Bab XXVIII ✅

10 3 0
                                    

Kampung Yahida
05 November 2017

Author's POV

Sudah sebulan sejak Najmi mendapati haid pertamanya. Semua masih baik baik saja, Najmi juga mampu mengalahkan semua jin jahat yang menyerangnya, tentu saja dengan bantuan Najwa.

Hubungan keduanya dengan kak Arif mulai melonggar karena mereka yakin bisa mengatasi semuanya bersama. Mereka juga ingin memberi waktu untuk Arif agar bisa fokus pada anak istrinya. Dan juga tentunya pada pembangunan masjid yang sudah terlihat bentuk dan tujuannya.

Puji syukur kepada Allah karena semua berjalan lancar. Hampir semua proposal yang Arif ajukan di terima. Bantuan pun datang silih berganti. Masyarakat kampung yahida pun mau ikut bergotong royong membangun masjid.

Itu semua tak luput dari kerja sama antara ketiganya, ustadz Arif Najmi dan Najwa. Walaupun yang terlihat hanya usaha ustadz Arif. Akhirnya Jin yang telah lama bersarang dan mempengaruhi masyarakat kampung yahida sehingga tersesat kebanyakan kini sudah musnah. Beberapa mungkin masih ada, namun tak pernah menampakkan diri.

Semua yang berjalan baik baik saja membuat ketiganya lengah, karena tipu daya syaitan itu benar adanya. Rupanya sujewo, sang dukun yang paling gencar melakukan serangan tengah bermeditasi untuk mengumpulkan kekuatan dan bala tentaranya. Dukun yang hampir saja mendapatkan pusaka itu lewat cara memperkosa Najmi tapi berhasil digagalkan sampai dijebloskan kedalam penjara. Dia kini sudah bebas, tentu saja dengan cara licik.

Sujewo tersenyum, dia adalah dukun yang paling susah Najwa hadapi sejak episode pertama. Sikapnya yang timbul tenggelam membuat Najwa susah untuk mempersiapkan diri.

Dan ini terjadi lagi. Malam ini saat Najwa dan Najmi tengah menikmati indahnya bulan purnama dibalkon rumah terkejut dengan kedatangan sujewo bersama pasukannya. Ada sekitar dua puluh jin yang berdiri dibelakang sujewo. Tentu saja semua membawa maksud tujuan yang sama. Pusaka Najmi.

Najmi menelan ludahnya, takut?? Tentu saja. Ini adalah yang terburuk dari yang pernah dia alami sebelumnya. Keduanya bergegas masuk ke kamar untuk mencari perlindungan.

"Duuuhh,, gimana nih mbak?? Mereka ada banyak banget."

"Jangan takut Najmi, tetap tenang. Allah ada bersama kita."

"Tapi mbak,, mereka nunggu didepan rumah. Harus kita lawan sekarang. Kalau ada orang liat gimana??"

Najwa tersenyum. Inilah saatnya dia menghentikan waktu, dia hanya memiliki satu kesempatan untuk menghentikan waktu, tentu saja butuh tenaga yang banyak.

"Najmi, kamu kuat kan kalau cuma berdua sama kak Arif??"

"Mbak mau kemana??" Najmi panik.

"Mbak mungkin mau menghentikan waktu buat sementara, biar kita bisa lawan semuanya tanpa telihat orang lain. Khususnya keluarga ini."

"Emang bisa??"

"Insyaallah bisa, tapi mungkin butuh banyak tenaga. Jadi sepertinya aku tak bisa membantu begitu banyak."

Najwa sedikit ragu ingin mengatakannya. "Najmi,, kamu udah bisa kan lawan mereka semua, tanpa aku??"

"Insyaallah aku bisa. Tapi mbak juga harus janji untuk kuat."

Keduanya saling menatap lalu mengangguk. Sebuah suara dari bawah mengejutkan keduanya.

"Kak Arif??" Keduanya bergegas menyusul sang guru yang kemungkinan sudah turun duluan.

"Kenapa kakak turun sendiri??" Najwa bertanya dengan nada khawatir.

"Udah gak usah risau, kakak bisa atasi semuanya." Ucap Arif enteng.

Bastaril Jarimati (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang