"Bob, serius anjer ngapain lu ?" tanya Lisa.
Bobby meringis, "kaga tau, gua duluan dah bye."
Bobby menstater motornya dan pergi begitu saja.
'Ah, masa gara-gara itu sih,' pikir Bobby.
.
Sesampainya dirumah, Bobby langsung merebahkan dirinya di kasur. Menutup mata dan kemudian terlelap.Tringggg
Tringggg
TringgggBunyi telpon terdengar nyaring dari lantai bawah. Meski samar-samar terdengar, Bobby tidak menghiraukannya.
Tringggg
Tringggg
TringgggBunyi telpon itu tidak berhenti dan lama kelamaan terdengar semakin mengganggu.
Bobby membuka matanya. Terdengar suara gemuruh dari luar. Kemudian ia mengintip dari gorden dan hujan.
Bunyi telpon itu terdengar lagi. Bobby menghela napasnya jengkel kepada siapapun penelpon itu.
Siapa sih hari gini yang masih nelpon pakai telpon rumah.
Cklek, "Halo?"
Tut tut tut
'Sialan,' Bobby berjalan kearah tangga.
Tringgg
Tringgg
Tringgg"Halo? Ini siapa?"
"Bobby?"
"Ya, ini siapa ?"
"Ini mommy, nak."
Cklek.
Bobby menutup telponnya dan menuju kamarnya dengan cepat. Perasaannya tidak enak.
Baby set me on a fyah, neoga bogo sipeun nariya, neowa hamkkemyeon johasseul tendae tendae
Kini ponselnya berdering. Bobby mengambil ponselnya di tas sekolah.
Mom
Itu yang tertera di layar ponselnya. Bobby menatapnya beberapa lama kemudian ia mematikan ponselnya.
Ia lama memejamkan mata dan menutupi dirinya dengan selimut.
Bobby, ini mommy, nak.
Bobby tidak menghiraukan suara itu. Ia semakin mempererat selimutnya.
Suara itu tidak terdengar lagi. Bobby menghela nafasnya.
"BOBBY, AYO TURUN. GUE BAWA PIZZA!"
Kini gantian suara kakak perempuannya, Kim Seulgi, terdengar dari lantai bawah.
"IYAAHH." Balas Bobby
Bobby membuka selimutnya dan membuka pintu kamarnya.
Ia terdiam.
"Bobby, kangen mommy tidak? Hihihi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cenayang
ChickLitKang Mina, 18 tahun, pelajar, profesi sampingan : dukun cantik-- kalau kata kids zaman now sih, paranormal. ©2018, sofamera