"Kamu kenapa, Vivi?"
"Yak! berhenti memanggilku, Vivi!" Protes David memukul pelan kepala gadis seumuran dengannya itu membuat es krim dalam genggaman terjatuh karena terkejut.
Gadis itu merengut kesal, melayangkan tatapan tajamnya pada David, lalu tatapannya berubah sendu melihat es krim stroberinya berlumuran tanah,"Vivi!!!! Es krimku jatuh. Tanggung jawab!"
David mengacuhkan rengekan gadis itu,"salah sendiri memanggilku Vivi. Memang aku ini kucingmu."
Mata gadis itu berkaca-kaca,"kamu memang mirip Vivi kucing milik sepupuku."
David mengangkat tangannya seolah hendak memukul lagi, dengan refleks gadis itu meringkuk, memejamkan matanya takut dipukul oleh anak itu.
Bukan pukulan pelan seperti tadi yang dirasakannya, melainkan sentuhan lembut di pucuk kepalanya. Gadis itu mendongak, beradu pandang dengan mata kecokelatan milik David.
Dia tak menyangka anak laki-laki itu akan mengelusnya, alih-alih biasanya mereka akan saling memukul atau meledek.
"Akan kubelikan es krim lagi untukmu. Tenang saja, tapi Jangan memanggilku Vivi lagi. Oke?"
"Oke. Tapi jangan memanggilku Ruby."
"Kamu mirip anjing milik daddy yang sekarang dirawat oleh nenek."
"David!!!!"
"Iya-iya, aku tak akan memanggilmu Ruby. Oke?" David terkekeh pelan.
Gadis itu mengangguk.
"Aku belikan es krim dulu di kantin."
"Oke, jangan lama-lama ya. Nanti jemputan kita datang," cicitnya diangguki oleh David. Dia memandangi kepergian David dengan senyum tersungging. Cuma semenit. Saat punggung David menghilang dari pandangannya senyumnya luntur seketika.
"Hhhhhhh," dia mendesah pelan, tangannya bermain-main dengan tas ranselnya. Dia dan David di luar terlihat seperti musuh, sering meledek, sering bermain fisik. Tapi saat akur mereka akan sangat dekat, sampai teman-teman sekelas meledek mereka.
Pipinya merona seketika, buru-buru dia menepuk-nepuk pipi gembulnya, berharap rona merah itu menghilang.
"Permisi."
Dia mendongakkan kepala, bertatapan dengan wanita muda nan anggun dalam balutan kemeja dan jeans. Ketika menatap wanita itu, dia langsung merasa kenal.
"Kamu temannya David kan? Ruby?"
Dia langsung menggerutu,"aunty, aku bukan Ruby."
"Bukan? Aku sering melihat David memanggilmu Ruby. Ruby bukan namamu?"
"Bukan, aunty. Ruby itu nama anjing daddy nya David. Katanya aku mirip."
"Ah pantas nama itu tak asing. David dimana?" Wanita celingukan mencari keberadaan David.
"David sedang membeli es krim. Aunty duduk di sini saja." Dia menepuk bangku kosong di sebelahnya.
Wanita itu duduk di sebelahnya dengan canggung. Dia melirik wanita itu berkali-kali, dia terpesona pada wanita anggun di sampingnya itu. Ingin sekali saat dewasa nanti ia secantik dan seanggun wanita di sebelahnya itu.
"Seperti yang David bilang, aunty Sohyun sangat cantik."
"Eh? Kamu mengenalku?"
"Tentu, David sering membicarakan soal aunty, menyombongkan aunty adalah yang terbaik. Hehehehe David sangat menyukai aunty Sohyun. Beberapa kalo aku melihat Aunty saat menjemput David, sebenarnya aku ingin mengobrol dengan aunty seperti ini. Tapi aku malu Hehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy : Dave And His Dad
Fanfiction[Daddy Series 1] Judul sebelumnya: Hot Daddy Cerita sudah tamat, sedang diunpublish (tidak tahu kapan dipublish kembali) Seorang mahasiswi semester akhir yang menjadi babysitter sebuah keluarga kaya raya harus terjebak di antara anak-ayah yang sama...