Happy reading ♥
Tacenda
(n). things better left unsaid;Chapter 6
Beberapa jam lagi kalian akan pulang ke Seoul, tetapi sebelumnya kalian menghabiskan waktu di taman bermain. Kamu bukan orang yang suka menaiki wahana ekstrem sehingga hampir semua wahana tidak kamu naiki. Kamu hanya menunggu para member Bangtan menaiki wahana, dan ikut makan cemilan bersama dengan mereka.
“ Roller coaster! Ayo kita naik itu! “ usul Jungkook yang memang pemberani. Usulan Jungkook disetujui oleh Taehyung yang juga sama beraninya.
“ Ya! Lebih baik kita naik itu saja. “ bantah Jin menunjuk bianglala mencoba untuk tidak terlihat pengecut. Hoseok mengangguk cepat menyetujui pernyataan Jin.
Lucu memang, mereka yang biasanya bisa membuat para fans histeris dengan gaya dan tingkah mereka, tapi untuk urusan wahana seperti itu mereka ketakutan sekaligus imut seperti bayi.
Namjoon hanya tertawa melihat kedua kubu yang saling bertolak belakang itu. “ Ya sudah, bagaimana kalau kita berpencar saja? “
Usulan Namjoon berujung Jungkook dan Jungkook menaiki roller coaster dan sisanya menaiki bianglala. Sebenarnya kamu ingin menolak, tapi rasanya tidak enak.
Kebetulan yang aneh adalah Namjoon, Hoseok, Jimin dan Jin berada pada ruangan yang sama, sementara kamu dan Suga terjebak berdua di satu tempat yang sama. Sejujurnya selain wahana yang meliuk-liuk seperti roller coaster, kamu juga takut dengan ketinggian sehingga bianglala bukanlah bukanlah ide yang bagus. Apalagi sekarang kamu terjebak di satu tempat dengan Suga. Kalian duduk berseberangan.
Nampaknya member lain sengaja membiarkan kalian berdua. Mereka berpikir kalau kalian tidak mendapatkan waktu untuk berduaan sepanjang 3 hari 2 malam ini. Padahal sebenarnya kalian sedang tidak dalam hubungan yang baik. Rasanya canggung sekali. Kalimat tentang putusnya hubungan kalian pun masih terngiang jelas di pikiranmu. Hanya saja Suga tidak mengetahui bahwa kamu menguping hari itu.
Kamu berusaha bersikap biasa saja setelah saat itu. Kamu dan Jimin sepakat untuk merahasiakannya berdua.
Suasananya sama sekali tidak membantu karena kalian saling diam. Suga hanya diam memandang keluar jendela. Memilih untuk memperhatikan pemandangan ketika bianglala mulai berputar pelan.
Kamu hanya memandang ke arah sepatumu karena melihat keluar memperparah ketakutanmu. Kamu menyatukan kedua tanganmu dan saling memegang erat. Ide untuk ke taman bermain memang sudah salah dan tidak cocok untukmu.
Setelah beberapa menit, bianglala berhenti. Membiarkan pengunjung yang menaikinya untuk menikmati keindahan pemandang sekitar selama beberapa menit. Hal itu malah memperparah keadaanmu karena kamu sudah tidak sabar untuk segera turun.
Tiba-tiba Suga bergerak. Ia pindah dan duduk di sebelahmu.
Kamu menatapnya bingung, tetapi ia hanya memandang ke arah jendela untuk tidak bertemu tatap denganmu.
Perlahan tangannya mencapai kedua tanganmu yang berkeringat karena takut dan gugup.
Ia menepuk tanganmu pelan. Seolah sedang berusaha menenangkanmu.
Suga satu-satunya member Bangtan yang tahu tentang phobiamu terhadap ketinggian.
“ Jangan takut. Aku di sini. “
Kalimat yang kamu dengar membuat pipimu menghangat. Rasa bingung, aneh, lega, dan senang bercampur aduk. Bingung dan aneh karena baru 3 hari lalu kalian berkelahi dan tidak saling bicara, tetapi lega dan senang ketika Suga menenangkanmu. Itu berarti kalian sudah berbaikan secara tidak langsung? Kalimat yang menyakitimu beberapa hari lalu itu langsung hilang. Bukan hanya phobiamu, tapi juga ketakutanmu itu secara ajaib menguap begitu saja. Tubuhmu merasa lebih rileks.
Setelah beberapa putaran lagi kalian pun turun dari bianglala.
Kamu hendak berterima kasih pada Suga, tetapi pria itu langsung pergi begitu saja.
***
Setelah dari taman bermain, kalian pergi mengisi perut sebentar dan langsung masuk ke mobil.
Seperti saat berangkat, tidak banyak pembicaraan yang terdengar. Namjoon tertidur karena kelelahan, dan Hoseok konsen menyetir.
Suga duduk di sebelahmu, tetapi kamu tidak dapat kesempatan untuk berterima kasih karena Suga langsung memutuskan untuk tidur setelah mendudukkan pantatnya di jok mobil.
Ketika kamu hendak tertidur juga, ponsel Suga berbunyi pertanda sebuah pesan masuk. Awalnya kamu mengabaikannya karena memang ponsel adalah ‘urusan pribadi’. Kalian baru saja berkelahi tentang ‘urusan pribadi’ sehingga kamu tidak mau memicunya lagi.
Tetapi pesan yang masuk banyak sekali, tidak ada jeda. Pesan yang masuk ada sekitar belasan sekaligus.
Saat kamu hendak mengintip dengan mencondongkan tubuhmu sedikit, tiba-tiba sebuah tangan menahanmu.
Kamu tersentak, dan menatap orang yang menahan lenganmu
Suga menatapmu lama.
Mengerti pandangan itu, kamu pun kembali menyenderkan punggungmu ke jok. Sementara Suga memasukkan ponsel ke dalam saku jaketnya dan kembali tidur.
Kamu memang tidak sempat melihat lama, tetapi kamu sempat membaca sebuah nama.
.
.
Suran noona.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
FanfictionTacenda (n). things better left unsaid; Ketika kamu tahu kata maaf 'tak lagi cukup. Ketika kamu tahu bahwa air mata bahkan 'tak cukup lagi untuk menggantikan kata-kata yang 'tak sanggup terucap. Karena luka tidak memiliki suara, makanya air mata j...