-○○-
Bunyi gelas saling beradu terdengar nyaring di dalam kapal peribadi yang terlihat tidak terlalu terang karena pencahayaan yang telah disetel sebelumnya. Agar terlihat redup dan romantis.
Di tengah-tengah ruangan itu, tersedia sebuah meja bulat dengan alas berwarna merah tanpa corak. Di atasnya tersusun rapi gelas, piring juga berbagai makanan-makanan enak dan mewah. Tak lupa lilin-lilin panjang terletak di tengah-tengah makanan mereka.
Well, itu memang sempurna untuk acara makan malam romantis.
Pria yang sedari tadi tidak memutuskan tatapan mendambanya pada sang kekasih di depan tersenyum penuh menawan, seraya mengangkat gelas berkaki panjang ke udara yang telah diisi cairan bening termahal didunia.
Melihat itu, tak urung wanita cantik bagaikan dewi kecantikan itu mengikuti instruksi tanpa suara itu. Lalu tak lama kemudian bunyi gelas terdengar lagi, diiringi suara serak pria.
"Kau senang?" Tanyanya penuh perhatian.
Wanita cantik itu menyeringai, "sangat." Katanya lamat-lamat tanpa memutuskan tatapannya dari manik kelam penuh rahasia itu.
Pria tampan itu tersenyum tipis. "Ak-ak" perkataannya terpotong saat merasa ribuan jarum menusuk tenggorokannya.
Wanita yang menjadi lawan bicaranya hanya bersikap wajar, sambil menyesap cairan digelasnya lagi. Matanya menatap ekspresi kesakitan pria itu dingin dan datar, seakan ekspresi pria itu tidak penting.
"Apa yang kau la-lakukan pa-padaku?" Tanya pria itu dengan suara tersendat-sendat. Napasnya tersegal-segal akibat rasa perih yang semakin mengujam lehernya.
Wanita dihadapannya tidak membalas melainkan melipat kedua lengannya santai. Seraya memainkan bibir gelas yang ada di atas meja.
"Ak-ak"
Mata pria itu melotot menatap wanitanya dalam diam. Ingin bersuara tapi rasa sakit itu semakin menusuknya. Sehingga pernapasannya mulai tersendat. Lalu berhenti. "Sa-"
Kepala pria itu terjatuh tepat di atas meja, seiring dengan suara napasnya terputus menandakan pria itu meninggal. Wanita itu mengamati mata pria yang telah meninggal itu dalam diam. Menatap tatapan tajam pria itu yang memang terbuka tapi tidak lagi berkedip.
Tak lama wanita itu tersenyum kejam. Sesekali menyesap cairan digelasnya. Kemudian memejamkan matanya menghitung dalam hati satu sampai tiga.
Pintu terbuka secara paksa hingga dua pria bertubuh besar berpakaian hitam muncul di balik pintu. Manik Emelard itu terbuka, manatap dua pria yang sedang mematung didepan pintu. Iris mereka melotot tidak percaya dengan pemandangan yang tersaji di hadapan.
"Bereskan semua ini." Titah wanita itu berdiri dari sana seraya merapikan gaun hitamnya yang sedikit kusut.
Tanpa mengacuhkan kedua bodyguard di belakangnya. Sakura melenggang pergi tanpa menoleh dengan wajah tanpa ekspresi.
-Tbc-
Revisi : 24 November 18 | 17.44 pm | Malaysia
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant
FanfictionSasusaku Fanfiction Pertemuan antara kedua sosok yang tidak jauh berbeda. Terombang-ambing untuk sesuatu yang mereka anggap menyusahkan. Dingin bertemu dingin, angkuh bertemu angkuh. Bagaimana kisah mereka yang dipenuhi omong kosong itu? "Well, ak...