Hari-hariku mulai terbiasa tanpamu. Tanpa tawa-tawamu. Tanpa suaramu yang sering merengek membujukku.
Ah.. betapa aku merindukan semua itu.
Namun aku sadar bahwa aku hanyalah pemberi luka bagimu.
Tenang saja, aku tak akan datang lagi di hidupmu. Aku akan menjauh.
Namun perlu kau tahu, dalam asa aku memang ingin menghindar. Namun dalam hasrat, ku tetap ingin berada pada titik temu bersamamu.
Apalagi yang harus ku perbuat? Hantaman rindu semakin menjadi-jadi ketika tak bertemu.
Dan apalagi yang harus ku perbuat? Ketika degup jantungku terlanjur berlari saat kita berada pada titik temu yang sama (meski tanpa sengaja).
*Direvisi pada 13/06/2020
-Mareta F. Latifa
KAMU SEDANG MEMBACA
Satar Angan (TELAH TERBIT)
PoetryHigest Rank : #4-sajakrindu (14-08-2018) #10-curahan (14-08-2018) #52 - prosa (05-08-2018) #82 - poem (11-08-2018) #136 - kata (05-08-2018) Blurb: Kita hanyalah insan yang terselimut rasa tanpa kata. Memilih bungkam dalam celah masing-masing lara. H...