Bab 15 - I don't wanna be A murderer

6.3K 470 51
                                    


-○○-



Sakura meringis merasakan rasa perih di pinggangnya akibat dorongan kasar Kakashi, dia mendongak menyembunyikan rasa sakit tersebut dan mencoba membuat ekspresinya seperti biasa.

"Sejak kapan kau memiliki hubungan dengan Uchiha itu?" Napas memburu Kakashi membuar bersama rasa sakit yang Sakura rasakan lagi didagunya.

Pria itu menarik dan mencengkeram rahangnya, memaksa dirinya untuk menatap oniks sayu namun memiliki kekejaman yang tersembunyi.

"Apakah aku perlu menjawabnya."

Bibir tipis Kakashi yang terkatup itu menyunggingkan sebuah seringaian. "Tentu saja sayang, aku harus tahu, agar aku bisa memperingatkan Uchiha untuk tidak menganggu milikku."

Walau bisikan Kakashi diringi senyuman, namun Sakura tahu pria itu sedang menahan agar tidak meledak, di depannya. Tapi, inilah yang dia inginkan dia ingin agar Kakashi meledak dan segera menyelesaikan semua ini.

Karena Sakura yakin, dia tidak akan mampu bertahan untuk beberapa jam dari sekarang. Dia tidak mau kelemahan yang satu-satunya dia sembunyikan di balik muka umum ternampak jelas di depan Kakashi.

"Kami hanya sebatas teman." Desisnya datar. Kemudian menegang karena tangan besar Kakashi kini sedang mengusap tungkai dan berjalan kearah paha dalamnya.

Napasnya memburu, bertetapan dengan aroma napas Kakashi yang menerpa wajahnya. Kobaran gairah sangat besar bermain-main diiris pria itu dan Sakura sangat membencinya.

Dia benci, ketika tiada jalan lain selain menerima dan terpuruk di dalam kesakitannya sendiri. Kakashi tidak menyadari respon aneh yang dia berikan, karena pria itu sudah lebih dulu mengecup lehernya dan menjilatnya.

"Kau tahu Sakura, mungkin aku perlu mengingatkanmu siapa yang lebih berkuasa disini." Ujar Kakashi tanpa senyuman sekarang tidak hanya bibirnya yang bekerja memberi tanda di wajah Sakura tapi juga seluruh tubuh kaku wanita itu.

Jemari lentik Sakura saling mengepal, menahan rasa sakit di dada dan dikeronggokannya. Seraya membuang muka, dia berbisik menyamarkan kegetaran kepanikan dari nadanya.

"Dan apakah aku juga perlu berkata, kalau aku bisa saja mencari lelaki yang lebih berkuasa darimu?"

Tepat seperti yang dia pikirkan, Kakashi dengan cepat melepaskan ciuman dilehernya dan kini memandangnya penuh kemurkaan. "Apa! Kau menantangku?"

Iris Sakura melebar seduktif, "Ya-"

Dia tidak sempat berbicara ketika tiba-tiba Kakashi menyingkap dress hitamnya dengan kasar disusul rasa sakit di antara pahanya.

"Argggghh!" Teriaknya pilu, merasa tidak hanya dadanya yang sakit namun kewanitaannya yang seperti dirobek paksa oleh sebuah pisau kasat mata.

Kakashi tersenyum kejam, sambil memaju mundurkan tubuhnya menikmati lorong sempit Sakura yang sekarang membungkus kejantannya penuh kenikmatan.

"Inikan yang kau inginkan? Hah!"

Airmata merebes dari pelupuk mata Sakura, "Kakashi sialan! Kau! Bajingan! Lepas!"

ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang