I,H7

135 43 8
                                    

Langit mulai hampir gelap, hanya sebagian lampu warga yang menghiasi. Beberapa kali ia mengusap usapkan kedua telapak tangannya untuk sedikit menghangatkan dirinya.

Juna baru saja pulang dari danau, ia berencana akan langsung menuju tempat tidur, namun baru saja beberapa langkah akan sampai ke kamarnya, Aldi langsung memulai obrolan.

"Lo baru pulang Jun!? Kemana aja lo daritadi? Nggak pulang pulang, emang ni rumah punya lo? Tu muka bonyok lagi makin ancur."

Juna mengernyitkan alisnya, "Mending lo diem, nggak usah bacot!"

"Gue perduli sama lo, gini balesan elo ke gue? Dah! Serah lo lakuin semuanya, biarin gue kena marah bokap lo." Aldi duduk untuk kembali membaca.

"Tuh motor lo udah ada di garasi, tadi dikirim sama bokap lo," ucap Aldi "bentar lagi katanya mau kesini, soalnya dia tau, lo pasti nolak kalau diajakin ketemuan."

Juna mematung mendengar kata Aldi.
"Gue nggak sudi ketemuan sama dia, gue belum terima semuanya. Pokoknya Gue harus cabut dari sini," batin Juna

"Tapi kemana? Masa iya gue ke danau lagi? Nggak, mending gue jangan kesana." Juna terus meracau.

Aldi menatap Juna yang mematung. Ia tahu apa yang akan dilakukan Juna selanjutnya

"Lo jangan mikir buat kabur lagi Jun!, Selesaikan secara dewasa, dengan baik baik, lo nggak kasian apa sama bokap lo? Lo itu bukan bocah!"

"Gue nggak peduli! Tau apa lo tentang gue!? Bilang sama dia gue cabut. Jangan ada niatan buat nyari gue."

Juna dengan terburu buru menuju motornya, masih dengan kaos putih dan celana sekolahannya. Lalu pergi entah kemana, Aldi tidak tahu. Aldi sudah mencegah Juna untuk pergi dengan segala cara.

Tapi Juna tetaplah Juna yang keras kepala melebihi batas. Dulu ia tidak seperti ini.

"Gue harus bilang apa sama bokap lo? Gue aja nggak tau lo bakal kemana," Aldi menatap ke arah pintu sembari mendengus nafas kasar.

***

Juna terus melajukan motornya dengan kecepatan sedang diantara pengendara lainnya. Arus lalu lintas nampak cukup padat di malam hari ini. Jalanan itu dihiasi oleh cahaya dari lampu kendaraan dan lampu jalanan yang terang.


Setelah memikirkan kemana ia akan pergi untuk malam ini, seketika terpikirkan ajakan dari 3 temannya untuk menginap di apartemen Tara. Setelah bertanya lokasinya, akhirnya Juna sampai dengan selamat walaupun sempat terjadi aksi salip-menyalip.

"Juna! Lo kesini juga!" Sapa Dipa di depan pintu lift, mereka sengaja menunggunya. Juna segera menghampiri.

Juna melirik ketiga temannya dari bawah sampai atas. Mereka masih menggunakan pakaian sekolah dengan salah satu tangan menenteng cemilan dan sebungkus kresek mie instan.

"Nah, katanya lo nggak bakal dateng? Apa apaan nih?" gurau Tara.

"Gue yakin, pasti lo bakal ikutan juga buat ngumpul ngumpul bareng, dijamin dah, lo nggak bakal bosen sama kita kita."

"Trus tu mie sama cemilan sekresek besar buat apaan dah? Lo obesitas lo juga yang bakal rugi," ucap Juna.

"Yee... ini kan buat nemenin kita begadang, biar nggak bosen bosen amat," tutur Dipa.

"Yaya udahan, biar cepet! Gue capek nemenin lo belanja, udah kayak cewek cewek," kata Yudis.

"Sebenarnya gue emang nggak pengen ikutan. Ada alasannya gue mau nongkrong bareng lo pada, dan jangan harap gue bakal cerita apapun!" tegas Juna sembari ikut melangkah memasuki lift.

I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang