21. Pizza Kampung

2K 106 0
                                    

Kedua keluarga besar Ira dan Rafli begitu senang saat mendengar berita kehamilan Ira. Para orang tua selalu menasehati Ira agar selalu menjaga calon cucu mereka dengan baik dan memperhatikan kesehatannya. Rafli juga berubah menjadi suami siaga yang selalu siap kapan pun istrinya membutuhkannya. Seperti saat ini, Ira sedang berada dalam fase ngidam sebagaimana yang biasa dialami oleh ibu hamil pada trimester pertama. Hampir setiap hari Ira bolak-bolak ke kamar mandi untuk memuntahkan cairan dari mulutnya. Ia merasa begitu menderita pada kehamilannya yang pertama ini. Tubuhnya begitu lemas dan ia lebih suka tidur. Ia akan merasa lebih baik kalau sudah dipeluk oleh Rafli. Sepertinya anaknya tidak bisa jauh-jauh dari ayahnya. Karena hal itu, ia terpaksa cuti dari mengajarnya untuk sementara. Ia tak bisa menolak karena memang tubuhnya begitu lemas tak bertenaga dan suaminya tegas kepadanya yang membuatnya tak bisa membantah lagi. Hari ini Rafli terpaksa tidak masuk ke kantor karena istrinya yang merengek ingin dirinya tidak pergi dan juga kondisi istrinya yang begitu pucat. Ira menolak makanan yang sedari tadi dibuatkan suaminya yang dibantu oleh asisten rumah tangga yang sekarang menggantikan Ira untuk sementara mengurus kebutuhan rumah tangga mereka dikarenakan kondisi Ira yang sedang tidak memungkinkan untuk bekerja berat. Rafli menghela nafasnya kala istrinya hanya mau memakan salad buah-buahan saja sedari kemarin.

"Makan dulu ya, sayang! Kasian Dedek dari kemarin belum makan. Nanti pertumbuhannya terganggu kalau kamu gak maksain makan." Ira menghentikan kegiatan memakan buahnya dan menatap suaminya. Tatapannya berubah sendu dan ada rasa bersalah di sana. Matanya berkaca-kaca. Hormon kehamilannya juga membuatnya menjadi lebih melankolis dan terbawa perasaan.

"Perutku langsung mual Mas tiap aku mau makan nasi, apalagi cium bau bumbu masak yang menyengat. Gara-gara itu juga, aku jadi gak pernah lagi masak buat kamu dan nyuruh Bi Wati buat nyiapin kamu makan. Aku bukan ibu dan istri yang baik untuk kamu dan anak kita, hikss...." ucapnya lirih sambil terisak. Air matanya berderai membuat Rafli kaget dengan perubahan mood istrinya yang selalu berubah drastis sewaktu-waktu. Langsung didekapnya erat tubuh istrinya yang mulai terasa berisi sekarang. Hormon ibu hamil memang membingungkan. Ira memang terkadang manja, tapi tak sampai seperti ini. Istrinya menjadi lebih emosional dan sensitif jika salah bicara sedikit saja. Makanya ia lebih memilih bungkam jika istrinya sudah merajuk atau marah-marah tak jelas karena kesalahan sepele yang seharusnya tak perlu dibesar-besarkan. Ia paham kondisi istrinya saat ini yang merupakan pengaruh dari janin yang dikandungnya.

"Sssttt... Udah, ya! Kamu jangan ngomong gitu, sayang. Kamu kayak gini karena sedang mengandung anak kita. Aku cuma pengen kamu makan untuk kamu dan anak kita. Dia pasti kelaparan. Apa kamu gak kasihan sama dia?" ucapnya lembut sambil mengelus punggung istrinya. Ira masih terisak dan menenggelamkan wajahnya di dada suaminya sampai kaos yang dipakai suaminya basah karena air matanya.

"Aku bukannya gak kasihan, tapi aku mual! Aku bingung harus ngapain?!" ucapnya frustasi, lalu terisak kembali. Rafli menghela nafasnya.

"Terus kamu mau makan apa sekarang, hm?" tanyanya masih dengan nada lembut. Ia berusaha untuk bersabar. Bagaimanapun Ira menjadi begini karena perbuatan dirinya juga. Ira sedang terlihat berpikir.

"Aku pengen bakwan sayur. Tiba-tiba aja aku pengen itu, Mas." Rafli masih bisa bernafas lega karena istrinya tidak mengidam macam-macam. Hanya menginginkan bakwan sayur, dan itu bukan hal yang sulit.

"Oke. Mau dibuatkan atau beli aja?"

"Hmm..., mau dibuatkan aja. Aku gak mau kalau beli." Rafli tersenyum. Ia mengulurkan tangannya untuk mengusap perut istrinya.

"Anak Ayah pengen makan bakwan, ya? Tunggu bentar ya, sayang! Pesananmu akan dibuatkan dulu." ia lalu menatap istrinya.

"Aku minta bantuan Bi Wati dulu ya bentar! Kamu tunggu dulu di sini!" Ira menahan lengan suaminya yang akan beranjak dari ranjang mereka.

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang