Suara mesin penyedot debu yang biasa Minah gunakan untuk membersihkan ruangan di rumah itu membuat Sohyun bangun dari tidurnya. Sohyun menggeliat sambil membuka matanya dengan malas-malasan. Suara mesin penyedot debu makin kencang bertanda begitu dekat letaknya. Tapi, jelas-jelas ruangan yang di tempatinya sedang sepi. Apa Minah tengah membersihkan lorong?
Minah?
Sohyun membuka matanya lebar-lebar begitu menyadari suara penyedot debu itu memang milik Minah. Tempatnya tak memiliki mesin penyedot debu. Interior kamar itu yang asing di matanya, membuatnya sadar. Dirinya sedang tak berada di flat mungilnya. Sohyun sibuk menerka-nerka. Pandangannya tertumbuk ke arah sofa di bawah jendela.
Matanya melebar tatkala melihat Taeyong tengah tidut meringkuk di sofa sambil memeluk David.
Sohyun mengedarkan pandangannya sekali lagi.
Tak salah lagi. Dia sedang berada di kamar tuannya. Taeyong. Bagaimana bisa?
Sohyun memukul kepalanya pelan, teringat kemarin dia pingsan. Sohyun menghela napas, bisa-bisanya dia pingsan. Tuannya pasti kecewa dia tak bisa mengurus diri sendiri dengan baik sampai pingsan.
Sohyun bangkit dari ranjang dan pelan-pelan turun. Sebisa mungkin dia tak ingin membuat suara agar kedua tuannya itu tak bangun. Sohyun bingung mengapa kedua tuannya memilih tidur di sofa yang jelas-jelas kurang nyaman. Padahal mereka bisa saja tidur di kamar David. Apa mungkin mereka menungguinya semalam.
Sohyun duduk berjongkok. Senyum terukir di wajahnya, melihat wajah tenang kedua tuannya yang sedang tertidur menggelitik hatinya. Dia memandangi keduanya secara bergantian cukup lama. Dalam hati, dia mengagumi keduanya yang teramat sangat mirip satu sama lain. Tentu saja mereka adalah ayah anak.
Sohyun menjadi penasaran mengenai sosok mommy David. Tebakannya, mommy David pastilah sangat cantik. Dia belum pernah melihat wajah mommy David berhubung foto wanita itu tak pernah ditemukannya. Dia pernah bertanya mengapa tak ada foto mommy David pada pekerja lain. Mereka juga tak tahu.
Srek...
Tubuh Taeyong yang menggeliat membuat Sohyun sedikit terkejut sambil menahan napas. Taeyong sedikit menggeser tubuhnya tanpa melepaskan pelukannya pada David. Mata lelaki itu masih terpejam walau tubuhnya sesekali masih bergerak mencari kenyamanan.
Sohyun membeku di tempat, tak berani bergerak maupun bersuara. Takut membangunkan keduanya.
Saat dia hendak bangkit dan diam-diam pergi dari tempat itu, Taeyong malah membuka matanya. Sialnya, lelaki itu langsung menatap dirinya. Pandangan keduanya saling bertemu.
"Sudah merasa baikkan?" Suara serak Taeyong yang khas bangun tidur sungguh terdengar sexy. Sohyun buru-buru menghapus pikiran anehnya. Bisa-bisanya dia berpikiran lelaki itu sexy dari suara dan----
Sohyun meneguk ludahnya. Sebenarnya Taeyong hanya mengenakan kaos oblong putih tapi mengapa di matanya itu terlihat-----
Sexy.
Sohyun mulai tak waras.
"Sudah baikkan?" Ulang Taeyong saat Sohyun hanya diam sambil memandanginya.
"Iya." Jawaban Sohyun terlalu singkat, sesungguhnya dia bingung bagaimana menjawabnya.
"Syukurlah."
Hening. Keheningan terjadi di antara keduanya. Taeyong yang masih tiduran di sofa sambil memeluk David memandangi wajah Sohyun begitupun sebaliknya. Keduanya hanya saling pandang tanpa tahu ucapan apalagi yang akan mereka ucapkan.
Mereka berpandangan tanpa ada salah satu pihak yang memilih mengalihkan pandangan. Cukup lama mereka melakukannya.
"Aunty," panggilan David menghentikan aktivitas saling pandang antara Sohyun dengan Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy : Dave And His Dad
Fanfic[Daddy Series 1] Judul sebelumnya: Hot Daddy Cerita sudah tamat, sedang diunpublish (tidak tahu kapan dipublish kembali) Seorang mahasiswi semester akhir yang menjadi babysitter sebuah keluarga kaya raya harus terjebak di antara anak-ayah yang sama...