Billy Cady Elldred

291 11 0
                                    

"Apa dengan harta semua bisa menjadi lebih mudah? Kalau menurutmu iya, mungkin menurutku tidak. Karena harta tidak membuatku merasa utuh"

***

Deruman motor terdengar di rumah berukuran besar, seorang cowok sedang memarkirkan motor ninja birunya di teras rumahnya. Cowok tersebut berjalan menuju rumahnya, sesekali ia menyisirkan rambutnya kebelakang dengan tangannya.

Cowok tersebut memasuki rumahnya "COWOK GANTENG SUDAH PULANG!! YUHU~~APAKAH ADA ORANG DISINI?" teriak cowok tersebut.

Cewek berambut pirang, berkulit putih berjalan menuruni tangga "Gausah teriak bisa?" tanyanya. Cowok itu menyengir, lalu menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Lo kira ini hutan? Main teriak-teriak aja. Mentang-mentang di rumah gak ada orang" ujar seseorang itu sambil menaruh kedua tangannya di depan dada.

"Yaudah sih de, gausah ngomel terus nanti cepet tua loh," jawabnya. Seketika kedua mata cewek tersebut melotot.

"Lo doain gue cepet mati?" tanyanya dengan nada menyeramkan.

"Ehh.. Gak gitu. Yaelah lo ngapa si PMS?" tanyanya memutar bola matanya.

"Bacot lo monyet."

Kedua bola mata cowok tersebut melotot sempurna. Lalu ia menoyor kepala adiknya "Lo ngatain gue monyet? Durhaka dasar."

"Mending gue ngatain lo monyet. Daripada lo doain gue mati. Parahan mana?" tanyanya.

"Taulah. Lagian punya abang ganteng gini dikatain monyet."

"Lo? Ganteng?"tanya cewek tersebut. Cowok itu mengangguk.

Seketika cewek itu berpura-pura ingin muntah "Ewh lo ganteng darimananya? Dari lobang pantat panci baru dah ganteng," ejeknya.

"Bangke, gue tuh ganteng. Buktinya anak-anak sekolah pada banyak yang suka sama gue," ucapnya percaya diri.

"Iyalah pada suka, orang lo make pellet," ucapnya. Cowok di hadapannya sudah geram, ia pun menjambak rambut adiknya itu.

Cewek tersebut meringis ketika seseorang menjambak rambutnya "BILLY!! SAKIT BEGO!!" teriaknya.

"Eh!! Panggil gua kak! Gue itu kakak lo," ucapnya.

"Lepasin dulu gak,"

"Panggil gue kak dulu, baru gue lepasin," tawar cowok itu. Memang, adiknya itu jarang sekali memanggil kakaknya dengan sebutan "kakak" atau "abang". Katanya ia tak pantas jika dipanggil seperti itu. Kurang ajar memang.

"Ogah," jawabnya sambil berusaha melepaskan jambakan kakaknya.

"Yaudah gak bakal gue lepasin," jawabnya masih menjambak rambut adiknya.

"Anjing lo ya Bil" umpat adiknya.

"Babi lo ya Kim," ucap cowok itu mengikuti adiknya.

"Jangan ikutin ucapan gue Billy Cady Eldred!" bentak adiknya.

"Jangan ikutin ucapan gue Kimberly Amalia Gerarda!" ucap Billy tak kalah.

"Bangsat."

"Sialan," sahut Billy.

"Sakit Billy, lepasin adikmu yang manis ini ya?" ucap Kimberly memasang muka memelas.

Billy memutar bola matanya malas "Aku tak akan terpengaruh dengan ekspresimu yang menjijikan seperti itu Kimberly." ucapnya dengan senyum mengejek.

Kimberly menghela nafasnya kasar "Mau lo apa sih?."

"Panggil gue kakak atau abang," jawabnya sambil menarik turunkan alisnya bergantian.

Kimberly memutar bola matanya, ia mengusap wajahnya kasar.

"Abang Billy yang gantengnya melebihi Jefri Nichol, lepasin jambakan abang di kepala adikmu yang manis ini yaaa?" ucapnya lembut dan memasang muka puppy eyes.

Sebenarnya ia merasa jijik berbicara seperti ini. Jika bukan karena rambutnya yang sudah sakit karena sudah terlalu lama dijambak oleh kakaknya yang tak kasihan dengan adiknya ini, Kimberly mana mau berbicara sealay itu.

Billy tersenyum penuh kemenangan "Oke adikku tersayang," ujarnya sambil mengusap kepala adiknya.

"Gausah dipegang lagi rambut gue. Nanti rusak, tangan lo kan selalu bau," ucap Kimberly sambil berlari meninggalkan kakaknya yang sudah geram dengan adiknya itu.

"KIMBERLYYY!! KURANG AJAR YA LO!!" teriak Billy.

Billy Cady Eldred, cowok bertubuh tinggi, berambut hitam agak kecoklatan, mempunyai jambul yang membuat siapapun gemas dengan jambulnya yang selalu menganggu matanya. Billy selalu merapikan jambulnya dengan cara menyisirkan jambulnya dengan tangan. Ah, itu sangat cool.

Kimberly Amalia Gerarda, cewek berambut panjang pirang, berkulit putih, kedua bola matanya berwarna coklat. Mereka berdua adik-kakak yang hanya beda satu tahun. Ayah mereka bernama Aidar Isham, memiliki sifat yang bijaksana. Dan ibunya yang bernama Corliss Earna, ibunya yang sangat lemah lembut. Kedua orang tuanya memiliki banyak kesibukan. Mereka jarang sekali di rumah, maka dari itu Billy dan Kimberly hanya tinggal berdua saja.

Jika kalian bertanya, memang mereka tak punya pembantu? Mengapa mereka hanya tinggal berdua? Jawabannya karena orang tua mereka melarangnya, dengan alasan pasti anak-anaknya itu tidak akan mandiri jika ada pembantu yang apa-apa harus diambilkan. Jadi sebaiknya mereka tak menggunakan pembantu. Lagi pula mereka berdua tidak menolak, mereka menerima dengan senang hati.

Billy berjalan gontai menuju kamarnya di lantai dua. Sambil membawa soft drink yang ia ambil di dapur. Lelah juga habis mengerjai adiknya habis-habisan. Tapi tak apa setidaknya Billy punya hobi baru, yaitu mengerjai adiknya yang galak. Sesampainya di kamar, Billy langsung menghempaskan badannya di kasur, ia menatap langit-langit atap dinding rumahnya. Sesekali ia mengusap wajahnya kasar, ia lelah sebenarnya dengan kehidupan yang seperti ini. Kadang, ia berpikir "Kapan kedua orang tuanya akan punya watu untuknya dan Kimberly?" "Kapan ia bisa merasakan kembali rasa kasih sayang kedua orang tuanya lagi?". Billy hanya berdoa, semoga Tuhan selalu mendengar doa-doanya dan mengabulkannya.

***
Mohon maaf ceritanya diulang hehe💕

Mohon maaf juga jika ada kesamaan nama. Buat kalian yang kepo sama Billy dan Sandra jngan lupa di follow account ini atau kalian tambah ke reading list dan perpustakaan kalian biar kalian ga lupa💗.

Insyaallah aku bakal sering upload.Kalo otak ga ngeblag hehehe🙏

Have Fun👌

SANBILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang