Bab 18 - Pregnant

6.6K 458 28
                                    





-○○-

Malam itu, Sakura seperti nostalgia ketika mendengar musik keras dari dalam club. Dia tersenyum tipis melihat cengiran lebar Suigetsu yang melambai kearahnya.

"Hei, girl. Lama tidak melihatmu." Suigetsu memberinya pelukan seperti dulu.

Terkekeh kecil, Sakura mengusap lengannya. "Well, sibuk." Gumamnya sambil mengangguk ramah ke arah Pain di ruang bartender.

Suigetsu menepuk pelan bahunya, sambil berkata. "Ino ada di ruang vip. Well, sepertinya dia tidak sehat."

"Enjoy your time." Suigetsu sekali lagi menepuk bahunya sebelum melewatinya.

Sakura membelokkan langkahnya yang tadi ingin mendekat kearah bangku yang sering menjadi tempatnya bertemu dengan Ino. Tungkai panjangnya bertemu dengan anak tangga terbuat dari besi.

Tanpa mengetuk, Sakura menolak pintu berwarna coklat didepannya dan melihat punggung Ino yang terpaku ke depan dengan segelas cairan ditangannya.

Dia menjatuhkan tubuhnya yang malam itu dibalut dress panjang lengan tepat di samping Ino, sambil ikut memandang kosong ke depan.

"Sui bilang, kau tidak sehat." Ujarnya seperti menyentak Ino karena wanita itu melotot seakan melihat hantu.

Dia terkekeh, "Kau baik saja kan?"

Ino tertawa kecil sembari menyesap tequila digelasnya. "Sebelum kau bertanya padaku, mungkin lebih baik kau jelaskan dulu kantung mengerikan di bawah matamu itu. Huh?"

Bibir Sakura terkatup rapat, dia mengusap bawah matanya sambil menyentuh segelas vodka di atas meja kecil disana tidak berniat menjawab pertanyaan Ino yang tentu saja bisa wanita pirang itu tebak dengan mudah.

"Hatake sialan itu buat hal lagi?"

"Tidak." Gumam Sakura mengernyitkan alisnya. "Dia di luar kota."

Dengkusan Ino terdengar, "Baguslah. Aku berharap dia tidak usah kembali saja."

Senyuman muram tercetak di wajah Sakura, kepalanya tertunduk dengan ribuan masalah merusak akal sehatnya. Suara Ino tidak lagi terdengar, walau aneh pikirnya.

Biasanya Ino selalu berceloteh untuk memecah suasana di antara mereka, dan Sakura akui sikap seperti itulah yang dia perlukan ketika ini. Ditambah begitu banyak masalah yang menggerogoti otaknya, Sakura tidak tahu lagi kapan dia akan bisa bertahan.

Desahannya mengalun keras menabrak pendengaran tajam Ino, " Aku tahu kau ada masalah saat ini."

Mendengar suara Ino, bukannya membuat Sakura lebih baik. Dia malah bertambah berat untuk membuang napas apalagi membuka bibirnya. "Bagaimana kalau aku berkata... aku hamil."

Bibirnya bergetar, menyadari tatapan kaget Ino disusul teriakan nyaring wanita itu. "Are you kidding me? Sakura ini tidak lucu sama sekali."

Lalu disusul tawa membahana Ino, yang secara langsung memukul telak seluruh pertahanan kerasnya. "Aku bahkan berharap ini hanya lelucon." Bisiknya serak.

ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang