pt16.Wanna Try?(Follow The Heart)

485 61 3
                                    

'Hai kau! Tolong, jika ingin muncul, tolong jangan seperti "Pelangi" walaupun ia indah tapi hanya muncul dengan indah sebentar, lalu pergi menghilang tanpa jejak'

================================

'Jimin ya?' batin Dahyun sambil melihat layar handphone yang dipegangnya.
____________________________________
Jimin:
•Hai Hyun..apa kabarr :)
____________________________________
Dahyun hanya melihati pesan itu cukup lama setelah membaca pesan dari Jimin.
Dahyun teringat kata-kata Kakaknya barusan, mungkin ia berniat baik, bukan seperti yang dipikirkan oleh Dahyun.

Tapi, Dahyun langsung mematikan handphonenya tanpa berpikir untuk membalasnya dulu dan langsung berjalan tak semangat ke arah orangtua dan kakaknya. Sepertinya Dahyun belum bisa melakukan seperti apa yang diberitahu Jibeum.

...

Tak terasa dua minggu semenjak libur sekolah Dahyun dan Jibeum sudah selesai, besok adalah waktunya masuk sekolah kembali seperti biasanya.

Dahyun dan Jibeum sedang bersiap-siap untuk barang-barang mereka yang harus dibawa kembali ke kos-an mereka.

Dikamarnya, Dahyun sedang menumpuk-numpukkan baju-baju dan juga buku penting yang ingin dibawanya kembali ke seoul.

'Ih kok males gini ya gue sekolah'-batin Dahyun menyiapkan barang lainnya.
Tiba-tiba ia mengingat suasana kelasnya lalu teringan oleh Jimin sekilas.
'Huh! Karna anak itu...' sambungnya.

"Hoy! Cepetann!" teriak Jibeum dari luar kamar Dahyun sambil menggubrak pintunya cukup keras dan membuat Dahyun terkejut.

"Irgh! Iya iya!" balas Dahyun dengan nada kesal.

Dahyun mempercepat geraknya dan membawa kopernya keluar dengan wajah yang sangat cemberut.

"Mah~ gak mau balik~" manja Dahyun pada Ibunya setelah menyalaminya dan bersiap menaiki mobil.

"Yaudah, sekolah sini aja kalo gitu..." balas Ibu Dahyun sambil tersenyum sinis pada Dahyun bercanda. Dahyun membalas senyuman sinis ibunya itu dengan wajah marah sambil memanyunkan bibirnya.

Dari dulu Dahyun sangat menginginkan untuk melanjutkan sekolahnya di luar kota karena ia ingin merasakan hidup mandiri dan jauh dari orangtua seperti kakaknya Jibeum, walaupun orangtua Dahyun sudah mengizinkan, Ibunya tetap sering menghasut-hasut Dahyun untuk pindah sekolah di dekat rumahnya saja, karena Ibunya ingin selalu dekat dengan dia dari dulu, Ibunya sering bercerita ataupun curhat dengan anak perempuannya itu dari dulu.

"Ahyun...panas nih.." teriak Jibeum dari dalam mobil dari tadi bersama Ayahnya yang sudah siap berangkat.

Dahyun menggendong tas nya lalu menaiki mobil dengan wajah yang sangat menyedihkan.

"Mah berangkat ya assalamualaikum..." teriak Jibeum lagi.

"Iya...hati-hati ya..baca do'a dulu!" balas Ibunya.

Ayah Dahyun menekan klackson mobilnya dua kali sebelum mereka berangkat sebagai tanda perpisahan.

"Arghh...gak mau~~" keluh Dahyun lagi dan membuat badannya menggeliat seperti ulat di samping Ayahnya itu.

"Kenapa sih kamu?" tanya Ayahnya yang sedang menyetir dan melirik sekilas pada anaknya yang aneh itu.

Dahyun tiba-tiba berhenti menggeliatkan badannya dan membuka kaca jendela, ia mengeluarkan kepalanya dan melepaskan nafasnya yang terdengar dalam, Dahyun lalu meletakkan kepalanya di jendela mobil yang dibukanya dan menikmati angin yang menghembus wajahnya cukup kencang.
Dahyun melamun seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat serius.

Follow The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang