Kau terlalu dalam untuk meniti rasa sehingga aku terlalu sulit untuk melepasnya. Mengapa kau harus meniti rasa itu padaku jika kau akhirnya malah menjauh? Apa salahku?
Dalam sekian periode waktu, tak kunjung jua ku menemukan teka-teki dari semua ini. Ku tak pernah menemukan sekelebat jawaban darimu tentang apa yang melangkahkanmu, dan tentang apa kesalahanku.
Ingin... ingin... dan ingin rasanya aku membenci dirimu, tetapi mengapa aku pun tak bisa? Masih saja fiksi tentangmu merasuk dalam genangan memoriku.
Tuhan... Kau bilang hidup ini adil. Aku tak bisa membencinya meskipun hatiku telah berkata bahwa dia telah menggesek luka bagiku. Mengapa Kau tak memberikan sedikit keadilan bagiku agar aku bisa membencinya? Apakah mungkin Kau masih ingin aku bersamanya, Tuhan?
*Direvisi pada 13/06/2020
-Mareta F. Latifa
KAMU SEDANG MEMBACA
Satar Angan (TELAH TERBIT)
PoetryHigest Rank : #4-sajakrindu (14-08-2018) #10-curahan (14-08-2018) #52 - prosa (05-08-2018) #82 - poem (11-08-2018) #136 - kata (05-08-2018) Blurb: Kita hanyalah insan yang terselimut rasa tanpa kata. Memilih bungkam dalam celah masing-masing lara. H...