VIII

113 27 2
                                    


Tacenda
(n). things better left unsaid;




Chapter 8





Kamu memasuki apartemenmu masih sambil sesegukan. Kamu sudah berusaha untuk berhenti, tapi air matamu malah semakin meluap. Kamu terduduk di depan pintu setelah masuk ke dalam dan menutup mulut berusaha meredam suara yang kamu keluarkan.

Tangisanmu memelan ketika mendengar ponselmu berbunyi.








Jimin.



" H-halo.. "




Kamu berusaha menenangkan suaramu.

" Noona? Noona kenapa menangis? "


Tapi kelihatannya Jimin dengan mudahnya mengetahui kalau kamu sedang menangis.

" Ani. "



Kamu memutuskan untuk tidak terlalu banyak menjawab karena Jimin akan semakin curiga.

" Noona sudah sampai rumah? "

" Eum. S-sudah."



" Noona baik-baik saja? "



Apakah aku baik-baik saja? Apakah aku sedang baik-baik saja?






" Hiks.. hiks.. "



" Noona?! Wae? Noona di rumah 'kan? Aku ke sana sekarang. Jangan kemana-mana ya. "

***

Tangisanmu memenuhi ruangan.

Sudah berlalu satu jam semenjak Jimin tiba di apartemenmu lengkap dengan topi dan masker. Ia tidak mengatakan apa-apa, ia hanya menemanimu sambil menepuk punggungmu pelan. Setiap kamu berusaha untuk berhenti menangis dan berbicara tapi gagal, Jimin selalu mengatakan 'gwaenchana'. Ia tidak memaksamu untuk mengatakan apa yang terjadi.



" A-aku.. hubungan kami.. berakhir.. "


Cuman kalimat itu yang mampu kamu ucapkan kemudian kamu kembali menangis lagi. Jimin tidak bertanya lebih lanjut.

.

.

" Maaf membuatmu datang kemari selarut ini. Harusnya kau istirahat." ucapmu pelan sambil meminum susu cokelat yang Jimin buatkan.

Jimin langsung menggeleng cepat, " ani, aku yang mau datang sendiri ke sini. Lain kali kalau ada masalah noona tidak perlu segan memberitahuku. Araseo? "

Kamu hanya tersenyum kecil seraya kembali menyeruput susu hangat.





Kalian saling diam selama beberapa menit. Larut dalam pikiran masing-masing.



" Noona tidak salah. "

Kamu mendongak menatap Jimin bingung.





" Soal ini.. bukan noona yang salah. "



" Terima kasih, Jim. Tapi kali ini aku memang salah. Mungkin dari awal hubungan kami memang sudah tidak akan berjalan baik. Aku sudah sering berpikir dan meyakinkan diri kalau berpacaran dengan seorang idol akan sulit, tetapi dengan nekatnya aku mengiyakan ajakan Suga. "




" Menurut noona begitu? "

" Apanya yang begitu? "



" Berhubungan dengan idol itu sulit? "

TacendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang