[TSB 9]

30 6 0
                                    

Seperti biasa Mugi banyak menghabiskan waktu di apartemen para sahabatnya. Walaupun Mugi sedang marah pada Taehyung tapi ia tidak bisa berdiam diri saja di apartemen miliknya karna itu sungguh membosankan harus tinggal seorang diri di apartemen, walaupun apartemen miliknya tak sebesar apartemen milik Jin yang bisa menampung semua member the seldom boys tapi tetap saja sangat membosankan menghabiskan sisa waktu sepulang sekolahnya hanya seorang diri di apartemen.

Setelah diantar pulang untuk berganti pakaian dan kembali lagi ke apartemen milik Jin, Mugi memituskan untuk menginap di apartemen milik Jin, lagi pula besok libur ia pasti menghabiskan waktu seharian di apartemen sahabatnya itu.

Saat senja mulai beranjak malam Mugi masih saja tidak mau berbicara pada Taehyung, Taehyung yang menyadari itu sedikit pusing dibuatnya, tidak biasanya Mugi kesal padanya untuk waktu yang lama tapi ini? Bahkan sampai sekarang pun Mugi enggan dekat dengannya apalagi berbicara dengannya.

Taehyung pun mengambil kunci motornya dari nakas yang berada di dekat sofa, memakai jaketnya dan menghampiri mugi.
"Apa?" Mugi menatap heran Taehyung yang tiba-tiba berada di depannya.

"Ayo ikut." Taehyung menarik tangan Mugi untuk mengikutinya.

"Heii... Kau mau kemana?" Mugi yang dibawa paksa oleh Taehyung mencoba meronta untuk melepaskan cengkraman tangannya. Taehyung pun akhirnya melepaskan cangkramannya dari tangan Mugi, menghela nafasnya lelah.

"Kau masih marah?" Bukannya menjawab pertanyaan Taehyung, Mugi justru memalingkan wajahnya sambil mengembungkan pipinya. Tak perlu menjawab, karna Taehyung sudah tau jawabannya.

"Tak jauh dari apartemen ini ada taman bermain. Ayo, kita pergi kesana." Belum sempat Mugi meng-iya-kan ajakan Taehyung tangannya sudah ditarik oleh Taehyung menuju bagasi.

Di sinilah mereka sekarang di taman bermain yang letaknya tak jauh dari apartemen Jin. Taehyung langsung mengajak Mugi menaiki beberapa wahana. Awalnya Mugi menolak namun Taehyung tetap tak menyerah, karna ia tau jika tempat ini adalah tempat kesukaan Mugi.

Awalnya Mugi mencoba mengabaikan celoteh Taehyung akan pemandangan menakjubkan yang kadang mereka temui, namun lama kelamaan ia ikut merasa senang. Entah kemana rasa kesal yang merundunginya sejak tadi pergi, yang jelas ia sekarang lebih antusias untuk menaiki satu persatu wahana, menarik Taehyung kesana kemari untuk terus mengikutinya.

Kini keduanya duduk disebuah bangku panjang yang letaknya berada di depan pancuran, setelah puas menaiki banyak wahana mereka memilih untuk duduk bersantai sambil memakan permen kapas yang sengaja dibeli Taehyung.
"Kau tidak marah lagikan?" Taehyung memperhatikan Mugi yang masih asik memakan permen kapasnya.

"Aku tidak marah padamu, aku hanya kesal padamu." Entah karna permen kapasnya terlalu enak atau memang Mugi masih kesal pada Taehyung yang jelas ia masih enggan melihat Taehyung.

"Itu sama Mugi." Taehyung mengusap kasar wajahnya saat mendengar pembelaan Mugi.

"Itu berbeda Taehyung, pokoknya itu beda." Mugi menatap kesal kearah Taehyung.

"Baiklah apapun itu apa kau masih tak mau berdamai denganku?" Taehyung menatap penuh harap Mugi, berharap iya menjawab akan berdamai dengannya. Namun nihil, Mugi sama sekali tak menjawab pertanyaan Taehyung.

"Yaa Lee Mugi, apa kau sebegitu kesalnya padaku?" Taehyung sedikit frustasi manakala Mugi tetap tak menanggapinya.

"Ya" Hanya satu kata yang keluar dari mulut sang sahabat itu, dan itu pun ia ucapkan tanpa mengalihkan menatapnya.

"Oh ayolah Mugi aku minta maaf, aku berjanji aku tidak akan mengulanginya lagi." Tatapan memohon yang jarang orang lain lihat itu kini kembali terlihat di hadapan mugi.

"Dari pada kau berjanji kau tidak mengulanginya lagi, mengapa kau tidak berjanji saja untuk tidak mencontek PR ku lagi?"

"Kalau itu aku tidak bisa." Taehyung tersenyum menampilkan sederet giginya senyum polos bak anak kecil. Melihat senyum polos itu tak bisa membuat mugi ikut tersenyum. Sebenarnya kekesalan Mugi sudah sedikit berkurang sejak Taehyung membawanya kesini.

"Yess kau memaafkanku." Tangan terkepal Taehyung melambung ke udara manakala ia melihat Mugi tersenyum padanya.

"Hei aku tidak bilang aku memaafkanmu."

"Ahahahaha sudahlah jangan berpura-pura, aku tau kau tidak lagi kesal denganku seperti tadikan? Aku mengetahuinya."

"Menyebalkan" Mugi mencibir kesal Taehyung sambil sedikit memajukan bibirnya.

"Hahahahaha tenanglah janjiku yang tadi pagi tetap ku tepati kok." Taehyung mengacak gemas rambut Mugi.

"Harusnya aku meminta membelikannya lebih banyak." Melihat Mugi terus menggerutu membuat gemas Taehyung, tanpa peduli Taehyung mencubit pipi chuby Mugi yang sedikit digembungkan.

"Kalau begitu ayo kita menaiki wahana yang lain." Taehyung sudah bersiap menarik tangan Mugi untuk mengikutinya, namun Mugi sedikit menahannya membuat Taehyung menyernyitkan dahinya.

"Sekarang sudah jam setengah sembilan Taehyung, sebentar lagi tempat ini akan tutup, dan kita belum makan malam. Kapan kita akan pulang? Pasti yang lain mencari kita."
"Eumm kau benar, bagaimana kalau kita membeli eskrim dikedai sana dulu baru setelah kita menghabiskannya kita kembali ke apartemen?"

"Baiklah, ayo." Disinilah mereka sekarang kembali kebangku panjang di depan air pancur sambil menghabiskan eskrim yang belum lama mereka beli.

Setelah mereka menghabiskan es krimnya mereka segera pulang kerumah dan mereka disambut dengan tatapan berbagai macam pertanyaan. "Aku tau aku salah membawanya kembali terlalu larut." Taehyung mengangkat kedua tangannya menandakan ia menyerah akan pertanyaan yang bahkan belum sempat terlontarkan dari para sahabatnya. Mugi hanya terkekeh menanggapinya.

"Mugi, dia tidak berbuat macam macam bukan?" Jimin membulak balikan tubuh Mugi, memastikan sahabat perempuan satu-satunya itu baik baik saja.

"kau tenanglah jimin, dia tidak macam macam padaku, dia hanya membawaku ke taman bermain." Mugi tertawa renyah saat jimin mengira sahabatnya itu berbuat macam-macam. Mugi merasa moodnya kembali membaik, Taehyung memang selalu tau bagaimana mengembalikan moodnya.

Bolehkah Taehyung merasa senang dan lega sekarang? Karna kini mood sahabat baiknya kembali seperti semula, walalupun sempat susah dibujuk tapi melihat Mugi terus bersikap seperti itu membuat Taehyung tak tahan untuk didiami lama-lama oleh Mugi. Mengacak gemas rambut Mugi saat melihat senyum yang selalu ia suka kini sudah terpancar kembali.

"Kalian sudah makan?" Tatapan mata menelisik dua orang yang kini tengah melakukan skinship. Namun dua orang itu hanya menggeleng sambil tersenyum, seakan tak mempunyai dosa sedikit pun. Mata Jin segera membulat manakala melihat jawaban itu. "Kalian keluar selama itu namun kalian belum makan?" Tatapnya tak percaya pada dua orang itu. Yang lagi-lagi hanya dijawab anggukan dari mereka.

"Kami hanya membeli es krim sebelum pulang tadi Jin, ahh dan Taehyung juga membelikanku permen kapas tadi"

"Makan es krim sebelum makan tidak bagus Mugi, kau kan tau kau mempunyai gangguan pencernaan, bagaimana jika itu kambuh?"

"Ahh aku melupakan Mugi yang punya gangguan itu Jin"

"Kau teman kecilnya bagaimana bisa kau lupa? Cepat kalian makan" Dua orang itu langsung berjalan cepat ke arah meja makan, jin yang marah ternyata sedikit seram, mereka sampai bergidik saat sudah berada di meja makan.

"Cepat habiskan makananmu, dan pergi ke kamarmu, kau akan menginap bukan?" Mugi hanya mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Taehyung. Mereka cepat-cepat menghabiskan makananya dan langsung tidur agar tidak mendapat amukan lagi dari sahabatnya.

The Seldom BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang