Sehun berjalan pelan menyusuri setiap rak-rak dengan berbagai bahan makanan yang tersusun rapi ketika ia hendak menuju rak yang memajang bumbu-bumbu dapur secara tak sengaja ia melihat seseorang yang ia yakini itu chanyeol namun dalam versi kurus berbeda sekali dengan saat terakhir kali ia bertemu dengan chanyeol.
Deg
Sehun akan menghindar dari chanyeol namun ia kalah cepat dengan chanyeol yang mencekal lengannya ternyata tanpa ia ketahui chanyeol juga tengah menatapnya.
"hunnie" panggil chanyeol.
"y ya?" ucap sehun gugup.
"sehunnie? Astaga sehun aku sangat merindukanmu sangat-sangat merindukanmu" chanyeol langsung memeluk sehun.
"aku sangat merindukanmu sayang hingga rasanya aku hampir mati"
"m maaf tuan bisakah kau melepaskanku? Aku harus segera pergi"
"sehun?" chanyeol mengernyit saat sehun berbicara padanya menggunakan bahasa yang formal dan ia juga tak memanggil chanyeol dengan sebutan kesayangan mereka dulu.
"maaf tuan aku tengah sibuk sekarang, aku permisi" sehun berlalu begitu saja setelah chanyeol melepaskannya ada rasa sakit yang ia rasakan saat sehun bersikap seolah tak mengenalnya namun itu tak seberapa sakitnya yang sehun alami selama chanyeol mencampakkannya dan tak mengakui anaknya.
Beruntung jalanan begitu sepi sehingga sehun bisa sampai di rumah dengan selamat dan juga cepat, ia memasuki rumahnya dengan terburu-buru dan langsung mengunci pintu, sehun terengah peluh kini mulai membasahi dahinya.
"kenapa harus sekarang? Kenapa ia harus muncul lagi?" tanpa sehun sadari kini air mata mulai menetes dari kedua matanya.
"apa yang harus ku lakukan Tuhan? Kenapa kau mempertemukan aku lagi dengannya?" sehun semakin terisak hingga tanpa sadar ia tertidur meringkuk di sofa ruang tamu.
Ceklek
Jongin memasuki rumahnya yang gelap karena sudah malam mungkin sehun sudah tidur pikirnya beruntung ia selalu membawa kunci cadangan sehingga ia tak perlu mengganggu tidur sehun untuk membukakannya pintu.
Jongin akan melangkahkan kakinya menuju arah kamarnya namun ia tak sengaja melirik ke arah sofa dan betapa terkejutnya ia saat melihat sehun tertidur meringkuk di sofa pasti tidak nyaman. Jongin perlahan mendekati sehun ia mengusap lembut rambut sehun dan menggendongnya ala bridal style menuju kamar mereka, sesampainya di kamar jongin merebahkan tubuh sehun perlahan ia mengernyit heran saat ia menatap wajah sehun yang mana terdapat jejak air mata disana, berapa lama sehun menangis dan mengapa ia menangis, banyak pertanyaan yang muncul di otaknya namun ia memilih melupakannya saja dan tidur di samping sehun.
"enghh" lenguh sehun saat ia merasa ada seseorang yang tengah mengusap perutnya.
Dengan perlahan sehun membuka matanya
" Nini? "
Jongin tersenyum melihat wajah sehun yang bingung.
" Kapan kau pulang? "
" Baru saja "
" Akan aku siapkan air hangat untukmu"
Ketika sehun hendak bangun dari posisinya tadi jongin terlebih dahulu mencegahnya.
" Tidak usah, aku sudah mandi tadi "
" Istirahatlah kau pasti lelah sayang "
Jongin menarik sehun memeluknya, mengusap kepalanya.
Sehun hanya menikmati perlakuan jongin menyamankan posisinya senyaman mungkin dalam pelukan jongin agar bayinya juga tetap aman.
.
.
.
.
.
" Baekkk " teriak chanyeol saat memasuki apartemen baekhyun.
" Baekhyun!!! "
" Apasih jangan teriak-teriak " ucap baekhyun sebal.
" Baek tadi aku bertemu dengan sehun baek "
"Hah!! "
" Tadi aku bertemu dengan sehun di supermarket, aku melihatnya baek. Aku melihat sehunku" ucap chanyeol dengan penuh semangat hingga ia tak henti-hentinya tersenyum sedari tadi.
" Kau tidak bercanda kan yeol?"
" Aku serius baek, tadi aku bertemu dengan sehun. Ia terlihat sangat sehat baek, kini perutnya semakin besar. Aku jadi tak sabar ingin bertemu lagi dengannya baek, aku ingin cepat-cepat membuat sehun menjadi milikku untuk selamanya dan hidup bahagia bersama dengan anak-anak "
Baekhyun hanya bisa tersenyum tipis, ia berharap semoga saja impian chanyeol bisa terwujud walaupun kemungkinan chanyeol untuk mendapatkan sehun kembali sangat sedikit, tapi siapa yang tau hasil akhirnya jika tidak di coba.
.
.
.
.
.
Di pagi buta seperti ini jongin terlihat sudah rapi dengan setelan jas kantornya, ia tersenyum memandang wajah damai sehun yang masih terlelap. Hari ini jongin memang memiliki jadwal yang sangat padat sehingga ia harus berangkat pagi-pagi sekali sebelum sehun bangun.
"enghhh" sehun melenguh merasakan badannya yang pegal saat terbangun.
Sehun melihat kesegala arah mengamati setiap sudut kamarnya tapi ia tak melihat keberadaan jongin dimanapun, hingga ia menemukan secarik kertas kecil yang jongin sematkan di bawah gelas yang berisi susu panas kesukaan sehun.
Aku berangkat kerja
Hati-hati di rumah(Kira-kira seperti itulah isi note dari jongin)
Hah
Sehun menghela nafasnya lelah, ia mencoba bangun dengan susah payah karena kini kandungannya sudah membesar. sehun jadi teringat kejadian kemarin dimana ia bertemu kembali dengan chanyeol setelah sekian lama.
"hiks hiks" sehun terisak merasakan sakit hati saat mengingat kejadian terdahulu yang membuatnya hampir melakukan tindakan yang bodoh, terlebih lagi sekarang chanyeol malah kembali menemuinya dan mencoba untuk membujuknya untuk kembali lagi padanya.
"hiks hiks hiks" sehun terus saja menangis hingga baju bagian depannya basah karena air matanya yang terus saja menetes tanpa henti.
Sehun mengusap air matanya kasar menahan rasa sakit sendirian, ia tak tahu harus menceritakan masalahnya pada siapa karena jujur saja ia sama sekali tak memiliki siapapun kecuali jongin. Ia tak mau jongin sampai tahu dan malah jadi khawatir dengannya
Tbc
Hmm gua kaga yakin mau up ff sih sebenernya sumpah mood gua amburadul gak karuan, jadi yah bakalan lama lagi deh up storynya
Kelamaan di gantung ya?
Hehehe sorry gua males bikin ff otak ama ati lagi gak bisa di ajak kompromi jadi bagian yg ini gua bagi lagi soalnya masih abu-abu mau up endingnya.
14/07/2018