I,H4

169 53 16
                                    

*Sebelum baca, harap di vote ya cerita ini. Gratis kok :)

"Buset! Dia liat ke arah kita," ucap Tara.

"Sembunyi! sembunyi!" Dipa berucap panik.

Mereka menutupi wajahnya dengan tangan mereka. Juna juga malas bertemu gadis cerewet seperti dia di keadaan seperti ini.

Terdengar Yudis mendengus nafasnya pelan "Udah telat! Si Mak lampir udah otw."

Juna dan Tara menoleh bersamaan,"

"Kampret," umpat Tara, Dipa dan Juna dalam hati.

***

Seorang gadis mendatangi mereka, dengan senyum centilnya nya dan dengan SKSD nya dia ikut duduk disebelah Juna dan memegang tangannya. Sementara ia dan 3 orang temannya menatap sewot si gadis itu. Juna benar-benar tak habis pikir dengan cewek itu.

"Lepasin gak tuh tangan lo! Jijik gua liatnya," kata Yudis.

"Lo semua pergi sana, ganggu aja." Mitha kembali menatap Juna dengan penuh suka. Percayalah, mood mereka menjadi benar-benar hancur.

"Tujuan Juna kesini itu buat nongkrong sama kita dan sikap lo malah malu-maluin." kata Dipa.

"Lah anjir, lo yang ganggu ngapa jadi kita yang pergi. Perasaan kemana mana gue pergi, pasti lo ada aja." Tara ikut kesal dengan tingkah Mitha.

Juna juga risih sebenarnya, tapi dia sedang malas meladeni.

"Lo diem aja kenapa sih? Gue mau ngobrol sama Juna," ucap Mitha benar-benar membuat mereka kesal. Apalagi Tara yang mendengarnya aja udah kesal.

"Lo dulu juga kayak gitu sama gue. Kemana aja gue pergi, pasti lo bakal nempel sama gue. Jadinya gue yang baper." Dipa menatap Mitha sambil tersenyum miring.

"Sabar bro. Orang kayak gitu ga pantes lo dapet." Tara menepuk pundaknya.

"Lo nggak bisa move on dari gue? Tapi gue udah move on dari lo," ucap Mitha.

Juna lama-lama jadi risih juga. Tangannya terasa geli dipegang terus oleh Mitha. Ia harus menjauh dengan orang satu ini.

"Lepasin gue. Lo kira gue nggak risih? Jangan harap gue bakal tertarik sama lo!" Mereka bertiga tersenyum penuh kemenangan menatap Mitha lekat-lekat.

Mitha seperti menerima penolakan padahal ia belum mengatakan rasa sukanya. Juna ternyata bukan tipe orang yang gampang dibujuk dengan wajah cantiknya.

"Rasain tuh cicak betina hahahaha." kata Yudis nggak bisa mengontrol ketawanya.

Tentu aja Mitha malu dengan itu, jadi dia langsung berdiri dan menjauh dari empat makhluk itu tanpa bicara apa-apa. Jadi dia hanya menutupi malunya dengan bersikap biasa-biasa saja.

Mereka mengabaikannya dan saling berbincang santai masih di tempat yang sama. Hingga mereka lupa akan waktu yang tak akan pernah berhenti.

***

Alarm berbunyi nyaring di dalam kamarnya, Juna terduduk lemas dan segera mematikannya.

"Masih jam 05.00," gumam Juna setengah sadar.

Juna memilih untuk melanjutkan tidur nyenyaknya sembari menarik selimut tebalnya tanpa merisaukan apa-apa. Juna kecapean karena semalam ia pulang tepat pukul setengah dua belas malam.

Sementara Aldi telah bangun dan telah siap dengan keperluannya. Dia turun menuju dapur untuk memasak sarapannya.

Sekilas info, wajah Aldi ini mirip Juna. Waktu kecil mereka selalu dianggap kembar. Dari segi penampilan, Aldi yang paling rapi. Tapi Juna malah berbanding terbalik.

I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang