Bab 8 - Nightmare

9.4K 676 138
                                    






-○○-

Gaun hitam dengan potongan panjang dibahagian paha tampak membungkus tubuh proporsional Sakura, yang malam itu ingin mengadiri sebuah pesta yang tentunya akan dia berikan sebuah kejutan yang 'wow'

Kekehan halus terdengar serak dibibirnya, saat teringat kesepatannya kemarin bersama Sasuke yang telah rasmi menjadi kekasih gelapnya. Well, Sakura suka itu. Dia berjalan pelan namun tegas di koridor kediaman Senju yang luasnya nyaris seperti istana.

Bukti kekuasaan uang yang tidak mampu di tampung di bank, pikir Sakura. Keluarga Senju tidak hanya tamak terhadap uang dan kekuasahan tapi juga keindahan istana tempat mereka beristirahat.

Memuakkan!

Langkahnya dia habiskan dengan memberi sumpah serapah yang dia harap akan segera dikabulkan oleh dewa, jadi dia tidak harus memakai topeng di hadapan para bisnis Senju dan mengatakan jika dia sangat senang berdiri ditengah-tengah manusia laknat itu.

Tolonglah itu mengelihkan. Sakura tidak mau tertular penyakit seperti Senju yang baik jika dihadapan, tapi menjijikkan dibelakang. Bukankah itu munafik? Mungkin setelah ini Sakura akan berdoa berharap dosa-dosanya akan di ampuni karena tidak berhenti menyumpah.

Tangga melingkar amat panjang menjadi tatapan Sakura, dia tidak peduli tatapan intens manusia bermarga Senju di sana. Lebih tepatnya empat lelaki dan dua wanita.

Dia mendecih, dan menginjak lantai akhir bersamaan dengan kepalanya yang terangkat angkuh. Dia memutar mata sangat sadar arti tatapan mereka. Namun dia mengedikkan bahu, siapa mereka, pikirnya.

"Mau kemana kau Senju Sakura!"

Teriakan itu sampai ke sudut-sudut ruangan, Sakura berharap dia memiliki penyumpal telinga karena teriakan itu sukses membuat moodnya sedikit down.

Dia menoleh, melalui bulu lentiknya, "bukan urusanmu." Ujarnya tanpa makna.

Seakan ada asap yang mengepul di udara, Sasori tampak menghampiri Sakura bersama langkah lebarnya yang mungkin akan mengetarkan beberapa lawannya. Tapi semua itu hanya menjadi tontonan membosankan untuk Sakura.

"Kau bilang bukan urusanku?" Desis Sasori dengan mata yang menyipit tidak suka. "Untuk pengetahuanmu Senju Sakura, kau adalah anggota keluarga ini. Jadi pandang setiap langkah yang kau ambil."

Iris Sakura melebar sedikit, dia mendengkus terang-terangan dihadapan wajah Sasori. Tindakannya tersebut tidak hanya mendapat tatapan marah dari pria bersurai merah itu, tapi seluruh pasang mata disana.

"Oh ayolah, ini mulai menjijikkan. Kalian tahu kenapa saya sangat membenci keluarga ini?" Ujar Sakura seraya mengangkat jari terawatnya yang dia cat kali ini warna hitam, menyapu jas formal Sasori dengan penuh penghayatan. "Karena aturan memuakkan kalian itu."

Dia memberi tatapan benci pada hazel redup Sasori yang terlalu kaku menanggapinya. Tiba-tiba Sakura meringis, tampak ada sesuatu yang tidak kena dengan sikapnya barusan.

"Ouch, maaf aku menyentuhmu. Aku harap aku membawa obat penghilang kumanku yang ada di apartment Ino." Cemooh Sakura, sambil mengelap tangannya ke sapu tangan yang dia ambil dari saku seluar panjang Sasori.

ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang