6. Jodohku?

2.1K 149 0
                                    

"Eh, Ibu... Sendiri lagi Bu ke sininya?" tanya Ira saat pelanggan yang dilihatnya ternyata seorang wanita paruh baya yang beberapa minggu yang lalu mampir ke salonnya. Ibu itu ramah dan akrab saat mereka berkenalan. Kebetulan Ira saat itu yang melayaninya melakukan perawatan. Lila tersenyum.

"Sama putra dan cucu Ibu. Ini kan hari libur, jadi mumpung putra Ibu lagi gak ada kerjaan, ya..., sekalian dipaksa nemenin shopping." ucapnya sambil tertawa pelan. Ira ikut tertawa.

Sementara itu Rafli berjalan menghampiri bundanya yang sedang asyik mengobrol dengan pekerja salon yang tidak kelihatan wajahnya karena terhalangi bundanya. Jantungnya berdegup kencang. Ia pasti tak salah. Gadis itu seperti Ira. Dan benar saja jika dia adalah Ira, sedang tertawa dengan manisnya bersama bundanya. Sepertinya mereka sudah kenal.

"Bu Ira?" Ira yang merasa namanya dipanggil langsung menolehkan wajahnya dan ia terkejut saat melihat siapa yang memanggilnya.

"Lho... Pak Rafli? Omnya Icha. Bapak sedang apa di sini?" tanyanya heran saat melihat om muridnya tersebut berada di tempat khusus wanita. Lila menatap putranya dan gadis itu bergantian.

"Kalian sudah saling kenal?" tanyanya yang diangguki oleh Rafli dan Ira.

"Bu Ira ini gurunya Icha, Bun. Kami bertemu di sekolah waktu aku menjemput Icha. Dia sering nemenin Icha nungguin jemputan." jelas Rafli yang diangguki oleh Lila.

"Bu Cantik!" seru Icha begitu ia melihat gurunya di sekolah ada di sini. Ira menolehkan wajahnya dan tersenyum saat melihat muridnya yang sedang duduk di depan cermin. Ia menghampiri gadis kecil itu.

"Eh, Icha. Ke sini sama siapa, sayang?" tanyanya kepada Icha yang menyalami tangannya.

"Sama Om dan Oma, Bu." Ira mengangguk. Sepertinya Icha dan Rafli adalah keluarga yang dimaksud oleh Lila tadi.

"Oh... Jadi Nak Ira ini gurunya Icha, ya? Wah, kebetulan sekali." Ira hanya tersenyum tipis. ia membenarkan dalam hati. Kenapa bisa kebetulan gini, ya?

***

"Rafli itu putra pertama Ibu. Icha anak dari putra Ibu yang kedua. Mamanya sudah meninggal sejak melahirkannya. Yang ketiga masih kuliah." Ira sedikit terkejut saat mendengar kalau Icha sudah tidak mempunyai mama sejak lahir. Hatinya merasa sedih dan iba pada gadis kecil yang disayanginya itu. Icha sudah seperti anaknya sendiri karena gadis kecil itu yang cukup dekat dengannya dibanding muridnya yang lain.

"Kasihan ya Bu Icha? Saya menjadi sedih mendengarnya." ucapnya sambil memijat wajah Lila dengan gerakan memutar. Lila mengangguk.

"Iya. Apalagi papanya jarang punya waktu dengannya karena terus sibuk kerja. Icha lebih deket sama omnya dibanding papanya sendiri. Rafli menyayangi Icha seperti anaknya sendiri." Ira bisa melihat bagaimana dekatnya dan sayangnya Rafli kepada keponakannya. Siapa pun pasti akan mengira jika Icha adalah anaknya, terutama dirinya yang mengira Rafli sebagai ayah Icha pada saat mereka bertemu.

"Rafli masih sendiri, lho. Dia belum punya istri. Ibu sama ayahnya udah resah lihat dia belum memperkenalkan calonnya sampai sekarang. Eh, tuh anak malah santai-santai aja tiap kali ditanyain kapan mau nikah." Ira tertawa pelan mendengar penjelasan wanita paruh baya yang masih terlihat ayu itu.

"Dia itu cuek sama perempuan yang deket dengannya. Ibu sampai khawatir melihat dia yang seperti itu. Ibu takut dia gak ada keinginan buat berumah tangga." ucap Lila dengan nada sedih. Ira paham akan kegelisahan Lila sebagai seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya yang belum memiliki pendamping hidup.

"Ditambah Kevin, papanya Icha yang sama cueknya dengan kakaknya tiap Ibu bilang buat nyari istri dan mama untuk Icha. Bagaimanapun juga, Icha masih kecil dan butuh kasih sayang. Tak selamanya kami akan selalu mendampinginya. Tetap sosok orang tua lah yang lebih dibutuhkan Icha." Ira terharu mendengar kisah hidup muridnya itu. Ia beruntung masih memiliki kedua orang tua yang lengkap dan harmonis serta membesarkannya dengan penuh cinta. Sejak lahir ia tak pernah kekurangan kasih sayang dari keduanya. Icha terlihat lebih tegar untuk anak seusianya. Gadis kecil itu selalu bersikap mandiri dan jarang merepotkan orang lain. Mungkin karena riwayat hidupnya yang melatarbelakangi karakternya juga.

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang