17. Balik?

17 3 0
                                    

"Rencana tuhan itu luar biasa, kalian gak percaya?"

"Mitha, kamu tau gak mba Hana pergi kemana? Kok rumahnya sepi banget ya?" Tanya Bang Dirga.

"Gatau bang"

"Kok gatau? Kamu kan pacarnya Devan, masa gak tau sih"

"Aku udah putus"

"APA?!!" Teriak Bang Dirga.

"Please deh bang, gak usah gawat gitu. Mitha juga putus ada alasannya juga, gak usah histeris gitu. Mitha yang putus, abang yang histeris. Aneh" jawab Mitha.

"Ya maaf kali Tha. Abang kaget aja gitu, padahal udah cocok malah putus. Emangnya masalahnya apa? Gegara chat kamu gak dibales?"

"-_- bang, aku bukan anak SMP yang putus gegara chat gak dibales. Aku putus karna Devan udah tunangan sama Dara, tetangga didepan rumah kita itu lho, yang kalo keluar pake celana pendek itu" jelas Mitha.

"Ohh gitu. Eh?! Tunangan?!"

"Bang, tuh mulut mau aku sumpel keset didepan boleh gak?!"

"Hehe, maaf part2 deh Tha. Abang dapet kejutan aja gitu, padahal belum ultah"

"Serah deh bang serah"

"Apanya yang merah?"

"Serah bang bukan merah!"

"Lah, kok nyolot sih Tha"

"Mitha harus sabar punya abang keturunan alien mars kayak dia yatuhan -_-"

  Acara debat kecil di depan TV terhenti karna mba Nia memanggil suaminya yang jelmaan alien ini untuk mengurus Kyla.

Line!

Line!

Devan
Kakak cantik, kesini dong. Aku minjem hapenya kak Devan -Mino

Mitha
Bentar ya, kakak mau mandi dulu

"Bu, aku keluar bentar boleh gak? Mau jenguk Putri lagi, kasian gak ada yang nemenin" kata Mitha setelah selesai mandi.

"Boleh kok" jawab ibunya.

...

"Kakak cantik!" Panggil Mino yang langsung lari dan memeluk Mitha.

Didalan ada Devan dan Dara. Tau seperti ini, Mitha tidak akan datang kesini. Tapi ini semua demi Mino yang memang harus mendapatkan perhatian lebih dari wanita yang sifatnya ke-ibuan.

"Mitha" panggil Devan.

"Apa?" Jawab Mitha singkat.

"Ikut aku bentar ya?"

  Mitha menggangguk dan pergi keluar ruangan bersama Devan. Mereka duduk dikursi panjang yang sepi.

"Mau ngomong apa Van?"

"Aku mau ngomong kalo aku udah kerja sampingan lho"

"Terus?"

"Sedikit demi sedikit aku udah ngumpulin uang. Aku mau perjuangin kamu Tha, aku bakal bayar hutang papa dan gak ada yang bisa jauhin aku dari kamu lagi"

  Mitha tak bisa menahan airmatanya. Baru saja mata sembabnya hilang kemarin, mungkin sekarang akan ia mulai lagi. Ia menangis sejadi-jadinya sambil menatap Devan. Seseorang yang sudah membuat hatinya merasakan cinta lagi setelah Artha.

"Makasi Van, maafin aku udah bilang gitu waktu itu" kata Mitha.

"Kamu gak salah kok. Tau gak? Semalem mama main ke mimpi aku, dia bilang aku harus perjuangin apapun yang aku mau. Dan mama bilang, kamu itu pilihan yang tepat, kamu yang harus aku perjuangin bukan harus aku tinggalin gitu aja. Jadi mulai saat ini, gak ada kata putus lagi, gak ada yang bisa pisahin kita lagi, gak ada acara kamu nangis lagi, gak ada kata sakit hati lagi"

"Van.. emangnya kamu kerja dimana?"

"Aku ngajar bimbel anak SD, lumayanlah Tha. Setiap aku ngajar, dapet uang 50ribu sedangkan muridnya ada 15 orang. Tiap minggu aku ngajarnya 4 kali, senin-kamis aja. Uangnya aku minta 100ribu buat bekal seminggu, sisanya aku tabung. Aku hebat kan?"

"Aku bangga sama kamu Van! Bahkan aku gak pernah berfikir bilang hal itu lagi sama kamu!"

  Hari ini, Devan dan Mitha kembali lagi. Mulai dari hari itu, Mitha berperan sebagai ibu bagi Devan. Terkadang ia membantu Devan menyapu atau mengerjakan pekerjaan lainnya dirumahnya atas persetujuan dan dukungan dari keluarga Mitha juga. Semuanya setuju melihat keputusan yang diambil dua anak muda ini agar menuju hal yang positif lagi.

Vote dong ya♡
Ciee balikan... ciee yang baca belum balikan... :v

Lovely Rainy Lonely Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang