Sanbil||4

768 44 0
                                    

" Masalah itu di hadapi, bukan di lampiaskan "

🍃🍃🍃

Suasana kelas XI-IPA 2, kini sudah tak beraturan. Semua murid yang ada di kelas sudah menjalankan kesenangannya, ada yang gosip, main game ponsel, atau bikin kerusuhan lainnya.

Berbeda dengan cewek berambut hitam pekat, ia lebih memilih mengeluarkan novelnya dan membacanya daripada harus membuat keributan yang tak ada manfaatnya.

"Yang digoyang digoyang yang," teriak Raka membawakan salah satu lagu dangdut.

"Yo digoyang semuaaa, HOBAHHH!!!" sahut Dion dengan mengeluarkan uang dua ribu sebagai saweran.

"Dangdut tekoek dangdut tekoet!! DANGDUTTT!!!" suara Raka yang
menggeleggar kelas membuat seisi kelas tertawa.

Bagaimana tidak, ia bernyanyi sambil menari tidak jelas dengan sapu sebagai mic-nya.
Sandra hanya menggelengkan kepalanya melihat kelasnya yang sudah seperti pasar. Ia mengeluarkan earphonenya dan mencoloknya diponsel. Ia pun larut dalam novelnya.

"San..Sann.." ucap seseorang menepuk bahu Sandra dengan nafas tersenggal.

Sandra menatap orang tersebut dan menaikkan satu alisnya.

"Lo udah ngerjain tugas Bahasa Indonesia belom?"Tanya orang tersebut. Alis Sandra mengkerut, ia bingung seseorang dihadapannya berbicara apa.

Orang tersebut menghela nafasnya, lalu ia melepaskan earphone yang menempel ditelinga Sandra. "Lo udah ngerjain tugas Bahasa Indonesia?" ulangnya. Sandra mengangguk.

"Liat dong, gue belom ngerjain nih. Gue lupa banget soalnya semalem ketiduran." Pintanya.

"Lo belom?" Tanya Sandra.

Orang tersebut menggeleng lemah.

"Ko bisa?" Tanya Sandra lagi.

"Gara-gara nyelesaiin vlog dari Blacpink," jawabnya dengan cengir.

Sandra menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu, ia mengeluarkan bukunya dan memberikan kepada Deana.

"MAKASIHH SANDRAAA SAYANGG!!" ujar Deana semangat sambil memeluk Sandra.

"Lepas," ujar Sandra berusaha melepaskan pelukan Deana.

Deana hanya memamerkan deretan giginya, "Hehee... Maaf deh, kelepasan."

Sandra memutar bola matanya jengah, temannya memang pasti berperilaku seperti itu jika ada maunya saja. Untung saja Sandra sudah terbiasa dengan sifat teman yang satunya ini, jadi ia biasa saja.

"DOORR!!! Hayo, kalian lagi ngapain," teriak seseorang membuat Sandra dan Deana mengelus dadanya.

"LISAAA!!! Bisa gak sih dateng itu gak usah pake teriak. Kuping gue bisa-bisa panas dengerin teriakan lo tiap hari." Cerocos Deana sambil mengusap telinganya.

Lisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Habis, Lisa liat daritadi Deana sama Sandra kayak lagi serius banget. Emang lagi ngomongin apa kalian berdua?"

"Mau tau banget?"

Lisa menganggukkan kepalanya, "Iyaa, ayo cepet kasih tau Deana. Tingkat kepo Lisa makin bertambah nih."

Deana mencodongkan badannya ke arah Lisa, "Lagi ngomongin otak lo yang lemotnya minta ampun," ujarnya.

Satu alis Lisa terangkat, "untuk apa kalian ngomongin otak Lisa? Perasaan otak Lisa gak kenapa-kenapa."

"Mangkanya kalo apa-apa itu gak usah pake perasaan." Ucap Deana memutar bola matanya malas.

Lisa mengkerucutkan bibirnya, "Ihh, Deana mah kalo ngomong gak pernah disaring dulu."

"Miror. Lo juga begitu kan."

"Tau ah. Deana mah kebiasaan, kalo ngomong tuh pake otot."

Deana menatap tajam Lisa. "Kalo ngomong sama lo tuh harus pake otot dulu biar bisa nyambung."

"Apaan sih Deana!! Gak jelas banget. Kenapa sih Deana kalo ngomong sama Lisa tuh gak pernah gak kasar. Lisa ini temen Deanaa!! Bukan musuh Deana!!!" ujar Lisa sambil menatap nanar Deana.

Kedua mata Lisa sudah merah, ingin menangis. Deana yang melihat hanya menghela nafasnya kasar. Ia mendekat ke Lisa, lalu mengusap bahu Lisa.

"Bukan gitu Lis."

"Terus maksud Deana tuh apa?"
Deana bungkam. Entah mengapa Deana jika sudah dihadapkan dengan Lisa ia mudah terpancing emosi.

"Kenapa Deana diam? Deana udah gak mau temenan lagi sama Lisa?" tanyanya. Deana menggeleng.

"Terus maunya Deana sekarang apa? Lisa udah gak kuat lagi sama Deana. Dari dulu Deana kalo ngomong sama Lisa selalu marah-marah. Kalo emang Lisa ada salah omongin, jangan kanyak gini."

Setelah mengucapkan itu, Lisa pergi keluar kelas. Sandra yang sedari tadi menyaksikan kedua temannya bertengkar hanya menghela nafasnya. Memang sudah biasa jika mereka bertengkar. Deana yang keras kepala dan Lisa yang lemah lembut. Sangat bertolak belakang bukan?.

"Kalo lo lagi ada masalah, jangan luapkan emosi lo ke orang lain. Apalagi itu sahabat lo. Tenangin diri lo." Ujar Sandra menepuk bahu Deana dan pergi meninggalkan Deana yang sedang memainkan pulpennya.

✨✨✨

Hai Haiii!
Maaf baru bisa update lagi, setelah beberapa minggu tidak update! Hari ini aku update🥳
Yaiyyy!!
Jangan bosen sama cerita aku ya, ajak temen kalian buat baca cerita Sanbil juga🥰.
Supaya makin banyak yang cinta sama Billy🤭.

Follow account supaya bisa tau kelanjutan cerita ini!
@dindasepti23
@dinsstory_

Jangan lupa untuk vote dan comment! 🥳

SANBILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang