14.Dara(2)

12 1 0
                                    

"Suka gak sih tiba-tiba ada yang ganggu hidup kamu?" 

  Seperti biasanya. Sekolah masih menerapkan MOS selama satu minggu kedepan ini. Devi sering mengeluh bahwa ia sangat lelah karna adik kelas sekarang sangat susah diatur, apalagi cewe-cewe labil yang berprilaku sok senior.

  Devi berjalan menuju kelas XB3, tepatnya dikelas dimana Devi harus ekstra sabar menghadapi para cabe-cabean yang baru dikemasn dan segera dipasarkan. Langkah Devi terhenti saat melihat seorang wanita lengkap dengan identitas sekolah lamanya. Seorang wanita yang tingginya setara dengan Devi sedang duduk dan berhadapan dengan Devan. Tunggu.. Devan?

"Apa harus ya gue bilang sama Mitha?"."ah! Gak usah deh, ntar Mitha kepikiran lagi!" Kata Devi dalam hatinya sambil terus memantau.

"DARA! GUE UDAH BILANG, JANGAN JELEKIN NAMA PACAR GUE DIDEPAN GUE!" bentak Devan.

"Tunggu? Jelekin didepan orang lain boleh dong ya?" Kata Dara dengan senyum liciknya.

"Kembaliin foto itu atau gue bakal-"

"Bakal apa? Bakal bilang kalo cewe ini bukan pacar lo? Iya?" Lagi-lagi Dara membuat emosi Devan memuncak.

"Ayolah sayang... aku tau semua ini. Kalau kamu masih sayang sama aku, setidaknya kembalilah. Jangan buat Mitha jadi pelampiasan kamuu Devanku sayang"

"TERSERAH LO! DAN ASAL LO TAU, GUE BAKAL BELA DAN BAKAL LINDUNGIN MITHA KAPANPUN DAN DIMANAPUN!" Kata Devan yang langsung pergi dari tempat itu.

"Heh! Ngapain lo disana? Bukannya masuk kelas malah disana! Masuk cepet!" Bentak Devi ke Dara.

  Dara hanya jalan menuju kelasnya. Dan sebelum dia melanjutkan jalannya, dia membisikan sesuatu ke Devi.

"Jangan harap lo sama sahabat lo bakal bahagia" bisik Dara yang mampu membuat telinga Devi merasa takut entah kenapa.

"Ah! Lupakan!" Devi segera berjalan kekelas yang akan dia awas.

...

"Tha, mau makan apa?" Tanya Devan.

"Hmm aku mau mie ayam aja deh Van, sama teh pucuk ya!" Jawab Mitha.

  Punggung Devan menjauh menuju kantin langganannya.

"Halo sayang" Mitha menengok kebelakang siapa yang memanggil 'sayang' sambil menepuk pundaknya.

"Mau apa?" Tanya Mitha saat melihat Dara dan kedua temannya sedang berdiri didepan Mitha.

"Gue mau lo pergi jauh-jauh dari kehidupannya Devan. Paham kan?"-Dara.

  Mitha melanjutkan kegiatannya sebelumnya, bermain game kesayangannya di handphone.

"Eh?! lo budeg ya?!"

  Sangat keterlaluan. Dara menyiram helai demi helai rambut hitam Mitha dengan jus berwarna merah, entah itu jus apa tapi ini sangat menjengkelkan. Sibuk untuk mengurus rambutnya, seseorang datang dan menampar keras pipi Dara hingga membuat Dara merenguh kesakitan.

"Kak? Kenapa kakak nampar aku?" kata Dara saat melihat kakaknya, Artha.

"Kamu gila ya?!  Apa salah Mitha sama kamu sampe kamu siram kayak gini? Kakak gak ngajarin kamu jadi orang yang gak ber-etika Dara!" bentak Artha yang sukses mengalihkan pandangan seisi kantin.

Lovely Rainy Lonely Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang