IX

108 18 0
                                    


Tacenda
(n). things better left unsaid;

Rekomendasi lagu sambil baca : Kim Yeon Ji – Words of My Heart



Ada saat dimana hari-hari menyiksaku. Saat bernapas dadaku sangat sesak. Begitu sulit untuk tidur.

Meskipun aku berada di sampingmu, hatiku tidak bisa sampai padamu. Aku selalu merindukanmu. Hari ini pun kerinduanku berubah menjadi air mata.

Aku ingin memberitahumu. Aku selalu ingin memanggilmu. Tetapi aku menelan semuanya dan mengulang-ulang kata-kata yang selalu ada dalam hatiku.

***

Chapter 9



Hari yang kamu khawatirkan tiba.

Pagi itu kamu segera pergi ke rumah sakit terlebih dahulu untuk membantu dokter Song membawa beberapa peralatan kesehatan untuk dibawa ke ISAC. Setelah itu kalian dan beberapa regu kesehatan berangkat. Kalian berangkat awal sekali, sekitar pukul 5 subuh karena harus mengecek kesehatan setiap idol sebelum memulai perlombaan

Ketika kalian tiba sudah hadir beberapa idol rookie dan mereka sangat ramah. Mereka menyapa petugas kebersihan, staff, dan regu kesehatan lainnya. Melihat idol-idol rookie membuatmu teringat akan Bangtan. Dari dulu mereka juga sangat ramah dan sopan terhadap orang lain yang bekerja sama dengan mereka.

Pukul 6 tepat kalian mulai pemeriksaan awal untuk para idol seperti tensi darah dan suhu tubuh, untuk memastikan bahwa mereka benar-benar dalam kondisi fit dan menghindari cidera lainnya.

Entah sudah orang keberapa yang kamu periksa, keringat bercucuran di dahimu padahal ruangan dilengkapi dengan air conditioner dan juga kipas besar dimana-mana.

“ Silakan duduk. Tangannya. “ ucapmu meminta orang berikutnya mengulurkan tangannya ke atas meja, kamu tidak melihat lagi siapa karena kamu kewalahan rasanya.


Ketika orang tersebut mengulurkan tangannya, kamu langsung tertegun. Kulitnya sangat putih. Tidak mungkin ini tangan..

“ (Y/n). ”



Suaranya yang dalam memanggilmu pelan. Ia menatapmu langsung ke matamu, tapi rasanya hatimu yang tertusuk. Kamu berusaha menghilangankan kegugupanmu. Entah kenapa ujung jarimu terasa dingin.

Kamu berusaha bersikap sebiasa mungkin, memasangkan alat tensi darah ke lengannya, tetapi tanganmu ditahan olehnya. Ia menggenggam tanganmu. Min Suga memegang tanganmu. Hal itu membuatmu terkejut dan sedikit melonjak.

“ Apa yang kau lakukan?!” tanyamu sambil berbisik.

Panik sekali karena tempat itu sangat ramai, bukan hanya ada idol dan rekan sekerjamu di sana tapi juga cameraman. Kamu takut saja ada yang mengetahui hubungan kalian. Hubungan. Bukan hubungan seperti yang sebelumnya, saling kenal pun sudah pasti menimbulkan rumor yang pastinya tidak akan baik untuk karir mereka.

Kamu berusaha melepaskan genggaman Suga yang kelewat erat dan.. posesif. Ia tidak melepasnya. Malahan semakin erat.

“ Lepaskan aku! ”

Kamu menatap ke kanan dan ke kiri dengan panik. Jantungmu berdebar sekarang. Karena dua hal yang berbeda. Karena pria di depanmu, Min Suga. Dan ketakutan akan diciduk.

“ Tolong. Bisa ada seseorang yang melihat kita. ’

Dan untungnya Suga langsung melepas genggamannya, kamu mengelap keringatmu yang mengalir sampai ke leher dengan sapu tangan.

‘Kenapa aku berkeringat banyak sekali.’
Kamu kembali mulai mengecek. Selanjutnya kamu mengecek temperatur tubuh pria di hadapanmu. Kamu tidak bisa melakukannya dengan benar karena tatapan Suga kelewat… mengintimidasi?

TacendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang