[TSB 10]

38 5 0
                                    

Kring..... Kring..... Kring.....

Mugi menggeliat tak nyaman saat bunyi alarm di samping nakas masuk ke indra pendengarannya. Perlahan ia membangunkan tubuhnya, meregangkan otot-otot tubuhnya adalah rutinitas yang ia lakukan selepas bangun tidur. Sempat merasa bingung dengan kamarnya yang berbeda namun tak lama setelahnya ia sadar kalau ini adalah kamar khusus dirinya yang disediakan oleh jin di apartemennya.

Mugi keluar kamar dengan tubuh yang sudah bersih, tentu saja, ia langsung mandi tadi. Menghampiri jin yang sudah memakai apron untuk menyiapkan makanan.

"Kau mau membuat sarapan apa jin-ah?" Mugi menatap jin yang hanya mematung didepan lemari pendingin.

"Entahlah, bahan makanan sudah hampir habis, aku jadi bingung membuat apa untuk sarapan." Jin tampak meneliti satu persatu bahan makanan untuk mengecek kesegaran makanan.

"Mungkin sekarang kita sarapan dengan roti dan selai saja mungkin nanti aku akan pergi untuk membeli bahan makanan untuk beberapa minggu kedepan." Jin mengeluarkan beberapa bungkus roti tawar dan selai, melepas apron yang sempat dipakainya.

"Tunggu, apa kau punya nasi?"

"Nasi? Sepertinya ada."

"Kalau begitu akan kubuatkan nasi goreng. Kita masih mempunyai bahan yang cukup untuk membuat nasi goreng." Mugi menyambar apron yang sempat diletakan oleh jin.

Kini dua orang itu mulai sibuk untuk menyiapkan sarapan, Jin mengambil alih untuk mengupas bawang sedangkan Mugi bagian mengolahnya menjadi makanan.

"Perlu kubantu?"

"Eumm, tidak usah karna ini sebentar lagi akan matang. Bagaimana jika kau membantu meletakkan piring dimeja makan jin-ah?" Memang Mugi kini mengalihkan pandangannya pada jin, namun tangannya tak berhenti untuk terus bergerak. Sesuai dengan perintah Mugi, Jin kini mengatur bagian meja makan.

"Apa sudah selesai? Letakan saja itu di sini." Jin memberikan mangkuk besar untuk menempatkan semua nasi gorengnya.

"Aku akan membangunkan yang lain dulu."

Kini semuanya sudah berkumpul di meja makan, walalupun masih terlihat jelas muka-muka mereka yang masih mengantuk tapi Jin dengan teganya membawa mereka untuk sarapan bersama. Suapan pertama terkesan untuk enggan memakan, namun setelah itu muka mereka semua sedikit berekspresi.

"Enak" suapan selanjutnya mereka makan dengan lahap, bahkan mereka meminta untuk menambah tapi sayangnya nasi goreng itu sudah habis.

Karna sebelumnya sudah ada Jin dan Mugi yang memasak, kini giliran bagi Jimin dan Taehyung yanh mencuci piring. Yang lainnya kini tengah bersantai di ruang tamu. Jungkook juga sudah berada di apartemen ini setelah beberapa waktu lalu Namjoon menghubunginya untuk datang ke apartemen. Memang diantara anggota The Seldom Boys hanya Jungkook yang tak tinggal di apartemen Jin.

"Joongkook-ah pindah lah kesini, masih ada kamar yang bisa kau tempati." Apartemen Jin bukanlah apartemen kecil yang biasanya hanya tersedia dua kamar, namun apartemen itu adalah apartemen yang besar dan terbilang mewah, mempunyai beberapa kamar dan fasilitas lengkap.

"Tapi apa harus aku pindah kesini?" Jungkook meneliti sekitaran apartemen milik Jin.

"Tidak juga sih, tapi kita hanya tidak ingin kau merasa asing pada kita semua, kalau kau pindah kesini kau bisa terbiasa pada kita semua." Memang, Jungkook masih belum terbiasa dengan sahabat barunya, mungkin pindah ke apartemen ini bisa menjadi cara baginya agar ia terbiasa dengan yang lainnya.

"Baiklah, akan ku pikirkan nanti." Semua yang ada di sana tersenyum penuh hangat pada Jungkook.

"Mugi-ah ayo kita jalan jalan" Taehyung yang baru saja keluar dari dapur langsung merampas kunci motornya. Mugi langsung berdiri semangat dan mengikuti Taehyung yang sudah beberapa langkah lebih jauh di depannya. Siapa yang tidak menolak tawaran jalan jalan saat weekend?

The Seldom BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang