lengan bajunya. Mingyu cuma bisa menggeleng kepala saja sambil ngebatin 'buset dah' terus melahap pudingnya dengan hikmat.
"Lu gak pulang, Ming?" tanya mina
Mingyu menoleh, menatap Mina dengan pandangan kesal. Abis kena tendang, malah disuruh pulang. Kampret! Sukur-sukur cowok ganteng gini ngapelin rumahnya mulu.
Yah, walaupun tiap Mingyu dateng kesini cuma buat numpang selonjoran sama ngabisin makanan.
"Ntar, tanggung. Lagi seru nih, bayinya masuk waykambas." Ucap mingyu sambil melahap pudingnya
Mina gak ngomong apa-apa. Ia capek, badannya terasa remuk, pengen tidur aja. Pak Mino nambah jam olahraga lebih lama dari biasanya, soalnya minggu depan libur.
Emang guru yang satu itu gak mau rugi. Alasannya, "Bapak gak yakin hari libur kalian gunakan untuk olahraga, keliling lapangan sekali aja ngos-ngosan." Alhasil, jam istirahat Mina jadi terpakai.
Mana nanti malam Mina ada klien. Hggg
Setelah mandi dan makan, Mina memasuki sebuah ruangan tradisional Korea. Ia mengambil jubah tradisional peninggalan buyutnya yang berwarna merah lalu duduk berhadap-hadapan dengan seseorang.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Mina sambil tersenyum kepada klienya
"Em, saya gak enak nih ngomongnya. Tapi sudah beberapa hari ini saya merasa ada yang ngikutin saya." Ucap seseorang di depan Mina, lebih tepatnya bisik-bisik sambil nengok ke kanan-kiri. Pengen dikira 'biar horror' tapi yang ada malah ala-ala ibu tukang gosip yang tiap sore nongkrong di bawah pohon jambu samping rumah Mingyu.
"Tukang kredit kali. Pak Eunhyuk kan langganan kredit panci, mana suka kasbon lagi." Ucap Mina sambil mencibir. Sudah jadi rahasia umum kalau pak Eunhyuk ini emang suka diteter-teter sama tukang kredit panci.
"Heleh, sembarangan. Kali ini saya bayar, ya! Emang situ yang masih ngutang es cincau di lapak Mang Icing!" ucap Eunhyuk, sewot.
"Kok malah saya, sih? Gini aja, Pak Eunhyuk saya kasih jimat sama ambil kemangi terus semprotin wewangi 1001 malam. Abis itu, gantungin di tempat tidur bapak selama 3 hari. Kalau gak berhasil kasih tau saya dan jangan kasbon, Pak. Kalau kasbon gak dapet jimat." Ucap Mina sambil menutup buku yang ada di depannya.
"Gitu aja? Yaudah nih uangnya, pelit banget." Ucap Pak Eunhyuk seraya mencibir tapi ujung-ujungnya juga masukin amplop yang isinya uang kedalam peti kayu ukuran kecil.
"Gitu dong. Hati-hati Pak, semoga malamnya sekinclong panci Bapak." Ucap Mina seraya tersenyum sambil menatap kepergian pak Eunhyuk dari hadapannya sedangkan yang dikatai malah misuh-misuh. 'Untung tetangga,' batin Mina.
Inilah Mina.
Kang Mina, pelajar, 18 tahun, profesi sampingan : dukun cantik-- kalau kata kidz jaman now sih, paranormal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cenayang
ChickLitKang Mina, 18 tahun, pelajar, profesi sampingan : dukun cantik-- kalau kata kids zaman now sih, paranormal. ©2018, sofamera