Sampai kapan ia harus menerka-nerka? Sampai kapan dia harus berada di antara kebimbangan yang tak berujung?
Semuanya kian membingungkan baginya. Hatinya dan juga Lee Taeyong.
Ting!
Mama: Sohyun, kamu sudah memikirkannya, Nak? Teman mama ingin bertemu dengan kamu dan keluarga kita. Tolong pikirkan dengan baik-baik ya Sohyun. Mama menunggu jawabanmu.
Ah kenapa mamanya harus mengiriminya pesan yang membuat kepalanya makin terasa berat dan ingin pecah sih. Di saat seperti ini, dia hanya ingin tidur dan menenangkan diri.
"Aunty kenapa? Kok sedih?" Sohyun tersentak, tersadar dari lamunannya karena panggilan lirih David yang matanya sudah sayu karena mengantuk. Sohyun mengelus puncak kepala David, dia hampir lupa tugasnya menemani David sampai tidur. Pikirannya yang berkelana kemana-mana membuatnya tak fokus seharian.
"Aunty nggak kenapa-kenapa, tuan."
"Hmmm. Aunty."
"Iya. Ada apa?"
"Kok Daddy belum memenuhi permintaan David ya." David mengubah posisi tidurnya, menyamping hingga berhadap-hadapan dengan Sohyun.
"Mungkin daddy sedang sibuk jadi belum sempat memenuhi permintaan tuan."
Sedih. Kesedihan sangat terasa dalam tatapan anak itu. Sayangnya, Sohyun tak bisa berbuat banyak. Semua tergantung pada lelaki itu.
"David ingin punya mommy dan adik," racaunya sebelum terlelap.
Lalu, di sinilah Sohyun terjebak di antara anak dan ayah yang sama-sama membutuhkannya. Hati Sohyun sudah dimiliki kedua lelaki itu. Saat dia memutuskan ingin berhenti semua terasa sulit.
Ting!
Kak Mingyu: Sohyun, kamu tak lupa janji kita akhir minggu ini kan. Jangan lupa datang ya. Aku menantikanmu.
Sohyun menghembuskan napas dalam-dalam membaca pesan dari Mingyu. Sudah saatnya dia memberi jawaban pada lelaki itu.
"David sudah tidur," Tegur Taeyong saat Sohyun keluar dari kamar David dan ternyata Taeyong sudah menunggunya di depan kamar masih mengenakan seragam lengkap.
"I---iya, tuan." Sahut Sohyun gugup. Dia tak bisa menutupi kegugupan berada di dekat lelaki itu.
"Semalam kan aku sudah bilang panggil namaku saja. Taeyong "
Semalam?
Topik pembahasan itu membuat pipi Sohyun memerah seketika.
"A---apa? Aku tak tahu itu."
"Jelas-jelas aku sudah memberitahumu semalam lalu kamu juga sudah memanggil namaku saja lalu Kenapa kini kamu kembali memanggilku tuan." Taeyong mendekatkan tubuhnya, membuat Sohyun mundur dan punggungnya menabrak pintu.
"A---aku tak merasa mengetahuinya."
Sohyun tak bisa bergerak, tubuh mungilnya terperangkap di antara kedua lengan lelaki itu.
"Coba ingat-ingat lagi. Semalam," Sudut bibir Taeyong terangkat.
Semalam?
Pipi Sohyun memerah seketika. Kalau ditanya soal semalam membuatnya gelisah. Sangat gelisah sampai membuatnya tak berani menatap lelaki.
Sohyun harus menjawab apa?
Mata Taeyong bergerak menelisik wajah Sohyun,"Sohyun, Jangan bilang kamu nggak ingat soal semalam?"
Sohyun mengangguk lemah.
"Ah sudah kuduga." Kekecewaan tercetak jelas di wajah tampannya. Tentu saja gadis itu akan melupakan kejadian semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy : Dave And His Dad
Fanfiction[Daddy Series 1] Judul sebelumnya: Hot Daddy Cerita sudah tamat, sedang diunpublish (tidak tahu kapan dipublish kembali) Seorang mahasiswi semester akhir yang menjadi babysitter sebuah keluarga kaya raya harus terjebak di antara anak-ayah yang sama...