Kediaman Keluarga Hamadi
07 September 2017(Najmi's POV)
Matahari bersinar begitu terang, padahal jam masih menunjukkan pukul 05:34 pagi. Aku duduk santai di teras sambil berjemur agar tulangku semakin kuat agar kelak tak mengecewakan sang pemilik tulang rusuk.
"Najmi!! Kalau didepan udah bersih langsung nyuci piring." Teriak ibu dari ruang tamu. Beliau pasti tengah sibuk mempersiapkan Ahmad. Padahal dia sudah kelas 4 SD tapi manjanya luar biasa.
"Iya bentar lagi." Jawabku. Lantas aku berdiri dan memulai kembali yang ku tunda tadi.
Mencabut rumput, menyapu halaman, menanam bunga, merapikan bunga, kadang juga harus memangkas pohon. Hanya itu yang bisa aku kerjakan, itupun saat aku sedang rajin. Jika sedang malas mungkin aku hanya akan memungut sampah sampah lalu membakarnya.
"Cewek!!" Suara seseorang menggoda sambil bersiul membuatku mendongak.
"Eh, ada cowok." Celetukku ikut menggoda.
"Perlu bantuan nggak??" Tanyanya menawarkan.
"Gak usah sok baik deh." Aku menolaknya. Bukan sombong, tapi ini masih lingkungan rumah, bisa bahaya kalau ada yang melihat.
"Huss sana pergi. Nanti dicariin sama lafi." Aku mengusir pemuda itu. Namanya Rhino, dia pacarnya Lafi, sekaligus kakak sepupu dari Mbak Sera gendut.
"Eh,, nanti ajarin edit yang kemarin itu ya." Bisiknya mendekat.
Aku mengacungkan jempol yang Disambut senyuman oleh Rhino.
"Oh iya,, dapet salam dari Davi." Ujarnya menggoda lalu berlari menjauh.
Aku hanya menggeleng pelan. Ya seperti itulah mereka diluar, walau tak pernah dekat di masjid tapi kami dekat di kehidupan biasa. Aku maklum saja, mungkin mereka lebih memilih pihak netral daripada harus membelaku atau membela mbak Sera.
Aku melanjutkan pekerjaanku agar bisa segera masuk rumah. Matahari mulai terik, dan aku harus segera mencuci baju.
****
Aku merebahkan diri di atas kasur.
"Lelahnya." Ucapku sambil bergulung gulung bersama guling. Mencari kenyamanan di tempat ternyaman ku.
Semua pekerjaan ku sudah selesai, hanya tinggal menunggu sarapan matang.
"Meoow." Aku menoleh, kucingku datang sambil membawa buruannya. Entah sudah berapa kali kucingku ini membawa hasil buruannya ke kamar, berharap bisa membaginya denganku.
"Sini Cong." Ucapku menepuk kasur. Yang merasa dipanggil pun langsung menurut lalu tertidur di sebelahku.
Aku memandanginya dengan cermat. Aku punya teman yang hanya seekor kucing pun sudah merasa bersyukur. Alhamdulillah masih ada yang mau menerimaku yang sangat amat kurang dalam segala galanya.
"Andai saja kamu manusia Cong. Mungkin aku gak akan kesepian, mungkin aku juga bisa mencurahkan semua isi hatiku setiap harinya." Aku bergumam sambil terus membelainya. Yang dibelai pun keenakan sampai tertidur.
"Ya Allah,, pingin punya temen. Yang bisa nemenin setiap hari, yang bisa diajak curhat dan gak pernah ngeluh sama curhatanku. Pingin temen yang kayak saudara, satu aja ya Allah." Aku berdoa, meminta pada yang kuasa. Berharap dia mengabulkannya lalu segera mengirimkan seseorang itu.
"Najmi!! Bangunin Naya suruh sarapan." Teriakan ibu dari bawah terdengar.
Aku menggeleng keheranan, ini sudah pukul 7 dan dia belum bangun?? Anak perempuan macam apa dia. Untung saja bapak belum bangun, jika sudah mungkin Naya juga akan mendapatkan ceramah pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastaril Jarimati (Lengkap)
Paranormal#1 Islam dari 14,3 k cerita (9 Juni 2023) Namanya Najmi. Gadis biasa namun terlahir dengan takdir luar biasa. Lahir di keluarga terpandang di sebuah kampung kecil yang masih memegang teguh ajaran kejawen. Gadis yang berusaha meng-islamkan orang lain...