CHAPTER 24

29 0 0
                                    

Di ruang kepala sekolah sudah ada ayah revan dan para guru guru beserta zeta. Zeta hanya sedari tadi menunduk karna takut

"Ehemm kamu tau kenapa saya memanggil mu kesini dan kenapa saya bisa mengetahui nama kamu?"ucap ayah revan

Sedangkan zeta hanya menunduk dan pura pura tidak tau

"Saya memanggilmu kesini karna kamu telah bertindak semena mena kamu pikir dengan cara menyuruh siswa tadi bertekuk lutut pada kamu itu bagus,TIDAK lagi pula dia sudah minta maaf tapi kamu malah berbuat semena mena dan saya mengetahui nama kamu karena kamu adalah salah satu anak donatur di sekolah ini tapi walaupun kamu anak donatur di sekolah ini bukan berrati kamu bisa berkuasa di sekolah ini dan saya akan memberitahukan keluarga kamu tentang kelakuan kamu selama ini di sekolah,saya tidak peduli kalau keluarga kamu berhenti menjadi donatur di sekolah ini karena saya tidak sudi menerima uang haram dari ayah kamu,kamu pikir saya tidak tau ayah kamu itu ternyata orangnya suka main judi dan seharusnya saya sudah tau sejak dahulu tapi saya baru mengetahuinya sekarang dan untuk saat ini saya maafkan kamu tapi jika kamu melakukan hal ini saya tidak akan segan segan mengeluarkan kamu dari sekolah ini karna kamu sering membully siswa di sini sampai sampai kamu membuat mereka celaka"ucap ayah revan dingin dengam panjang kali lebar

Sedangkan zeta menganguk kaku

"Yah udah kamu boleh balik"ucap ayah revan dingin

♡♡♡♡♡♡

"Wah sumpah ide lo itu luar binasa banget"ucap abay antusias

Disya telah memberitahu semua apa yang ia lakukan pada zeta. Sedangkan devi,lisha,dan desi hanya menatap disya yang sedang melamung

"Sya lo kenapa??"tanya desi

"Nggak papa"ucap disya singkat

Revan menghelah nafasnya lalu memeluk disya erat,sedangkan disya dengan senang hati membalas pelukan tersebut

"Sayang kalau kamu punya masalah cerita sama aku kalau kamu memang nggak mau cerita sama dengan lainnya"ucap revan lembut

Disya hanya diam dan semakin mempererat pelukannya. Disya melepas pelukannya lalu pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun

Teman temannya hanya melongo tak percaya dengan tingkah disya yang aneh,sedangkan lisha hanya menatap nanar punggung disya. Lisha pun melangkah pergi tanpa menghiraukan tatapan temannya sekarang tujuan lisha adalah rooftop karna ia yakin disya berada di sana

Sampai di rooftop benar saja disya ada di sana

"Sya.."panggil lisha,sedangkan disya hanya melirik lisha sekilas

"Sya gue minta maaf"lirih lisha lalu terisak. Disya langsung memeluk lisha sungguh cobaan apalagi ini

"Lis gue nggak sanggup kehilangan lo,lo harus janji kalau lo harus sembuh lagi pula ini demi kebaikan samuel juga lo nggak maukan lihat dia sedih"jelas disya terisak

"Hiks...tapi gue bagaimana sya...penyakit gue itu udah stadium 3"ucap lisha

Lisha dan disya nggak sadar jika ada beberapa pasang mata melihat mereka siapa lagi kalau bukan revan dkk dan teman teman disya

"Penyakit??"ucap abay bingung

"Stadium tiga???"ucap devi ikutan bingung

"Maksudnya apa ???"ucap desi

Revan dan yang lainnya bingung sampai akhirnya mereka memilih melangkah mendekati disya dan lisha untuk meminta penjelasan

"Maksudnya apa??,penyakit,stadium 3,itu semua maksudnya apa??"cerocos samuel

Lisha hanya menunduk lalu melirik disya sedangkan disya menganguk. Lisha menghelah nafas lalu menatap samuel yang menatapnya datar

"Ak-aku pu-punya penyakit kanker otak stadium 3"ucap lisha sambil menunduk dan menitikan air matanya

Greep

Samuel langsung memeluk lisha erat ia tak menyangka bahwa orang yang ia sayang harus menderita penyakit seperti itu

Disya menatap lisha yang menutup matanya sambil memeluk samuel,disya mulai memikirkan yang tidak tidak,hatinya terasa resah

"Lish..lisha.. lisha"ucap disya membuat yang lainnya menatap disya aneh,samuel menatap lisha

"Lish...lisha.."panggil samuel dan melihat lisha tak bergerak membuat semua orang syok

Lisha pingsan

♡♡♡♡

Semua menatap cemas ke arah pintu yang ber cat putih itu. Semua teman teman disya sangat khawatir terhadap lisha karena di dalam sana dokter sedang berjuang dan lisha berjuang antara hidup dan pergi meninggalkan semuanya

Disya hanya menunduk sembari berdiri dengan tenang namun berbeda dengan hatinya yang khawatir dan cemas akan sahabatnya itu

Revan mendekat ke arah disya lalu menggenggam tangan disya untuk menyalurkan kekuatan untuk disya. Disya menoleh dan mendapati revan menatapnya khwatir dan disya tersenyum tipis melihat sang pacar menatapnya khawatir

Revan mengeratkan pegangan mereka lalu berkata

"Aku tau kamu khawatir tapi kamu harus kuat yah dan kamu jangan terlalu pikirin masalah ini karna aku takut kamu ikutan sakit juga"disya hanya tersenyum pada revan dan langsung memeluk erat revan

GIRL AND BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang