Sanbil||9

682 43 1
                                    

"Sahabat itu yang selalu setia menemani lo dari 0 sampai menjadi angka tertinggi"

🍃🍃🍃

"Woi, jangan lo abisin semua itu makanan. Bagi gue dikit," protes Gilang sambil merebut makanan ringan dari tangan Azri.

Azri menggeleng, ia mendekap makanan tersebut.

"Heh makhluk astral! emang lo kira itu lo yang beli? Enggak kan! Bagi gak?" oceh Gilang yang masih berusaha merebut makanan itu. Azri masih tetap menggeleng.

"KUTU AERRRR BAGIII WOII!!" teriak Gilang jengah.

"Berisik lo ah Lang."

Gilang menajamkan matanya, "Oke kalo lo masih tetep gak mau bagi tuh makanan. Gue sumpahin lo jomblo seumur hidup."

Azri yang mendengar itupun ia menajamkan matanya ke arah Gilang. Gilang tersenyum smirk.

"Kenapa?"

Azri menghela nafasnya, lalu ia menyerahkan makanan yang sedari tadi ia dekap. "Nih njing."

"Takut kan lo, HAHAHA."

"Bacot."

Mereka pun larut dalam aktifitasnya masing-masing. Gilang yang sudah mendapatkan apa yang ia mau, ia memakan makanannya sambil memainkan ponselnya. Azri yang sedang bermain ps.

"Astaghfirullah, ini kenapa kamar gue jadi kanyak kapal pecah." Pekik Billy sambil menjambak rambutnya.

Bagaimana tidak, Billy yang rela pulang sekolah harus membersihkan kamarnya dahulu. Biasanya diluar sana cowok-cowok saat pulang sekolah akan nongkrong atau langsung tidur. Berbeda dengan Billy, ia pulang sekolah langsung membereskan kamarnya dan membersihkan rumahnya. Jarang sekali bukan cowok seperti Billy?

"Tuh si Azri yang buat jadi kanyak kapal pecah, Bil" tunjuk Gilang ke arah Azri.

Billy menghela nafasnya kasar, lalu ia berjalan menuju kasurnya. "Pokoknya habis ini kalian harus beresin kamar gue sampai bersih."

"Iya,iya bawell."

Billy membaringkan tubuhnya di kasur sambil memainkan ponselnya. Ia membuka semua sosial medianya, mulai dari instagram,line,whatsapp atau yang lain. Namun, seketika konsentrasinya pecah karena ucapan Gilang.

"Bil, gimana lo udah dapet target belom?" tanyanya.

Billy menggeleng, "belum nih. Asli gue bingung siapa ya yang bakal gue jadiin target." Pikirnya.

Azril terkekeh, tak biasanya Billy mencari targetnya harus membutuhkan waktu lama. Biasanya ia akan langsung menunjuknya.

"Tumben amat lo lama milihnya, biasanya juga langsung tunjuk."

"Gue pengen target kali ini beda."

Gilang menaikkan satu alisnya, "maksud lo?"

Billy mengubah posisinya menjadi duduk, ia menatap Gilang dan Azril. "Gue pengen cari target yang kalo gue putusin kagak bakal nangis. Ribet kalo nangis atau engga ngerengek-rengek minta balikan."

SANBILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang