TSB [18]

38 3 0
                                    

Seminggu sejak acara liburannya ke pantai, kini mereka sudah kembali menekuni berbagai buku mata pelajarannya. Ujian kenaikan kelas akan diadakan esok hari dan sekarang mereka menghabiskan hari minggunya dengan mempelajari beberapa buku.

"Ckk aku lelah" Taehyung membanting kasar bukunya di atas meja, membuat yang lainnya terganggu karna kini mereka semua sedang berkumpul bersama dalam satu meja yang cukup besar.

"Tidak bisakah kau diam? Kau menganggu kami" tatapan datar tetapi tersirat akan rasa kesal diberikan oleh Namjoon.

"Belajar membuat otakku panas" Taehyung berjalan kearah sofa yang tak jauh darinya dan mengeluarkan HPnya, sepertinya ia akan bermain game.

"Anak itu benar benar, seperti yang kita lihat diantara kita hanya dia yang paling sedikit memiliki minat untuk belajar. Namun otaknya itu tak bisa diremehkan begitu saja, ia selalu bertahan diposisi pertama juara umum" tatapan iri member lain pada Taehyung membuat Mugi ikut menatap Taehyung yang masih bermain gamenya di sofa, anak itu bahkan tak risih menerima banyak tatap mata dari orang.

Tetapi jika difikir ulang benar apa perkataan Namjoon soal Taehyung, ia memang sangat pemalas dan menolak keras jika diajak belajar bahkan ia selalu tertidur jika yang lain mengajaknya belajar bersama tetapi entah bagaimana otaknya itu tak bisa diragukan kemampuannya, hanya satu kelemahan dia di pelajaran yaitu matematika. Yahh walaupun ia masih bisa lebih unggul dari Mugi. Namun Mugi masih bisa menyamai keunggulan itu dan mereka bisa berada diposisi selaras.

"Lebih baik kalian fokuskan tatapan kalian pada buku kalian dari pada kalian menatapku itu sungguh tak berguna" memang fokusnya masih tertuju oleh benda yang sedang dimainkannya tetapi ancaman itu bisa ia berikan pada yang lainnya. Apa selama ini ia sadar jika ia diperhatikan? Tetapi ia lebih memilih untuk mengabaikan dan tak mempermasalahkan itu?

"Ahh aku iri padanya, wajah tampan, keluarga cukup berada, memiliki banyak bakat dan kekuatannya yang paling hebat plus ditambah ia juga pintar arrrghhh ia terlalu menyebalkan untuk menjadi manusia" Jimin mengacak rambutnya kesal mengingat kelebihan temannya itu.

"Berhenti untuk menatap kelebihan seseorang, pikirkan saja dirimu dan lihat kelebihanmu. Kau berisik tau ga? Mugi dari pada mendengar hal hal tak berguna lebih baik kita lanjutkan, merasa iri dengan kelebihan seseorang tak menjamin kita bisa mengalahkan orang itu" yahh sudah tak heran bukan kata kata pedas untuk menyindir itu keluar dari mulut Yoongi, itu adalah hal yang sangattt wajar bagi yang lain.

"Wuahh oppa kata katamu sangat menyindir seseorang" satu satunya wanita di sana mengangkat kedua ibu jarinya dan ia tunjukkan pada Yoongi, sepertinya wanita itu sangat terkesan dengan sindiran itu.

Teeekkk

Kedip
Kedip
Kedip

Tak ada yang bersuara sehabis ia berbicara, ada apa ini? Apa ia melakukan kesalahan? Ia salah mengucapkan sesuatukah?

"Oppa??"

"Yoongi??" Para member menatap penuh tanya pada dua insan yang terlihat kikuk saat semua mata di meja itu memfokuskan tatapannya pada mereka.

"Apa maksudnya ini Mugi? Kau mengkhianatiku?" Entah sejak kapan Taehyung menghentikan aktivitasnya ia sudah berdiri saja di depan Mugi.

"Eh itu a...apa maksudmu dengan mengkhianatimu Taehyung-ah?"

"Ckk kau membuatku kesal Mugi-ya"

"Eeeehhh Taehyung-ah kau mau kemana? Tunggu apa maksudmu dengan mengkhianatimu? Jelaskan dulu padaku Taehyung" Mugi dengan panik mengejar Taehyung. Namun sosok itu sudah menghilang dibalik pintu kamarnya dan sepertinya ia sengaja mengunci kamarnya tak memperbolehkan siapapun dulu menganggunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Seldom BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang