BAB 9 : MAAF

330 18 0
                                    

Malam ini Rafi dan Ilham sangat bosan di rumah mereka masing-masing. Rafi yang jomblo pengen jalan sama doi, tapi nya sama siapa? Masa iyah sama mimi peri.

Lalu, Ilham sangat merindukan bermain ps yang slalu ia mainkan setiap malam, tapi tidak untuk malam ini.

Kemarin saat bunda nya tiba-tiba masuk kamar dan memeriksa tas sekolah Ilham tanpa sepengetahuan nya.

Dan menemukan kertas ulangan matematika wajib dengan nilai yang membuat ngelus dada.

Ilham di ceramahi tujuh tahun tujuh bulan.

Dan bunda nya menyita belahan jiwa Ilham yaitu ps nya. Dan sekarang Ia sangat merana.

Ilham mengambil hp yang tergeletak di samping nya, lalu mengetik sesuatu di sana. Mencari nama mamis .

Yaps, Mamis adalah nama panggilan untuk Hafiz. Mamis itu singkatan, yaitu mata minimalis.

Hafiz itu matanya di bawah rata-rata. Ngeliat cewe keliatan nya garis semua, sampe Mika segitu cantiknya malah di jadiin friendZone.

Ilham. : Aa?

Hafiz : Ee.

Ilham. : bosen noe hhhhhh!

Hafiz : trs?

Ilham : napa keyboard lo? Ilang semua?

Hafiz : i

Ilham : itu apah anjir.

Hafiz : bysa y jg msk2 aj.

Ilham : peka banget sih ayang 😘

Hafiz : y

Ilham : fiz gue nanti kerumah lo boleh bawa nuklir sekalian ngga!!

Hafiz : serah

Ilham geleng-geleng kepala sambil mengelus dada nya miris. Untung teman, kalo ngga udah di jadiin sambal balado nih bocah.

Ia bersiap siap kerumah Hafiz. Tidak lama, hanya mengambil jaket dan kunci motor di laci. Lalu segera keluar kamar sebelum bunda nya tahu.

                                 ~~~~~~

Mika bosan. Sekarang masih jam sembilan malam dan ayah nya menyuruh Mika pulang untuk alasan belajar. Padahal Mika tidak ada pr.

Daripada bosan, Mika mengambil buku novel, lalu membaca dengan tenang tanpa pergerakan.

Tiba-tiba Pintu kamarnya di buka dengan tidak sopan. Tanpa ketukan dan sang empu nya hanya senyum tidak jelas tujuan.

Dengan masih memakai baju kokoh Adam mengahampiri Mika, lalu duduk di samping ranjang dan menampakkan muka sok imut minta di gedukin ke tembok.

Mika mengdengus kasar. Abang nya bikin mood buruk.

"Apa sih!" ucap nya dengan muka tertekuk.

Adam menunduk menahan tawa, kalo lagi marah menurut nya Mika tidak menakutkan, malah menggemaskan.

"Maaf ra. Gue gak maksud kok," Adam mendongak dan memegang tangan adiknya.

Mika menarik tangan nya, mengambil novel dan dipukul kan di kepala Adam dengan sedikit keras. Mampus.

"Maaf no sono ama Aceng!!" sentak Mika.

Aceng adalah orang gila di komplek perumahan Mika. Ia sebenernya Masih sangat muda dan seumur an dengan Adam. Tapi tidak tahu mengapa kejiwaan nya terganggu. Cuma memberi tahu.

Adam mengelus kepala nya yang terkena sasaran tangan ganas Mika.

"Masa lo gak mau maafin gue sih, ra?" rengek Adam.

Mika diam. Ia melirik ke arah Adam yang terus melihat ke bawah. Tiba-tiba ide muncul di kepala pintar nya.

Mika menjetikan jari. "Emm.. Okeh gue maafin. Asal ada syarat nya?" Mika bersedekap.

"Ya Allah ra, masa maap ajah ada syarat nya. Allah ajah maha pemaaf kok, masa lo kagak," Keluh Adam.

Adam bisa bertaruh. Pasti nanti Mika akan macam2 pada syarat itu.

Mika kembali mode galak. Dengan wajah yang di buat2 seperti anjing pak Maman tangga sebelah.

" Oh.. Jadi ngga mau? Yaudah. " Mika berucap dengan nada kicep.

Adam menghela nafas lelah. Sabar, dam. Ini demi maaf sang putri raja.

"Yaudah apa?" lanjut nya dengan malas.

Mika tersenyum senang. Ia menegakkan tubuh nya.

"Lo besok harus bawain bekel buat kak Anisa? Gimana?" tantang Mika pada Adam.

Dan saat itu juga mata Adam melotot ingin keluar. Melihat dari kejauhan saja sudah membuat Adam gemetar apalagi memberi bekal makan, bisa kejang dia.

"Iyah, gue coba," kata Adam pasrah.

                                      😻😻😻😻

Happy reading and jangan lupa Vote 🙏😘

RASA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang