Dinginnya malam lagi-lagi mengingatkanku padamu.
Kau tahu kan bahwa aku alergi pada kedinginan? Waktu itu kau berusaha memberiku nasihat-nasihat panjang meskipun selalu ku sanggah. Maaf... aku selalu menyanggahmu. Sekarang aku mengerti bahwa aku merindukan semua nasihatmu itu. Bukan hanya nasihatmu saja, aku merindukan semua hal tentangmu.
Jangan menjauhiku. Ini terlalu berat untukku.
Jika kau memang benar-benar pergi, aku hanya bisa memercayai bahwa inilah takdir. Inilah takdir-Nya.
Aku hanya bisa membiarkan kerikil-kerikil rindu ini menghujat yang kemudian terseret ombak dan menepi menjadi karang di setiap sunyi.
Dan aku hanya bisa berharap pada angin malam untuk mengadu padamu tentang aku yang sangat terusik oleh hujatan rindu karenamu.
*Direvisi pada 13/06/2020
-Mareta F. Latifa
KAMU SEDANG MEMBACA
Satar Angan (TELAH TERBIT)
PoetryHigest Rank : #4-sajakrindu (14-08-2018) #10-curahan (14-08-2018) #52 - prosa (05-08-2018) #82 - poem (11-08-2018) #136 - kata (05-08-2018) Blurb: Kita hanyalah insan yang terselimut rasa tanpa kata. Memilih bungkam dalam celah masing-masing lara. H...