"Dasar keras kepala."
Kenapa tuan memelukku?
Kedua tangan Sohyun menggantung, dia ragu untuk membalas pelukan lelaki itu atau tidak. Tapi, rasanya tak sopan untuk membalas pelukannya terlebih dia hanyalah seorang babysitter. Kepalanya belum bisa mencerna dengan baik situasi yang terjadi di antara mereka.
Taeyong sendiri tak habis pikir dengan dirinya, tubuhnya bergerak begitu cepat untuk menarik lengan gadis itu dan membawanya ke pelukannya. Awalnya, dia hanya ingin menghentikan tingkah bodoh Sohyun tapi saat dia memeluk gadis itu.
Rasa nyaman menjalar dalam dirinya.
"Daddy, aunty," cicit Dave bingung melihat Daddy nya memeluk Sohyun.
Panggilan Dave membuat Taeyong tersadar lalu melepaskan pelukannya.
"Jangan keras kepala lagi, akan kupanggilkan OB untuk membersihkannya."
Akan terasa aneh kalau dia menanyakan keadaan gadis itu, maka ucapan itulah yang keluar.
Sohyun masih membeku di tempat sambil diam-diam melirik Taeyong yang melangkah kembali ke mejanya, seolah tak terjadi apa-apa. Entah apa yang ada di pikiran lelaki itu yang tiba-tiba memeluknya.
"Aunty tak apa-apa?" Pertanyaan Dave menyadarkannya, dia mengangguk sebagai jawaban.
"Aunty baik-baik saja." Sahut Sohyun sambil mengajak Dave duduk di sofa.
"Apa sakit aunty?"
Sohyun memandang jemarinya yang berdarah,"sedikit."
Wajah Dave langsung pucat, dia memandang Daddy nya untuk meminta pertolongan,"daddy, aunty sakit."
"Tolong aunty, daddy." Kepolosan Dave malah membuat kedua orang dewasa itu kelabakkan.
"Tuan, aunty tak apa-apa," sahut Sohyun mencoba meyakinkan Dave.
"Tapi aunty bilang sakit," Dave mencebikkan bibirnya, bersiap-Siap menangis.
"Tidak kok. Aunty baik-baik saja," dia terpaksa berbohong agar Dave tak bersedih.
"Aunty bohong ya?"
"Aunty tidak bohong. Benar sudah tidak sakit."
"Tapi—" Dave tak meneruskan ucapannya karena dia menangis, tangisnya cukup keras membuat OB yang baru datang untuk membersihkan pecahan vas buru-buru mempercepat pekerjaannya karena merasa tak enak.
"Tuan, jangan menangis. Aunty tidak apa-apa kok, tenang saja." Sohyun menepuk-nepuk punggung Dave agar tangisnya reda.
"Aunty bohong..." tangis Dave pecah.
"Hiks, daddy tolong aunty."
Taeyong yang melihat putranya menangis hanya menghela napas, dia bangkit dari kursi kerjanya lalu melangkah menuju lemari di sisi kanannya. Tangannya terulur ke atas untuk meraih kotak P3K yang selalu disimpannya untuk berjaga-jaga.
"Daddy, aunty sakit—hiks." Isakan Dave membuat Sohyun kelimpungan.
"Sudah jangan menangis," sahut Taeyong mengelus pelan puncak kepala putranya.
"Daddy akan obati aunty Sohyun," Taeyong mengeluarkan obat-obatan dari dalam kotak.
Sohyun ingin menolak tapi diurungkannya saat melihat Dave menghentikkan tangisnya dan tersenyum lebar.
"Benarkah itu daddy?"
"Iya, daddy akan mengobati aunty," sahut Taeyong mengulurkan tangannya untuk meminta tangan Sohyun yang terluka. Sohyun mengulurkan tangannya dengan ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy : Dave And His Dad
Fanfic[Daddy Series 1] Judul sebelumnya: Hot Daddy Cerita sudah tamat, sedang diunpublish (tidak tahu kapan dipublish kembali) Seorang mahasiswi semester akhir yang menjadi babysitter sebuah keluarga kaya raya harus terjebak di antara anak-ayah yang sama...