Bab XVI ✅

1K 25 0
                                    

Kampung Yahida
21 September 2017

(Author's POV)

Nanti malam adalah tepat malam satu suro. Penduduk kampung Yahida mulai sibuk membuat sesajen untuk acara malam satu suro. Para dukun pun disibukkan dengan pusaka pusaka mereka yang harus dimandikan tepat pukul dua belas nanti malam.

Tak terkecuali untuk sujewo dan kusno. Keduanya sedang mempersiapkan acara ruwatan Abal Abal untuk Najmi. Dan tak lupa sebuah kamar rahasia dan tertutup untuk rencana sujewo nanti malam.

"Kamu yakin wo?? Bakalan ngawini anak perawan orang. Kalau sampe ketahuan warga, bakalan digebukin kita wo!!." Kusno memastikan sekaligus mengingatkan.

"Yang penting kamu jangan ngomong sama siapa siapa. Lagi pula anak itu bakalan kita bius. Gak akan inget sama yang kita lakuin." Sujewo berucap santai sambil membenarkan letak dupa dupanya.

"Oh iya,,, kamu udah beli kan obat tidurnya. Nanti kamu campurin ke minumannya pas aku ajak dia ngobrol. Campurin aja yang banyak, biar lama bangunnya." Sujewo mengingatkan kusno agar tidak lalai dalam mengerjakan tugasnya.

"Tapi wo,..." Kusno menjeda ucapannya.

"nanti kalau misalkan enak. Aku mau juga ya. Kamu kan tau aku belum pernah ngerasain anak perawan." Kusno meringis setelah mengucapkan keinginannya. Dasar bujang lapuk.

"Tenang aja No, kamu nanti gilirannya abis aku. Yang penting inget rencana kita. Sekarang ayo siap siap lagi. Masih banyak yang belum disiapkan buat narik pusakanya. Jangan lupa kelapa muda yang warna ijo ya." Titah sujewo disambut dengan hormat.

"Siap boss." Ucap kusno sambil tersenyum bahagia. Pikirannya entah sudah kemana saja.

Sementara ditempat lain Najwa sedang bercakap cakap dengan ustadz Arif. Mengenai rencana mereka untuk mengacaukan acara sujewo dan kusno.

"Jangan lupa ya kak. Janji ya, aku gak mau adekku sampe kenapa Napa." Najwa kembali menagih janjinya pada ustadz Arif.

"Hmmm." Ustadz Arif masih sibuk membersihkan masjid untuk acara malam nanti.

Hanya sendirian, ditemani arwah cantik yang sejak tadi banyak berputar putar disekililingnya.

"Kamu bisa nyapu gak Najwa??" Ustadz Arif berhenti sejenak sambil menatap Najwa.

"Bisa." Jawab Najwa santai, tau begitu kenapa dia tidak membantu??

"Bantuin geh, kakak capek. Bentar lagi udah mau Maghrib. Abis itu jamaah bakalan mulai Dateng. Dan masjid masih kotor. Bantuin dong." Ustadz Arif merengek seperti anak kecil.

"Jamaah?? Emangnya tahun ini bakalan rame jamaah?? Terus Najmi gimana dong??" Najwa panik karena ustadz arif punya tugas lain.

"Udah kamu tenang aja. Acara dimasjid cuma doa doang kok. Dan setau kakak acara buat masyarakat kampung itu kebanyakan hampir tengah malam. Jadi bisa dipastikan sujewo dan kusno juga bakalan ngelakuin rencana mereka di saat hampir tengah malam." Tenang ustadz Arif pada Najwa.

"Ya udah deh, Najwa percaya sama kakak." Najwa kemudian mengambil sapu lalu ikut membantu.

Najwa tak henti hentinya tersenyum, dendam dihatinya mulai terbakar. Rasanya tak sabar untuk menghancurkan kedua dukun payah itu. Tunggu saja pembalasanku.

Sementara ditempat yang lain Najmi sedang dalam bimbang. Sebentar lagi pasti dia akan dijemput paksa oleh kedua dukun jahat itu. Tapi dia tak punya pilihan lain selain berangkat bersama mereka. Dan yang paling mengerikan Najmi berangkat sendiri, tanpa bapaknya.

Semudah itu Hamadi menyerahkan anak gadisnya pada sembarang orang. Alasannya sudah pasti, bapak sibuk mau mimpin acara nanti malam, kamu berangkat sendiri aja. Dasar orang tua tidak bertanggung jawab.

Bastaril Jarimati (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang