III

128 15 0
                                    


Tacenda
(n). things better left unsaid;






Chapter 3






Ketika kamu tahu kata maaf ‘tak lagi cukup.





Ketika kamu tahu bahwa air mata bahkan ‘tak cukup lagi untuk menggantikan kata-kata yang ‘tak sanggup terucap.


Karena luka tidak memiliki suara, makanya air mata jatuh tanpa bicara.

***


Sudah nyaris sebulan semenjak salju turun ke Seoul.


Kamu sedang duduk di balkon rumah sakit. Gila memang. Di tengah cuaca yang super dingin, dan suhu menyentuh angka minus.


Pikiranmu hanya melayang ke percakapan terakhirmu dengan Suga. Bahkan itu tidak bias disebut sebagai percakapan, karena pesanmu hanya berakhir di baca oleh Suga.


Kamu berusaha bersyukur, setidaknya Suga membaca pesanmu.


Kamu menatap segelas americano hangat yang kamu genggam. Lalu menatap langit sore yang indah di hadapanmu. Perasaanmu anehnya campur aduk.

Entah berapa lama waktu yang kamu habiskan di sana.

..

.

“ (Y/n)-ssi, dokter Kim mencarimu. “


Sebuah suara menyadarkanmu, dan kau segera masuk kembali ke ruangan. “ Ne.”

Dengan segera kamu meminum sisa americano tadi.





" Ugh, sudah dingin.”

***


Turunnya salju tidak menghalangimu untuk pergi berbelanja untuk malam natal.
Setiap tahunnya member Bangtan selalu mengajakmu untuk merayakan natal bersama di dorm mereka. Tentunya secara diam-diam. Gawat ceritannya kalau sampai ketahuan oleh para penggemar. Bisa-bisa wajahmu terpampang nyata di seluruh penjuru media sosial, dan hidupmu tidak akan tenang lagi.


Hubunganmu dengan Suga pun rahasia. Kalian sudah berpacaran 4 tahun yang berarti kalian mulai berpacaran tahun 2014. Sebelum itu kamu sudah dekat degan Hoseok dan Namjoon, dan lama-kelamaan jadi akrab dengan member lainnya. Kalian sering menghabiskan waktu bersama-sama saat mereka belum debut. Saat itu BTS belum seterkenal sekarang sehingga mudah saja bagimu. Tapi sekarang? BTS sudah menjadi Worldwide Boy Group. Mereka sangat terkenal. Dan sangat sibuk.

.
‘Ya, mereka pasti sibuk.’


Kamu menghampiri sebuah toko yang menjual alat menjahit serta merajut. Tadi siang kamu sudah merencanakan hadiah natal untuk Suga dan member lainnya. Sebenarnya kamu bingung ingin memberikan apa karena barang mahal pun mereka bisa membelinya, hadiahmu mungkin bukan apa-apa. Tapi kamu mendapat ide dari Chaerin untuk membuat barang handmade buatanmu sendiri, Kamu akan membuat syal rajutan untuk Suga dan kue kering untuk member yang lain.



“Tolong yang warna hitam satu ya, imo. “ ujarmu sambil menunjuk benang wol gulungan besar.


Bibi penjaga toko pun mengambil gulungan tersebut dan menyerahkannya padamu. “ Bibi tebak, pasti untuk hadiah natal, bukan? Untuk pacarmu? “


Kamu hanya tersenyum kecil mengiyakan pertanyaan bibi itu dan membayar.


***


Malam natal pun tiba.

Kamu dan member Bangtan mengadakan acara nonton bersama di dorm mereka, dan dengan senang hati kamu menerima ajakan itu.

Ketika kamu datang, Jin dan Jimin langsung membantumu membawa barang-barang. “ Terima kasih. “


“ Aku membeli snack dalam perjalanan, “ ucapmu memberitahu, “ di kantung cokelat itu aku membuat kue untuk kalian semua. “


Taehyung yang mendengar kata kue, langsung menghampiri dan membuka kantung cokelat yang dimaksud.

“ Ya! Ya! Cuci tangan dulu! “ omel Jin ketika Tae sudah membuka toples dan memakan isinya. Tidak lupa ia membagikannya pada member lain yang sudah siap untuk menonton.

Matamu memandang ke sekitar. Mencari seseorang.



“ Kau pasti mencari Yoongi, dia sedang pergi keluar. Katanya cuman sebentar. “ kata Hoseok tiba-tiba seolah tahu isi pikiranmu. Hoseok dan Namjoon adalah member yang seumuran denganmu, dan kalian sudah cukup dekat untuk saling memanggil dengan informal.

Kamu membulatkan mulut sebagai tanda mengerti, dan ikut bergabung dengan mereka.

Tak lama kemudian, pria yang kamu cari datang.

Suga sedikit terkejut melihat kamu yang juga memandang ke arahnya. Ia tampak berusaha menyembunyikan sesuatu di balik jaketnya, dan dengan langkah cepat ia pergi ke kamarnya.

Setelah beberapa menit, akhirnya Suga bergabung dengan kalian, ikut menonton seolah tidak ada yang terjadi.




Kamu terdiam sejenak. Memandangi wajah Suga. Kamu yakin matamu tidak salah lihat. Kamu tahu Suga yang notabenenya malas keluar jika bukan karena hal penting atau mendesak. Tapi…









Hadiah? Dari siapa?

[]

TacendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang