Tacenda
(n). things better left unsaid;Chapter 12
Paginya kamu terbangun.
Kamu terbangun karena mendengar suara orang berbicara, dan baru saja sadar kalau kamu tertidur hingga keesokan paginya. Kamu melihat suster sedang mengomel sambil memasangkan infus pada pergelengan tangan Suga. Entah berbicara apa tapi kamu memutuskan untuk mengabaikannya karena kamu masih belum tersadar sepenuhnya.
Kamu merapikan diri dengan canggung ketika Suga hanya menatapmu lama dan memakan sarapan paginya. Seolah keberadaanmu di sini hanyalah hal yang biasa.
Tak lama kemudian Jimin dan Jungkook datang berkunjung, katanya mereka tidak bisa lama karena mereka akan pergi ke tempat latihan setelah menjenguk. Jimin dan Jungkook sedikit terkejut melihat kamu yang berada di kamar pasien Suga pagi sekali. Jimin lebih terkejut karena ia tahu bahwa hubungan kalian sudah berakhir dan tidak begitu baik.
“ Hyung, aku bawa beberapa hal yang bisa digunakan untuk mengusir bosan. ” ujar Jimin sambil mengeluarkan beberapa benda seperti buku, iPad, pensil dan buku tulis. Mungkin untuk Suga agar bisa menulis lagu kala waktu kosong.
“ Aku juga menulis lagu, coba hyung review kalau sempat ya. ” lanjut Jungkook sambil menyodorkan kertas lirik, dan mengirimkan instrumen ke iPad tadi.
Selagi Jungkook sibuk dengan Suga, Jimin menghampirimu.
“ Noona, boleh ikut aku keluar sebentar? ”
Tidak ada alasan untuk menolak, kamu mengikuti Jimin keluar dari kamar dan duduk di bangku panjang yang terletak di taman. Entah apa yang membuat Jimin membawamu jauh sampai ke sini, padahal bicara di tempat juga bisa.
“ Waeyo? ”
“ Kenapa noona bisa ada di sana? ”
“ Maksudmu? Bukannya wajar? Maksudku, aku sama seperti kalian, menjenguk. Aku juga datang untuk bekerja.”
“ Kami datang yang paling pagi. Bahkan kami minta izin khusus. Sekarang baru pukul 6. Noona masuk kerja pukul 8. Aku lihat noona sedang merapikan pakaian juga. Noona.. menjenguk Suga hyung …. semalaman?”
“ I-itu .. itu bukan seperti yang kau pikirkan. Aku ketiduran dan tiba-tiba sudah pagi saja.”
“ Noona, kau itu perempuan. Di situ hanya ada Suga hyung dan kau, aku tahu kalian sudah putus tapi tetap saja… tetap saja kalian.. ya begitulah, kau mengerti maksudku. ” celoteh Jimin sambil mengacak-acak rambutnya tidak jelas.
Entah kenapa kamu merasa perasaan aneh yang sekilas muncul. Berdebar, dan rasa tidak nyaman. Jimin mengkhawatirkanmu? Memang kamu sudah sangat familiar kalau Jimin orangnya itu perhatian terhadap orang di sekitarnya. Hanya saja perhatiannya kali ini lebih dari biasanya. Lagipula kamu dan Suga ‘kan tidak berbuat apa-apa.
“ Jimin-ah. Kau tahu Suga bukan orang seperti itu. Dan dia juga sakit. ”
Jimin memasang wajah kesal. “ Tapi kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi, noona. Semua laki-laki di dunia ini serigala. Tidak baik perempuan dan laki-laki di satu tempat berdua. Se-ma-la-man. ”
“ Jimin-ah, kau terlalu berlebihan. Lebih baik kita kembali sekarang. ”
.
.
.Setibanya kamu di sana, kamu terkejut setengah mati ketika membuka pintu karena mendapati Suran ada di sana. Berdua saja dengan Suga, Jungkook entah kemana.
Kamu terkejut bukan karena ada Suran di tempat itu.
Tetapi apa yang mereka lakukan.
Kamu melihat dengan mata kepalamu sendiri.
Suga dan Suran.
Mereka … berciuman.
Sebenarnya hal itu tidak terlalu jelas karena Suga sedang duduk di atas kasur, dan Suran berdiri di sampingnya sambil menunduk, nyaris ¾ rambut Suran menutupi. Tetapi posisi itu sudah cukup jelas karena wajah mereka saling berhadapan. Dan bibir mereka...
Menyadari ada yang masuk, Suran segera memposisikan diri, ia menegakkan tubuhnya.
“ A-ah.. (Y/n)-ssi? ”
Suga terkejut melihatmu, dan ia berusaha menjelaskan.
“ Ini bukan seperti yang kau lihat. ” Ia mengusap wajah dengan frustasi, bingung harus berkata apa.
“ I-iya. Ini.. kami.. um.. kami..maaf.. kami memang su-”
“ Geumanhae. ” sahut Suga, menghentikan Suran yang hendak berbicara. Suga menatap tajam Suran, anehnya tatapan itu penuh kemarahan padahal mengingat mereka berdua baru saja.... ya begitulah.
Kegugupan Suran sudah cukup menjelaskan semuanya untukmu. Kalau mereka memang benar melakukannya. Dan kalau memang mereka punya sesuatu yang khusus.
Kamu sebenarnya tidak berada di posisi untuk marah, apalagi merasa terkhianati. Kamu bukan siapa-siapa. Kamu sudah menduga kalau Suga pasti punya suatu hubungan dengan Suran. Hampir segala petunjuk yang kamu temuka mengarah pada gadis itu. Mereka juga mengerjakan musik bersama, tidak mungkin mereka tidak dekat, mereka melakukan sesuatu bersama. Sesuatu yang tidak bisa kami lakukan bersama dengan Suga. Kamu tidak menggantikan keberadaan Suran. Tapi gadis itu bisa menggantikan keberadaanmu. Untuk berada di samping Suga.
“ M-mian, aku mengganggu kalian. ”
Setelah mengucapkan itu, kamu keluar dari ruangan.
Rasanya sesak, ada rasa sakit yang tidak nampak, membuatmu ingin menangis. Tetapi kamu tidak berhak untuk menangis. Air mata itu tidak punya hak untuk keluar.
Harusnya kamu tahu saat Suga mulai berubah nyaris sepenuhnya beberapa bulan lalu. Mungkin ia sudah menemukan perempuan yang lebih tepat untuk bersanding dengannya. Kamu harusnya sudah sadar, bukannya berusaha untuk terus mendorong, melanjutkan hubungan kalian yang sudah karam tanpa kamu ketahui.
Kamu menghapus gumpalan air mata yang mendesak untuk keluar.
Kamu tidak mau menjadi pilihan. Kamu tidak ingin seseorang mencintaimu karena memilih dirimu daripada seseorang yang lain. Kamu ingin Suga mencintaimu karena ia tidak melihat siapapun lagi. Hanya dirimu. Bukan menjadi pilihan dari sekian opsi yang ada.
“ Noona. ”
Sebuah tarikan yang membuatmu berakhir di pelukan seseorang.
Ia menepuk punggungmu lembut. Berusaha menenangkanmu.
“ Tidak apa-apa. Menangislah. ”
Kamu berusaha tidak menangis. Tetapi ketika mendengar suara Jimin, isakanmu langsung terdengar dan kamu menangis kencang. Meski mau menangis sekeras apa pun, atau meraung sekencang apa pun, tetap ada rasa sesak yang menggerogoti di dalam. Tidak mau keluar.
Tanpa kamu sadari ada penonton lainnya.
Menatapmu lama.
Ingin menggantikan Jimin.
Tetapi ia tidak punya hak bahkan hanya untuk berdiri di sana.
Ia membalikkan tubuh, dan pergi dari tempat itu.
Ia kembali sekali lagi menjadi pria ber*ngsek untukmu.
Meskipun itu menyakitimu,
dan menyakiti dirinya sendiri.
__💜SUGA'S SPECIAL CHAPTER DAN 2 BONUS CHAPTER BAKAL PRIVATE
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
FanfictionTacenda (n). things better left unsaid; Ketika kamu tahu kata maaf 'tak lagi cukup. Ketika kamu tahu bahwa air mata bahkan 'tak cukup lagi untuk menggantikan kata-kata yang 'tak sanggup terucap. Karena luka tidak memiliki suara, makanya air mata j...