Jawa Timur
8 Oktober 2017(Author's POV)
Sudah seminggu sejak Hamadi pergi untuk ke pulau seberang. Keluarganya tidak menerima kabar apapun, karena memang dia tak membawa ponselnya. Dia sengaja ingin fokus untuk mencari bapaknya, karena mungkin waktunya tak banyak.
Hamadi sudah bertanya pada gurunya tentang dimana keberadaan bapaknya sekarang. Dan gurunya, Mangun mengatakan bahwa bapaknya mungkin sedang diseberang pulau. Dia tidak mengatakan di sebelah mana pastinya. Tapi Hamadi yakin bahwa bapaknya mungkin saja berada di kampung halamannya, atau mungkin berada di rumah saudaranya.
Tapi satu hal pasti yang membuat Hamadi terus mencari. Mangun berkata bahwa bapaknya masih hidup, dan itulah harapan dia satu satunya.
Hamadi terduduk diwarung kopi. Siang semakin terik, tapi dia masih belum selesai mencari.
"Kopi satu Bu."
"Iya pak." Ibu ibu itu lekas kebelakang untuk membuat kopi.
Hamadi melihat sekitar, ini adalah kampung halamannya. Beberapa sanak saudaranya sudah di temui tadi, namun tak ada yang tau tentang keberadaan bapaknya.
"Orang jauh ya pak,, saya gak pernah liat." Ibu itu bertanya.
"Iya Bu,, saya mah dari pulau Sumatera."
"Waaahhh,, jauh banget itu. Ada perlu apa sampai pergi sejauh itu??"
"Ada yang sedang dicari Bu."
"Orang ilang atau buron pak??" Tanyanya berbisik, mungkin saja ibu itu mengira Hamadi adalah Intel yang tengah menyamar.
"Lagi nyari bapak saya."
"Ada fotonya pak? Coba saya liat. Soalnya saya kan sering liat orang banyak. Siapa tau saya tau."
Hamadi mengeluarkan foto blur miliknya. Hanya ini yang tersisa, dia menyesal dulu tak mau mengabadikan foto bersama bapaknya karena alasan tak masuk akal. Bapaknya selalu berkata. Jangan foto bapak, nanti kameranya kebakar. Dia selalu berkata begitu. Dan Hamadi selalu ssja percaya.
"Agak blur ya pak." Ibu penjaga warung menyipitkan matanya, berusaha fokus pada wajah dalam foto itu.
"Iya Bu,, gak ada lagi fotonya." Hamadi menyeruput sedikit kopinya.
"Ini kayak foto lama pak." Ibu itu kembali bertanya.
"Iya,, itu foto 20 tahun yang lalu."
"Berarti ilangnya udah lama??" Ibu itu terlihat sedikit kaget.
Hamadi mengangguk malu mengakuinya.
Ibu itu mangut mangut sambil memperhatikan foto itu. "Saya kayak pernah liat orang ini."
Mata Hamadi mengeluarkan cahaya harapan. "Yang bener Bu??" Hamadi bertanya penuh harap.
"Kayak mirip orang ini." Ibu itu mendongakkan kepalanya, berusaha mengingat orang dalam foto.
"Dimana itu Bu?? Siapa tau memang benar bapak saya."
"Dulu ibu pernah liat orang ini di Surabaya, di kampung halaman saya. Kalau sekarang gak tau masih ada nggak." Ibu itu menjelaskan ingatannya.
"Tahun berapa itu Bu kira kira??" Hamadi terlihat antusias walau berita itu belum tentu akurat.
Sang ibu nampak berpikir sejenak.. "sekitar 5 tahun yang lalu lah pak."
"Mungkin aja orangnya masih ada." Ucap Hamadi bahagia.
"Bentar dulu, saya telepon sodara saya yang disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastaril Jarimati (Lengkap)
Paranormale#1 Islam dari 14,3 k cerita (9 Juni 2023) Namanya Najmi. Gadis biasa namun terlahir dengan takdir luar biasa. Lahir di keluarga terpandang di sebuah kampung kecil yang masih memegang teguh ajaran kejawen. Gadis yang berusaha meng-islamkan orang lain...