Aku tak terbiasa menangis karena perpisahan. Karena itu sia-sia bagiku. Toh jika sudah ditakdirkan, biar kau di ujung duniapun, aku pasti akan menemukanmu.
================================
"Dahyun~ dimaafin dong...yah?? Pleaseee" Jimin mengetukkan sederet punggung jarinya ke pintu kamar Dahyun beberapa kali.
Dahyun berencana membukakan pintu untuk Jimin dan menerima permintaan maafnya.
Dahyun mendengar suara orang lain dari luar kamar sebelum sempat memegang kenop pintu.
"Taehyung??" Bisik Dahyun pelan dari balik kamarnya. Kedua bola matanya melebar.
Dahyun menempelkan telinga kanannya ke pintu kamar, untuk memastikan apakah benar suara diluar itu suara Taehyung.
Jimin membalikkan tubuhnya menghadap lawan bicaranya yang barusan datang. Ekspresinya berubah datar sambil menaikkan alisnya sebelah.
"Kenapa? Urusan lo?" Balas Jimin tak senang.
Pria di depannya itu melihat tangan Jimin yang memegang handphone Dahyun, tatapannya pun langsung berubah saat kembali menatap Jimin. Tatapan marah dan curiga.
"Emang urusan gue. Kenapa hp Dahyun sama lo?" Jawab Taehyung lantang.
"Cih! Songong banget lo! Emang lo siapanya hah?" Jimin menggigit bibirnya kesal dan mendorong Taehyung kasar dengan tangannya (pict☝)
Taehyung huyung hampir terjatuh tapi dia tak membalas dorongan kasar Jimin.
"Menurut lo gue siapanya hah? Emang perlu gue ceritain hubungan gue sama Dahyun?" Taehyung mulai terlihat kesal. Wajahnya datar tapi terkesan sombong.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa? Hubungan?" Jimin memiringkan kepalanya. "Tunggu! Jangan-jangan cowo yang dibilang Dahyun itu elo ya? Haha" Jimin menaikkan sebelah alisnya. Tampak tak senang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
