CHAPTER 26

23 1 0
                                    

Suasana pagi ini sangatlah cerah namun tak secerah hati disya,biasanya hari hari disya dipenuhi canda tawa sahabatnya namun sekarang tidak lagi

Mereka sering bertemu di sekolah setiap hari namun jika mereka bertemu mereka seakan akan tak saling kenal,jika di ajak biacara mereka hanya menjawab dengan nada datar dan dingin

Disya berjalan sepanjang koridor dengan tas di punggung,sepanjang perjalanan semua pasang mata melirik ke arah disya

Disya tambah cantik yah

Eh gue liat liat kok mereka jarang berkumpul yah biasanya mereka sering kumpul
Iya mungkin karna lisha udah nggak ada

Eh nggak baik bicarain orang
Apaan sih emang kenyataannya kan kalau mereka udah jarang ngumpul bareng semenjak lisha pergi

Eh gue denger denger sam pindah yah
Mungkin...

Itulah yang mereka katakan namun disya tak menghiraukan semua itu,disya tetap berjalan seakan akan ia tuli dan memasang muka datar

Diperjalanan disya bertemu dengan revan,disya berpikir bahwa ia akan memberitau revan tentang keadaan sam selama ini. Disya mulai mendekati revan

"Revan"panggil disya,revan berbalik dan menemukan disya. Revan melempar senyum tipis dan dibalas senyum tipis dari disya

Disya menarik nafas sebelum mengatakan sesuatu

"Mmm...van kamu sibuk nggak hari ini??"tanya disya dan dibalas gelengan kepala

"Kalau gitu kamu mau nggak temani aku ke RSJ??"ucap disya dan revan mengangkat sebelah alisnya seolah olah bertanya 'ngapain'. Disya yang mengerti itu langsung menjawab

"Aku bakalan jelasin semua setelah kita ke RSJ nanti,kamu mau kan??"ucap disya dan dibalas anggukan oleh revan

"Yah udah aku ke kelas dulu yah nanti pulang sekolah kamu tunggu aku saja di parkiran"ucap disya dan lagi lagi hanya di balas anggukan

Sebelum disya pergi disya melakukan sesuatu yang telah menjadi kebiasaannya. Revan hanya tersenyum melihat punggung disya yang semakin jauh dan kebiasaan disya yang tak pernah ia lupaka

Revan sadar akan dua hal yang pertama selama ini ia jarang bicara bahkan jarang berkomunikasi dengan disya dan kedua sam. Ia tak pernah mendengar kabar tentang sahabatnya itu apa ia baik baik saja??

♡♡♡♡♡♡♡

Sekarang di sini lah revan menunggu disya untuk ke RSJ,revan selalu bertanya tanya buat apa kita ke RSJ emang ada yang sakit jiwa tapi siapa??

Revan mengadahkan pandangannya dan pandangannya jatuh pada sosok yang ia tunggu tunggu. Revan melihat disya berlari ke arahnya sambil ngos ngosan

"Kenapa kamu lari lari??"tanya revan

"Aku lari lari karna aku takut kamu nunggu lama kan kamu sering bilang nunggu yang nggak pasti itu sakit"ucap disya masih ngos ngosan sedangkan revan hanya terkekeh kecil

"Jadi"

"Ha?"disya malah melongo dengan perkataan revan namun sedetik kemudian ia menganguk dan langsung siap siap berangkat ke RSJ

♡♡♡♡♡

Disya dan revan sampai di RSJ dan langsung menuju ke sebuah ruangan. Mereka sampai dan mereka berdua dapat melihat siapa sosok di balik pintu itu

"I-itukan.."

"Sam"potong disya
"Semenjak lisha pergi,sam terpuruk dan akhirnya sam jadi stres,selama ini bonyoknya sam melarang aku untuk memberitahu kalian tentang keadaan sam karna mereka tak ingin mengganggu pikiran kalian apalagi kamu bakalan uas jadi mereka tak ingin mengganggu konsentrasi kalian,tapi aku mengingkarinya karna aku tidak mau menyembunyikan ini dari kamu lagipula aku tidak bisa menyembunyikan fakta ini"ucap disya sambil menunduk

Revan tau disya tidak akan pernah menyembunyikan rahasia sebesar maupun sekecil apapun itu. Hening itulah yang mewakili keduanya yang sedang duduk di kursi di depan ruang sam

Seorang suster masuk dan tiba tiba
"Dokter...dokter....,tolong pasien"

Mendengar teriakan seorang suster refleks mereka berdua berdiri tak lama kemudian seorang dokter masuk dan langsung menangani pasien

Disya dan revan sangat khawatir,pikiran pikiran negatif menghantui mereka namun mereka berusaha mengusirnya. Revan sangat khawatir,melihat itu disya jadi ikut khawatir

"Revan kamu nggak usah khawatir aku yakin sam pasti baik baik aja"ucap disya dengan nada lembut

Revan menganguk sambil memeluk disya erat.  Tak lama kemudian dokter yang menangani sam keluar dan langsung menemui revan dan disya

"Dokter bagaimana keadaan anak saya?? "Ucap ayah sam yang entah sejak kapan bonyok sam berada

"Maafkan saya, saya tidak bisa menyelamatkan pasien karna pasien bunuh diri dengan cara menyayat urat nadinya"jelas dokter tersebut dan jelas penyataan tersebut membuat disya, revan dan kedua orang tua sam syok dan tidak bisa menerima kenyataan pahit ini

Revan hanya bisa menunduk menahan air matanya agar tidak keluar

Sedangkan disya hanya bisa menenangkan revan dan orang tua sam

Lo memang udah di takdirkan bersama lisha sam, gue harap lo bisa menjaga dan bahagia bersama lisha




Huuuaaaaa😭😭 gue sedih
Sorry yah karna gue buat sam dan lisha pergi

Terus vote yah.....

GIRL AND BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang