-○○-
Weekend, seperti hari-hari biasa di dunia malam. Musik menghentak dan beberapa aroma alcohol menyebar ke seluruh ruangan. Dan Sakura berada di tengah-tengah pasangan gila-gilaan di sana.
Dia memutar mata, menyadari tatapan pria dari seberang yang seakan mengatakan. 'Kemarilah, tolong hisap aku' damn! Sakura nyaris berteriak didepan wajah pria itu kalau bisa ludahnya juga, agar pria itu berhenti melotot kearahnya. seakan dia adalah hidangan yang paling lezat disini.
Ayolah, Sakura hanya tidak mood.
Sebenarnya semenjak pertemuannya dengan Sara semua rasa antusiasmenya mengenai segala bentuk panas dan basah, menghilang hangus. Semua yang dia lihat dihadapan matanya selalu datar dan membosankan.
Dia amat kesal, Sakura tidak tahu jika semua ini akan berdampak sampai sejauh ini. Maksudnya, dia memang suka kalau kejadian itu membuatnya bisa menjauh sebentar dari perkara-perkara yang seperti itu.
Tapi ini sudah berlebihan, dia seperti ikan yang mengap-mengap karena air kotor. Ino tidak melewatkan ejekan ataupun godaan menertawainya. Karena biasanya wanita itu akan mengikutsertakan dia kemana-kemana karena Ino tahu, dia tidak akan menolak.
Memangnya siapa yang mau menolak kenikmatan? Namun semua itu terpatahkan karena kedatangan Sara.
Matanya terpejam, vodka salah satu teman lelakinya sekarang tidak lagi bisa membantunya untuk menghilangkan rasa sakit dikepalanya. Sakura tidak tahu, kenapa dia membiarkan pengaruh keluarga itu lagi-lagi mempengaruhi seluruh pikirannya.
Semuanya telah lama, pikirnya. Terlalu menyakitkan untuk mengingatnya lagi.
Ino menyerah, dia mengenakan kembali bra yang dilepas oleh Menma dan memilih bergabung dengan Sakura di meja bundar di sana, meninggalkan Menma yang merengut tidak suka.
Baiklah, mungkin Sakura akan menyebalkan jika bersama kekasihnya itu (Vodka) jadi Ino memang akan mundur lebih dulu. Karena melihat wajah menyebalkan Sakura adalah yang terburuk buatnya.
Tapi sekarang? Kemana wanita panas yang dulu selalu antusias jika bersama para kekasihnya?
Dia menjatuhkan pantatnya ke bangku bulat di sana, seraya menghisap rokok yang dia rebut dari Yahiko, salah satu bartender tampan yang sejak dulu mengincar selangkangan Sakura. Dan sayangnya, pria itu tidak pernah berhasil dulu maupun sekarang.
Entahlah, apa yang membuat Sakura menolak segala pesona Pain Yahiko, yang Ino ketahui tidak akan mampu dia tolak maupun wanita lain. Sakura sering mengucapkan perkataan ajaibnya. 'Tidak dengan bartender, Ino'
See?
Menyebalkan bukan? Ino bahkan sering melihat Sakura menghabiskan malam dengan Nagato sepupu Yahiko. 'Tidak dengan bartender' alasan macam apa itu? Ino mendengkus, dia melirik Sakura dari hujung mata dan melihat wanita itu sedang mengacak-acak surainya yang kini berwarna merah muda asli.
Tiada lagi warna kelabu yang suram itu. Pikir Ino.
"Kau terlihat payah, Sakura." Aquamarine Ino menyipit malas. "Tolong jangan memasang wajah seperti itu. Karena mungkin saja aku akan menyewa Kisame, agar melemparkanmu ke dalam sampah kotor di beberapa blok dari sini." Lanjutnya sinis.
"Ah." Gumaman Sakura sedikit teredam oleh musik yang semakin keras di sana.
Alis Ino terangkat. "Apa ini tentang hal yang sama?" Tanya Ino yang menyerah pada kekerasan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant
FanfictionSasusaku Fanfiction Pertemuan antara kedua sosok yang tidak jauh berbeda. Terombang-ambing untuk sesuatu yang mereka anggap menyusahkan. Dingin bertemu dingin, angkuh bertemu angkuh. Bagaimana kisah mereka yang dipenuhi omong kosong itu? "Well, ak...