"Tuhan, kenapa kau turunkan hujan disaat seperti ini?"
'Halo? Kenapa Van?'
'Maaf ya Tha, aku gak bisa nganter kamu pulang, soalnya ada jam tambahan'
'Oke deh, gak papa kok Van.lagian kamu kan bukan ojek aku'
'Oke.. bye~ see ya later'
Bip.
Mitha duduk dihalte. Lagi-lagi ia menunggu kendaraan besar berwarna biru. Seluruh siswa kelas XI dan X sudah hilang. Mereka sudah pulang lebih dulu. Kalau tau begini, Mitha tadi mau ikut Devi saja pulangnya.
"Tha, pulang sama gue aja yuk" ajak Indra ketua kelasnya.
"Eh? Lo belum pulang Ndra?"
"Belum Tha, tadi rapat ketua kelas bentar. Lo nunggu siapa?"
"Gue tadinya mau nunggu Devan. Katanya kelasnya ada jam tambahan, makanya nunggu angkot aja sekarang"
"Kak Devan? Jam tambahan? Semua kelas udah dikunci sama pak mamang" kata Indra.
"What? Gue gak salah denger?"
"Engga kok. Daripada lo nunggu angkot, mending sama gue. Jugaan cuman beda komplek doang"
Mitha menyetujui tawaran Indra. Lagipula Indra bukanlah siapa-siapanya Mitha. Indra hanya ketua kelas di kelasnya yang sangat sopan, rajin, dan baik hati.
...
"Makasi ya Ndra, gue masuk dulu" kata Mitha.
"Oke sip" jawab Indra lalu melajukan motornya lagi.
Mitha masuk kedalam dan segera mandi lalu merebahkan tubuhnya diranjangnya.
"Apa Devan bohong ya sama gue?" Tanyanya dalam hati mengingat perkataan Indra barusan.
Disisi lain, Devan duduk diruangan penuh debu dan lukisan wanita anggun. Devan menenangkan dirinya entah apa yang sudah terjadi.
Devan
Tha, udah nyampe rumah kan?Mitha
Udah kok Van
Hmm aku boleh nanya gak?Devan
Bolehlah sayangMitha
Hmm.. kamu jangan marah tapi yaDevan
Iyaa mommyMitha
Dih, najisin banget dah -,-
Jadi gini lho Van, tadi kan aku pulangnya nebeng sama Indra pas Indra tanya kenapa aku belum pulang, aku bilang lagi nunggu angkot. Nah dia tanya lagi kenapa gak sama kamu pulangnya, aku jawab kalo kamu lagi ada kelas tambahan. Tapi kelas tambahan kamu emang bener-bener ada kan?Devan
Iyyya.. dongMitha
Kata Indra, semua pintu kelas udah dikunci duluan sama pak mamang. Kamu beneran ada jam tambahan?(Read)
"Gue harus jelasin apa nih sama Mitha. Kalo dia beneran tau kalo gue gak ada kelas tambahan gimana dong?" Devan mengacak rambutnya frustasi.
---
"Kak! Kakak cantik!"
Langkah Mitha terhenti melihat Mino berteriak memanggilnya.
"Kenapa Mino?" Tanya Mitha.
"Kakak anterin aku bentar ya kak, sebentar....aja"
"Emangnya mau kemana? Lho kok? Mata kamu sembab gitu Min?"
Mino menarik tangan Mitha dan segera pergi kehalte bus lagi.
Mereka masuk kerumah yang sebesar istana. Bahkan Mitha tidak percaya bahwa itu adalah sebuah rumah. "Min? Kita ngapain kesini?" Tanya Mitha yang sedaritadi selalu menanyakan pertanyaan yang sama.
"Udah kak, masuk dulu"
Betapa terkejutnya Mitha melihat beberapa orang didalam ruang keluarga ini. Ada Devan, Dara, Artha, dua orang pria tua, dua orang wanita tua.
"Mitha?" Lirih Devan perlahan.
"Mitha...." panggil Dara dengan semangat dan langsung menghampiri Mitha sambil memeluknya.
"Dia siapa sayang?" Tanya seorang pria yang sangat mirip dengan Devan namun ini versi tuanya.
"Dia sahabat aku yang paling baik didunia. Namanya Mitha. Dia cantik kan?" Sandiwara Dara berhasil didepan semua orang ini.
"DIA BOHONG PA! INI KAK MITHA PACARNYA KAK DEVAN!" bentak Mino .
Ternyata dia adalah papanya Mino dan Devan. Devan tak bergeming sedikitpun.
"MINO! kan sudah papa bilang! Paacranya Devan sekaligus tunangannya itu kak Dara!" Kata Papanya Devan membela Dara.
"Om, saya permisi dulu ya" Mitha memilih pergi keluar rumah besar itu dan kembali ke halte bus didepan.
...
Hujan berjatuhan. Mitha duduk didekat jendela sambil menunggu bus nya berhenti di halte depan komplek. Ia sesekali menatap langit yang kelabu seperti perasaannya saat ini.
"Pak, saya berhenti disini aja" kata Mitha lalu turun.
Ini bukan sebuah halte. Melainkan sebuah toko kuno milik Kakek Devan.
Tring..
Lonceng dipintu berbunyi. Senyum kerutan kakek terlihat jelas.
"Nak Mitha kok sendiri? Cucu kakek mana?" Tanya kakeknya.
"Devan dirumah papa nya kek. Oh ya, aku mau ketemu mamanya Devan boleh kan?"
Kakek mengangguk dan memberikan sebuah kunci untuk membuka ruangan milik mama Devan.
Ceklek.
"Hai tante. Selamat siang" sapa Mitha ke foto seorang wanita cantik.
"Tante tau gak? Diluar hujan lho. Ditempat tante hujan gak? Oh ya aku lupa, rumah tante disana pasti sama malaikat ya? Kenapa tuhan nurunin hujan sih tante? Ibuku pernah bilang, tuhan nurunin hujan karna ikut sedih melihat hambanya sedih bukan? Tante tau juga gak? Anak tante yang Mitha sayang, dia mau tunangan lho sama Dara. Harusnya Devan gak pernah ngasi gelang ini ke Mitha. Harusnya dia kasi ke Dara aja, karna Dara mungkin pilihannya dia, bukan aku. Nanti aku kasi gelangnya ke kakek aja ya tante, kalo aku taruh disini, nanti diambil tikus. Aku gak mau benda berharga buat tante sama Devan ini ketangan orang yang gak tepat... maaf ya tante, Mitha belum bisa buat tante bahagia, Mitha pamit pulang dulu ya tante,..." jelas Mitha.
Mitha kembali dan melepaskan gelangnya lalu diberikan ke kakek. Kakek hanya dia dan tersenyum seakan sudah mengerti apa yang Mitha rasakan. "Mitha pulang ya kek" kata Mitha sambil meletakkan punggung tangan kakek dijidatnya yang masih luka.
....
Huhu ㅠ-ㅠ
You're okay? I'm not okay
Salam dari cebol yang lagi sakit hati - Mitha
❤💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Rainy Lonely
Novela Juvenil"Yang namanya ketemu, pasti ada pisahnya" -Devana Putra. Love journey pt.1 >by; kusuma wardani ㅜㅡㅜ typo is mai laif Kadang judul gak nyambung sama isi. Sekian terimakasih:v