Sanbil||8

628 36 0
                                    

Sesampainya mereka di kantin. Billy, Azri, dan Gilang memilih duduk di pojok kantin. Tempat yang enak, adem.

"Bil, lo pesen gih." Suruh Azri.

"Males. Lo aja dah."

Gilang menggelengkan kepalanya. "Aduh mas Billy, udah turutin aja kemauannya mas Azri. Kan mas Billy jarang mesenin kita-kita makanan." Ucapnya dengan nada menggoda.

Billy rasanya ingin muntah melihat sikap sahabatnya yang satu ini. Aneh. Untung sahabat, jika bukan sudah ia tinggalkan dan bully dari dulu. Sifatnya tidak pernah berubah, kan seharusnya semakin seorang dewasa maka akan semakin baik sikap seorang tersebut. Namun, berbeda dengan Gilang ia bukan menjadi baik malah menjadi aneh.

"Lang, kan dramanya udah selesai. Lo kenapa masih ngomong kayak gitu sih!" ujar Azri kesal.

Gilang memamerkan deretan giginya, "Oh iya babang lupa. Maapin babang ya mas."

"Lo pada mau pesen apa?" tanya Billy.

"Gue siomay sama es jeruk," jawab Azri.

"Kalo aku cinta mas Billy aja. Bisa?" tanya Gilang.

Billy lelah, ia sudah lelah menanggapi sikap Gilang yang benar-benar kelewat absturd.

"Gue serius anjing! Kalo lo masih banyak bacot, lo mesen sendiri ya." Ucap Billy dengan nada kesal.

"Ish, gausah marah-marah juga kali Bil."

"Yaudah deh gue pesen nasi goreng sama iced lemon tea." jawab Gilang.

Billy bangun dari duduknya dan mulai memesan pesanan sahabat-sahabatnya.

"Bang, siomaynya satu." ucap seseorang berbarengan dengan Billy. Billy menatap ke sampingnya.

"Lo." Ujar Billy menatap seorang itu. Ia memutar bola matanya malas.

"Aduh, maaf dek siomaynya tinggal satu." Jawab sang penjual dengan nada kecewa.

"Loh? Emangnya abang gak stock banyak?" Tanya Billy.

Pedagang tersebut menggeleng, "Sebenernya tadi sudah saya stock banyak dek. Cuman karena sekarang kantin lagi ramai, jadi cepat habis."

Billy menghela nafasnya.

"Sandra,itu buat lo aja deh. Nanti gue beli yang lain aja." suruh Billy.

Sandra sempat terkejut karena cowok dihadapannya mengetahui namanya. Padahal Sandra belum pernah bertemu dengan cowok dihadapannya. Namun, ia tak telalu memikirkannya.

Sandra menggeleng. "Buat lo." ucapnya lalu pergi meninggalkan Billy yang menatap punggung Sandra semakin menjauh dari kantin.

"Yaudah bang, ini saya ambil ya. Oh iya bang, tolong bungkus aja ya. Saya mau makan di kelas soalnya." Suruh Billy kepada sang penjual

Setelah sang penjual membungkus pesanan Billy, ia berjalan keluar kantin. Mengejar seseorang, yang tidak jauh darinya.

"Nih. Buat lo aja," ucap Billy menyodorkan siomaynya.

Orang di hadapannya menaikkan satu alisnya, lalu menggeleng.

Billy tetap memaksa. "Udah buat lo aja. Nanti gue tinggal pesan yang lain."

Cewek tersebut menggeleng lagi, "Gak usah."

Billy memperhatikan cewek di hadapannya. Bagaimana bisa ia bertemu dengan cewek yang irit bicara seperti ini?. Atau mungkin dia adalah cewek dari daerah lain? Atau mungkin dia lagi puasa?.

"Serius nih? Udah deh buat lo aja. Kasian gue, lo kan cewek. Nih, ambil kek." ucap Billy yang sudah kesal.

Cewek tersebut tidak menjawab perkataan Billy. Ia hanya melongos pergi, meninggalkan Billy. Billy menatap kepergian cewek itu, lalu menghela nafasnya.

SANBILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang