Gadis itu membalikkan badan
"Iya aku nggak apa apa, makasih."Gadis itu meneliti wajah seseorang yang menolongnya. Seketika ia terkejut bukan main. Begitupun dengan Juna.
"Lo lagi?! Sadar nggak tadi ada apaan di belakang lo? Isi tas lo hampir diborong sama tuh jambret. Bisa nggak sih lo jangan nyusahin orang!" Juna meluapkan rasa frustasinya pada Indri.
Indri hanya mampu terdiam seribu kata. Ia takut. Indri mengeratkan genggamannya dengan balita yang ia ajak sedari tadi bersamanya.
Juna yang mulai sadar setelah melihat balita bersama Indri menatapnya takut takut.
"S.. sorry gue kelepasan."
"E.. nggak apa-apa, itu juga salahku karena teledor," ucap Indri "kita duduk dulu disana, malu diliatin orang."
Juna hanya mengangguk pasrah lalu berjalan bersama Indri menuju bangku taman yang tak jauh darinya.
***
"Juna mana sih lama banget datengnya? Gue agak takut kalau dia kesasar. Ntar yang bakal ribet gue lagi," ucap Tara pada Yudis dan Dipa. Mereka hanya mengerdikan bahunya tanda tak tahu. Lalu kembali fokus pada kegiatan semula.
"Kak, menurut lo Juna baik nggak? Kayaknya gue... suka sama dia. Habis sih, dia ganteng banget," ujar Taly berbisik.
Tara mengelus pucuk kepala Taly dengan lembut, ia sayang dengan adik perempuan nya itu, dan kini ia bisa berkumpul lagi, dan lagi lagi, ia dijadikan sebagai tempat untuk mengungkapkan perasaannya.
"Gue dukung lo aja, gimana enaknya di lo terserah. Asal masih batas wajar, dan jangan pernah lo nutupin perasaan yang ada, karena itu cuma bikin sakit sendiri," tutur Tara bijak.
"Lo juga nggak boleh memaksakan ego lo ke dia, dan jangan mencintai seseorang dari nampak luar aja, karena itu bukan cinta, tapi nafsu."
Taly merasa bangga dengan kakaknya, ia langsung memeluk pinggang Tara dengan perasaan penuh sayang. "Lyly sayang kakak. Teruslah jadi kakak yang Taly kenal, walau kita tinggal berbatasan jarak."
Tara membalas memeluk Taly lalu mengecup pipinya.
"Woy woy! Momen apa yang gue lewatin tadi? Sampai lo berdua pelukan pelukan gini," kata Dipa.
"Gue ikutan dong." Yudis merentangkan kedua tangannya lebar-lebar, namun Tara lebih sigap menjotos Yudis sebelum berhasil melakukannya.
"Sakit! Lo gila ya? Setres!" umpat Yudis sembari menjauh dari Tara.
"Jangan ngarep buat lakuin hal itu ke adek gue."
Sementara Taly sibuk memikirkan segala hal berkaitan dengan Juna. Memikirkan itu mampu membuat kedua pipinya merona. Ia jatuh cinta, ia sedang tergila-gila dengan Juna. Tapi ada yang mengganjal pikirannya.
"Masa iya? Gue yang harus ngejar dia?"
***
Juna bersama Indri juga balita yang diajaknya sedang meneguk minuman hangat yang kebetulan dijual oleh pedagang di sekitaran sana. Masih dengan posisi duduk di sebuah bangku yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here
Teen FictionMasalah selalu saja menghampiri Indri. Gadis itu menyembunyikan segala beban dari hadapan publik, ia tersenyum dibalik keterpurukannya, hanya satu orang mengetahui itu. Juna, cowok yang dulunya seorang pribadi yang bijaksana dan selalu di banggakan...