BINTANG dan aku itu adalah perumpamaan yang sesuai untuk menggambarkan kita berdua. Kau adalah bintang itu, tempatmu berada di atas dan aku akan selalu bisa melihatmu meski itu dari bawah.
Meskipun kecil, namun bintang mengeluarkan sinarnya sendiri yang membuat ia begitu mudah dicintai. Sedangkan bulan, walaupun besar, namun sinarnya yang terang benderang berasal dari sinar yang dibiaskan dari matahari.
Itu adalah salah satu alasanku mengapa aku lebih menyukai bintang dari pada bulan dan aku tidak menyangka kalau itupun akan berlaku saat aku mengenalmu.• • •
Namanya Alexander Grey.
Entah apa yang membuat aku begitu mengaguminya. Aku tak pernah jatuh cinta, jadi aku masih sangat ragu dengan perasaan yang bergejolak saat ini. Yang aku tahu hanya satu, aku marah dan sedih saat dia dekat dengan orang lain. Hanya itu.
Hari ini Aku duduk menatap layar ponselku, aku ingin tahu kabarnya. Ingin juga menghapus jarak yang tercipta. Tapi sungguh, aku terlalu takut akan hal itu. Bukan, bukan karna perasaanku ini yang mungkin tak berbalas. Memang entah apa yang membuatku begitu ragu dengan isi kepalaku.
Begitu banyak rumor tentang pria ini. Dia menakutkan, cuek, dingin dan masih banyak hal lainnya. Tapi buatku dia sangat mempesona, hanya dengan melihat profil Ooh Sehun yang terpampang di kontakku membuatku begitu mengaguminya.
Sampai akhirnya lamunanku buyar saat ada notifikasi masuk di layar ponsel yang dari tadi aku genggam.
[LINE]
You were mentioned.🌸Female//Cek Note 🌸
Begitu banyak notifikasi dari grup chat ini. Tapi fokus ku hanya pada note yang baru dibuat oleh seorang essence dari squad ini. Seulas senyum terbentuk dari bibirku saat membaca rentetan kalimat yang tertera dalam ketikan itu.
Aku bahagia seolah ada sepercik harapan untukku. Apakah Dewi Fortuna sedang berbaik hati padaku? Namun ada rasa takut dalam diriku.
Aku masih terdiam, setidaknya event dari squad ini bisa memberiku jalan untuk mengikis sedikit benteng yang berdiri menghalangiku dengan dia, seorang pria yang selalu aku sebut 'My Star'.
Haruskah aku menjalani event ini, atau haruskah aku izin untuk tidak menjalaninya? Begitu banyak argumen yang saat ini berkeliaran di dalam otakku, seolah-olah argumen itu mampu menghentikan aliran darah dalam tubuhku, memompa denyut jantungku untuk berkerja lebih cepat melebihi kapasitas normal.
Apa ini? Perasaan macam apa yang telah aku ciptakan? Apa yang harus aku lakukan? Hanya kalimat itu yang terus kuucapkan.
17.17 WIB
Aurora : Addback.
Tanganku terasa gemetar, otak dan hatiku benar-benar tidak mau berkerja sama saat ini.
"Haruskah aku mengirim text ini?" gumamku dalam hati. Kupejamkan mataku sejenak dan aku putuskan untuk tetap menekan tombol send.
Aku gemetar, seperti ada sebuah genderang dalam hatiku yang sedang melantunkan sebuah musik yang sangat kencang. Aku takut, takut akan kenyataan bahwa pesanku akan terabaikan olehnya.
Apakah mencintai akan sesulit ini? Pikirku lagi dan lagi sampai sebuah nada dari notifikasi kembali menyadarkanku. Ya, hari ini aku terlalu menikmati dunia khayalku.
[ LINE ]
My Star 🌟 : Done Aurora.
Sangat singkat, hanya dua kata. Tapi percayalah, dua kata itu mampu membuat hatiku sedikit tenang, dua kata itu seperti sebuah mantra yang menyembuhkan luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fake Life | RolePlayer
Random"RolePlayer is FAKE but Real Feeling" Hidup dalam kebohongan. Fake face, fake love, fake life, fake world. Masih ada lagi?? Mungkin sebagian manusia sudah mengetahui bagaimana rasa dan sensasi bermain di dalam dunia penuh kebohongan ini. Namun, ada...