16. I'm Yours, Hubby

3K 133 0
                                    


Suasana di kediaman keluarga Erlangga sedang ramai oleh para sanak saudara dari keluarga angkat orang tua Nathan. Ira dan Rafli baru saja check-out dari hotel siang ini. Rencananya, Ira akan langsung diboyong ke rumah yang ditempati Rafli saat ini dekat kantornya. Rumah yang sudah mutlak menjadi milik suaminya itu kini akan menjadi rumah mereka berdua.

"Jadi Kakak gak akan tinggal di sini lagi, ya?" tanya Stacy, putri dari Grace yang merupakan sepupu Nathan, ayahnya. Ira mengangguk.

"Iya, sayang. Kakak akan tinggal bersama suami Kakak nanti." gadis berusia 13 tahun itu mengangguk. Ia melirik Rafli yang sedang mengobrol dengan suami Grace.

"Your husband is handsome and sexy, Kak. I like him." bisiknya pelan di telinga Ira yang membuat Ira melotot kaget. Gadis itu hanya terkikik senang. Ira melongo mendengar ucapan gadis yang masih di bawah umur tersebut. Bocah usia 13 tahun sudah mupeng melihat lelaki dewasa. Dan apa tadi Stacy bilang? Rafli seksi? Ya Ampun... Apakah pergaulan di sana yang sangat bebas membentuk karakter anak yang bahkan masih di bawah umur menjadi dewasa sebelum waktunya? Ia tak habis pikir.

"Heh! Kamu itu masih kecil, Stacy. Tatapannya jangan seperti itu seperti mau menerkam saja!" ucapnya sedikit kesal saat melihat tatapan kagum Stacy kepada suaminya. Tak seharusnya ia cemburu pada gadis kecil ini, tapi fisik Stacy yang terlihat lebih dewasa dari usianya karena dia keturunan bule membuatnya terlihat seperti perempuan penggoda di matanya. Ah, Ira... Kenapa kamu seperti orang yang kurang waras saja cemburu kepada anak kecil?! batinnya sedikit resah. Stacy adalah remaja yang baru menginjak masa pubertas dan hormon mereka sedang dalam masa pertumbuhan dan menuju puncaknya. Mungkin memang itu wajar saja, hanya ia mungkin yang terlalu sensitif. Semenjak ciuman pertama mereka kemarin malam, ada rasa tak pernah rela dalam dirinya jika Rafli sampai meninggalkannya.

"Aku sudah remaja, Kak! Bahkan aku sudah 10 kali berpacaran. Enak saja dibilang anak kecil!" protes Stacy tak terima. Ira mendengus dalam hati. Bocah ini... Benar-benar banyak tingkah.

"Siapa yang sudah berpacaran?" sahut suara yang mendekat ke arah mereka. Ira dan Stacy menolehkan wajah ke sumber suara. Ia melihat wanita cantik paruh baya yang sedang mendorong kursi roda yang diduduki oleh wanita renta yang seluruh rambutnya hampir tertutupi oleh uban.

"Mommy...." Stacy menunduk malu kala melihat ibunya mendekat.

"Siapa tadi yang mengaku sudah pernah berpacaran 10 kali?" tanya Grace sambil menelisik raut wajah putrinya. Ira tersenyum geli melihat anak gadis itu. Terbersit niat jahil di benaknya.

"Anak gadis Aunty ini tadi bilang katanya sudah pernah berpacaran. Dia tak terima dibilang anak kecil olehku. Bahkan tadi dia bilang suamiku seksi." Stacy melotot mendengar penuturan Ira.

"Ih! Kakak....!" Ira tertawa puas melihat wajah merah gadis itu. Grace menatap wajah putrinya.

"Mommy bilang jangan banyak main sama pemuda-pemuda itu lagi! Mereka hanya akan menganggu waktu belajar dan sekolahmu saja!" omel Grace yang membuat Ira dan Regina tertawa. Stacy mencebikkan bibirnya kesal.

"Mommy... Sudah, ah! Aku kesal sama kalian." ucapnya sambil membalikkan tubuhnya dan menghentakkan kakinya kesal meninggalkan mereka entah ke mana. Ira tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah konyol sepupunya itu.

"Anak itu memang." gumam Grace sambil menatap kepergian putrinya.

"Memang Stacy bagaimana kelakuannya Aunty di sana?" tanyanya penasaran dengan kehidupan gadis itu. Mereka hanya bertemu jika sedang ada pertemuan keluarga saja.

"Dia lebih susah diatur dibanding kakaknya. Aunty sama Uncle sudah pusing mengatasi anak itu." Ira hanya mengangguk. Ia bisa memahami bagaimana sulitnya mendidik anak dari raut frustasi tantenya itu, apalagi anak yang sudah menginjak remaja seperti Stacy yang sudah mulai mengenal pergaulan luas di dunia luar.

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang